Ubud Writers and Readers Festival 2022 Angkat Tema ”Memayu Hayuning Bawana”
Festival sastra dan seni Ubud Writers and Readers Festival 2022 digelar mulai Kamis- Minggu (27-30/10/2022). UWRF 2022 bertemakan ”Memayu Hayuning Bawana”, yang dimaknai ”Uniting Humanity”.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
GIANYAR, KOMPAS — Ajang literasi Ubud Writers and Readers Festival atau UWRF 2022 dimulai Kamis (27/10/2022) hingga Minggu (30/10/2022). Festival sastra dan seni tahun ke-19 di Ubud, Gianyar, kali ini mengangkat tema ”Memayu Hayuning Bawana”, yang dimaknai mempererat ikatan manusia dalam memperindah dunia.
Dalam sesi jumpa pers di Ubud, Gianyar, Rabu (26/10/2022), pendiri UWRF Janet DeNeefe mengungkapkan, setelah terkendala pandemi Covid-19, UWRF dapat digelar kembali. Janet menyatakan penyelenggaraan UWRF 2022 diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat penikmat dan pencinta sastra dengan sekaligus menikmati suasana Bali dan Ubud. ”Saya merasa senang karena kita semua dapat kembali berkumpul dengan menghadirkan semua energi kreatif,” kata Janet.
Hadir dalam jumpa pers penulis dan seniman dari Inggris Osman Yousefzada bersama seorang jurnalis dan juga peselancar asal Australia Tim Baker. Mereka dihadirkan bersama penulis lagu dan musisi Rara Sekar dan seorang jurnalis, yang juga penulis novel Aprila RA Wayar.
UWRF 2022 mengangkat tema ”Memayu Hayuning Bawana”, yakni sebuah filosofi Jawa kuno yang dimaknai prinsip untuk merawat, melindungi, dan memperindah alam semesta. Dalam ajang festival literasi UWRF, filosofi ”Memayu Hayuning Bawana” diterjemahkan ke dalam Uniting Humanity, atau menyatukan dan mempererat kemanusiaan dalam upaya merawat dan memperindah dunia.
Ajang UWRF, menurut Janet, memberikan kesempatan bagi publik untuk bertemu dan berdiskusi secara lebih dekat dengan para pembicara, yang dihadirkan di Ubud.
Adapun Aprila RA Wayar, yang lebih akrab disapa Emil, mengharapkan festival sastra UWRF menjadi kebangkitan sastra dan dunia literasi setelah pandemi Covid-19. Emil merupakan penulis, yang karyanya lolos ajang seleksi UWRF Emerging Writers pada 2012.
Dalam empat hari, mulai Kamis-Minggu (27-30/10), publik di kawasan Ubud dan sekitarnya dapat mengikuti beragam program, mulai dari diskusi sastra, pementasan puisi dan musik, peluncuran buku, penayangan film, maupun lokakarya untuk anak-anak dan kalangan umum. Sejumlah penulis, penyair, musisi, dan seniman dari Indonesia dan luar negeri turut menyemarakkan pelaksanaan UWRF 2022.
Tidak kurang dari 200 acara dijadwalkan digelar selama kegiatan UWRF 2022 di Ubud. Hari pertama UWRF 2022 pada Kamis (27/10) akan diisi perbincangan bersama Putu Oka Sukanta, penyair dan jurnalis yang pernah dibui tanpa diadili oleh rezim Orde Baru, di Restoran Indus, Ubud, seusai acara penyambutan festival. Pada Kamis malam digelar program Tribute to Richard Oh.
Perihal tema ”Memayu Hayuning Bawana” pada UWRF 2022, menurut Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati, yang juga menjadi patron UWRF I Ketut Suardana, menjadi tepat dikemukakan dalam situasi dan kondisi lokal, nasional, maupun internasional saat ini. Menurut Suardana, fenomena sosial belakangan ini menunjukkan terjadinya kerenggangan hubungan individu dengan individu, maupun dengan kelompok, bahkan dengan daerah.
Memayu hayuning bawana merupakan filosofi luhur yang sarat spiritualitas dalam tradisi Jawa, yaitu membangun peradaban dan persaudaraan demi memberikan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi semua insan semesta alam. Oleh karena itu, kata Suardana, pelaksanaan UWRF diharapkan mampu berkontribusi dalam upaya mempererat kemanusiaan.