Komnas HAM: Kamera CCTV di Lokasi Parkir Kanjuruhan Diganti Sehari Sebelum Pertandingan
Komnas HAM mengecek CCTV di Stadion Kanjuruhan yang diduga dihapus
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Spanduk bernada tuntutan untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan masih terpampang di sejumlah titik di area Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, sebagaimana diabadikan Kamis (20/10/2022) atau 20 hari pascatragedi yang menewaskan ratusan suporter Arema itu.
MALANG, KOMPAS-Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mengecek televisi pemantau atau CCTV di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang diduga dihapus. Hasilnya, ada penggantian kamera di titik parkir stadion satu hari sebelum pertandingan Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, Kamis (20/10) sore, mengatakan, pihaknya mendapat penjelasan detil dari teknisi yang bertugas di Stadion Kanjuruhan seputar CCTV yang ada. “CCTV di titik parkir yang katanya dihapus 3 jam, itu tadi dijelaskan oleh teknisi akibat kameranya, di titik parkir sana, diganti hari Jumat (30/9),” ujarnya.
Sebelum mengecek CCTV di stadion, pada hari yang sama Komnas HAM mendatangi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Malang guna mengecek penjualan tiket dan lainnya. Setelah itu, Komnas HAM berencana mengecek masalah terkait ekshumasi korban yang urung dilakukan.
Terkait proses penggantian kamera di lokasi parkir, menurut Choirul Anam proses instalasinya ternyata belum selesai. Sehingga pada hari H pertandingan ada gambar yang terekam dan tidak terekam secara sempurna. “Ada koneksi IP tidak nyambung antara induk sama yang dipasang karena belum diinstal dengan sempurna,” katanya.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022)
Begitu pula soal rekaman di depan barracuda polisi yang akan mengevakuasi pemain Persebaya, yang kabarnya hilang sekian menit, menurut Choirul Anam dari hasil pengecekan rekaman pukul 21.00-02.00 masih ada. Komnas HAM pun mengkopi semua rekaman CCTV, termasuk yang menjadi perhatian publik.
“Apakah dihapus dan tidak, yang katanya di depan, di pintu utama tidak ada, ada barangnya. Yang katanya di pintu parkir, yang katanya hilang lama sekali, itu karena instalasi ketika Hari Jumat belum selesai sampai hari H sehingga ada blank spot,” katanya.
Sebelumnya, dalam laporan yang diunggah di situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Kemanan, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menemukan adanya rekaman CCTV yang dihapus selama tiga jam lebih.
Sementara itu, terkait proses ekshumasi yang batal dilakukan, Anam mengatakan pihaknya tengah mendalami. Beberapa informasi sudah dia terima. Harusnya pukul 15.00 Komnas HAM bertemu sejumlah pihak terkait, namun karena masih mengecek CCTV maka rencananya tertunda malam ini.
“Jadi kami telah mendapatkan informasi dasar yang penting. Kami buat satu pertemuan di antara mereka semua. Cuman karena ini belum kelar maka dilakukan nanti malam,” ucapnya.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam (mengenakan batik) tengah mengecek televisi pemantau atau CCTV di salah satu ruang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/10/2022)
Kamis siang Kompas mendatangi rumah Devi Athok (43) di Desa Krebet Senggrong, Kecamatan Bululawang, namun tidak berhasil menemui yang bersangkutan. Pintu rumah tidak dibuka meski Kompas beberapa kali mengetuk. Devi pun tidak mengangkat telepon namun hanya membalas pesan Whatsapp singkat. “Takut salah saya mas,” ucapnya.
Devi merupakan orang tua yang kedua anaknya, DA (16) dan FA (13) meninggal akibat tragedi Kanjuruhan. Sebelumnya, ada rencana otopsi terhadap jenazah keduanya pada 20 Oktober ini namun Devi membatalkan pengajuan otopsi atas kedua anaknya itu.