Gagal Ginjal Akut Telan Korban, Obat Sirup Dilarang Beredar Di Sumsel
Dalam waktu dekat, Pemprov Sumatera Selatan akan memanggil seluruh dinas kesehatan kabupaten dan kota, serta tim ahli untuk melakukan mitigasi jika ditemukan kasus serupa.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS--Obat sirup untuk sementara dilarang diedarkan di sejumlah Sumatera Selatan. Kebijakan ini dikeluarkan sampai ada hasil penelitian lebih lanjut. Di Sumsel, penyakit gagal ginjal akut sudah merenggut dua orang korban jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Trisnawarman, Kamis (20/10/2022) mengatakan hingga saat ini sudah ada dua orang korban jiwa akibat gagal ginjal akut. Keduanya merupakan warga Palembang dan Lahat. "Kedua pasien tersebut didiagnosis mengalami gagal ginjal akut," ucap Trisnawarman.
Gejala yang dialami dimulai dengan batuk dan demam. Ketika dirawat pasien mengalami muntah-muntah dan sakit perut. Penyelidikan epidemiologis sudah dilakukan pada pasien yang berasal dari Palembang. "Adapun untuk pasien di Lahat sedang dilakukan penyelidikan epidemiologis," ucap Trisnawarman.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan memanggil seluruh dinas kesehatan kabupaten dan kota, serta tim ahli untuk melakukan mitigasi jika ditemukan kasus serupa. Sampel pasien pun sudah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan untuk diteliti.
Untuk mencegah terjadinya perluasan kasus, ucap Trisnawarman, pihaknya juga telah melarang obat sirup beredar untuk sementara waktu. "Ini sesuai dengan instruksi kementerian kesehatan sambil menunggu hasil penelitian lebih lanjut," ucapnya.
Pantauan Kompas di Apotek Maggha Mulia di Palembang, walau obat masih dipajang, namun pengelola apotek tidak melakukan jual-beli. "Sejak dua hari lalu, kami tidak lagi menjual obat sirup," ujar Asisten Apoteker Apotik Maggha Mulia Nilawati.
Walau penjualan obat sirup termasuk yang laris terjual namun sesuai dengan instruksi Kemenkes, kami larang konsumen untuk membeli berbagai jenis obat sirup untuk sementara waktu. "Kami sarankan untuk menggunakan obat non sirup," ucap Nilawati.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan walau sudah menelan banyak korban, pihaknya belum menetapkan status darurat. Hingga kini setidaknya ditemukan 200 kasus gagal ginjal akut dengan sebagian besar penderitanya berusia sekitar 1-6 tahun. "Dari jumlah tersebut 50 persen di antaranya meninggal dunia," ucapnya.
Agar tidak meluas, kebijakan untuk melarang peredaran obat sirup sudah diberlakukan secara nasional sampai ditemukan hasil lebih lanjut. Muhadjir mengatakan semua instansi terkait melakukan upaya untuk mendeteksi lebih lanjut keberadaan zat yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut tersebut.
Kemenkes menemukan tiga zat berbahaya yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut misterius yakni ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE. "Saya imbau untuk tidak dulu mengonsumsi obat sirup," ucapnya.
Kasus serupa juga ditemukan di negara Afrika dengan zat yang berasal dari Asia Selatan. "Sampai sekarang obat impor dari negara Asia Selatan belum terdeteksi," ucapnya.