Demi Keselamatan, PLN Padamkan Aliran Listik di Lokasi Bencana Banjir Jatim
Ribuan rumah warga di Jawa Timur terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter. Demi keselamatan, aliran listrik ke rumah warga pun dimatikan untuk sementara waktu.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Cuaca ekstrem yang melanda Jawa Timur mengakibatkan bencana banjir, banjir bandang, dan longsor terjadi di sejumlah kabupaten. Ribuan rumah warga terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter. Demi keselamatan, aliran listrik ke rumah warga pun dimatikan untuk sementara waktu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, bencana terjadi di Kabupaten Malang, Blitar, Banyuwangi, dan Trenggalek. Banjir di Malang, misalnya, terjadi karena Sungai Panguluran, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, meluap.
Luapan terjadi karena volume air sungai terus bertambah setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Senin (17/10/2022) pagi pukul 04.00. Luapan air sungai itu memasuki permukiman dan menggenangi rumah-rumah warga dengan ketinggian hingga 1,5 meter. Sedikitnya ada empat desa yang tergenang, yakni Sitiarjo, Tambakrejo, Kedungbanten, dan Tambaksari.
”Aliran listrik di daerah-daerah yang terdampak banjir kami padamkan untuk mengantisipasi bahaya dan akan segera kami normalkan setelah air surut atau kondisi dinilai aman,” ujar Manager PLN UP3 Malang M Farqi Faris, Selasa (18/10/2022).
Farqi mengatakan sedang melakukan serangkaian upaya penanganan dampak bencana banjir di Malang terhadap jaringan listrik. Upaya itu diawali dengan pendataan material atau jaringan yang rusak termasuk gardu listrik yang terdampak banjir.
Setelah menyelesaikan pendataan, PLN menyiapkan material perbaikan. Setelah itu memulai mengerjakan perbaikan jaringan listrik yang terdampak bencana, seperti tiang listrik, gardu listrik, dan konstruksi jaringan lainnya.
”Tercatat hingga pagi tadi, sebanyak 129 gardu distribusi dari total 137 yang terdampak sudah menyala. Saat ini tersisa delapan gardu listrik yang masih dipadamkan karena air belum surut,” kata Farqi.
PLN memohon maaf terkait kebijakan pemadaman sementara yang dilakukan. Kebijakan itu diambil untuk memastikan keamanan masyarakat agar mereka terhindar dari bahaya sengatan. Setelah benar-benar siap untuk dinyalakan, PLN akan segera mengoperasikannya kembali.
Farqi mengimbau masyarakat yang rumahnya atau lingkungan di sekitarnya masih tergenang banjir agar mematikan listrik dari meter circuit breaker (MCB) dan mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak.
Selain itu, mereka harus menaikkan atau memindahkan semua alat elektronik ke tempat yang lebih aman. Apabila aliran listrik di sekitar rumah belum padam, segera hubungi contact center 123, aplikasi PLN Mobile, atau Kantor PLN terdekat guna meminta untuk dipadamkan.
Farqi menyarankan, setelah banjir surut, masyarakat tidak tergesa-gesa menyalakan alat elektroniknya. Mereka harus memastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering dan aman untuk menyalurkan energi listrik.
Siaga bencana
Sementara itu, PLN juga terus berupaya menekan gangguan dan meningkatkan keandalan pasokan listrik saat cuaca ekstrem pada musim hujan kali ini. Salah satunya dengan memastikan kesiapsiagaan personel serta alat berat untuk melakukan evakuasi dan pengamanan infrastruktur kelistrikan jika terjadi banjir, pohon tumbang, ataupun bencana lainnya.
General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran mengatakan, pengamanan dilakukan guna mengantisipasi bahaya kelistrikan. Pihaknya tetap mengutamakan keselamatan warga ketika terjadi kondisi darurat atau emergency.
”PLN telah menyiagakan personel untuk tetap siaga menghadapi musim hujan dan cuaca ekstrem. Peralatan berat tetap kami siagakan untuk bisa gerak cepat melakukan pengamanan dan evakuasi jika terjadi hal di luar kontrol,” kata Lasiran.
Setidaknya 136 personel pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) yang dilengkapi 13 skylift dan 8 unit armada PDKB Sentung Langsung (SL) terus bekerja keras. Selain itu, 10 unit armada PDKB dikerahkan menggelar kegiatan pemeliharaan borderless di berbagai unit untuk menjaga kualitas pasokan listrik.
PLN melakukan serangkaian upaya mulai dari inspeksi rutin seluruh jaringan hingga pemeliharaan tanpa padam yang terus diupayakan untuk menjaga keandalan pasokan listrik saat musim hujan. Bahkan pemeliharaan borderless (lintas unit) diselenggarakan secara rutin di sejumlah wilayah untuk menemukan titik rawan dan potensi yang mengganggu pendistribusian listrik.
Untuk bisa mengantisipasi terjadinya kerusakan infrastruktur jaringan listrik, PLN telah meninggikan lokasi gardu induk di wilayah berpotensi banjir. Selain itu, PLN secara konsisten memeriksa distribusi listrik untuk memastikan posisinya aman dan tidak membahayakan masyarakat sekitarnya.
”Kami juga mengimbau masyarakat untuk bisa memastikan instalasi kelistrikan di rumah aman dan rutin melakukan pengecekan,” ucap Lasiran.
Jika mendapati potensi bahaya kelistrikan, Lasiran mengimbau masyarakat segera melapor. Seluruh layanan kelistrikan dapat diakses masyarakat melalui PLN Mobile. Pihaknya berjanji terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.