Gempa bermagnitudo 4,5 mengguncang Lombok Timur, NTB. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan akibat kejadian itu.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
Kompas
Gempa tektonik bermagnitudo 4,5 mengguncang Lombok Timur dan dirasakan di wilayah lain di Pulau Lombok dan Sumbawa, Minggu (16/10/2022).
MATARAM, KOMPAS — Gempa tektonik bermagnitudo 4,5 mengguncang Lombok Timur dan dirasakan di wilayah lain di Pulau Lombok dan Sumbawa, Minggu (16/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum menerima laporan kerusakan akibat kejadian itu.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi di Mataram, Minggu pagi, mengatakan, berdasarkan hasil analisis mereka, episenter gempa terletak pada koordinat 8,73 derajat Lintang Selatan dan 116,62 derajat Bujur Timur. Tepatnya di laut pada jarak 13 kilometer Tenggara Lombok Timur pada kedalaman 10 kilometer.
Menurut Ardhianto, jika melihat episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal. Gempa dipicu oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut.
Guncangan terasa, tetapi sebentar saja. (Pitoni)
Ardhianto menambahkan, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa tektonik bermagnitudo 4,5 mengguncang Lombok Timur dan dirasakan di wilayah lain di Pulau Lombok dan Sumbawa, Minggu (16/10/2022).
Meski demikian, guncangan gempa terasa di Pulau Lombok dan Sumbawa. ”Guncangan terasa, tetapi sebentar saja,” kata Pitoni (41), warga Lombok Tengah.
Hingga pukul 11.20 Wita, tidak ada gempa susulan yang terjadi. Kondisi terpantau berjalan normal. Meski merasakan gempa, masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa lagi.
Dalam rumah
Ardhianto menambahkan, berdasarkan laporan masyarakat, guncangan dirasakan di wilayah Lombok Timur pada skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI) atau skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Pada skala itu, biasanya getaran dirasakan nyata dalam rumah.
”Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi,” katanya.
Selain itu, guncangan gempa juga dirasakan Sumbawa Barat, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Mataram pada skala III MMI. Biasanya pada skala itu, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Muhammad Hamdiana (57) memeriksa kondisi rumahnya yang rusak di perumahan Roemah Mandalika, Dusun Montong Razak, Desa Batu Nyala, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (22/8/2022). Rumah tersebut rusak akibat gempa bermagnitudo 5,8 yang mengguncang Bali dan NTB pada Senin pukul 16.36 Wita.
Menyikapi kejadian itu, Ardhianto mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
”Kami meminta masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa. Juga memastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
Ardhianto juga mengimbau masyarakat untuk mengakses sumber informasi dari BMKG melalui berbagai kanal komunikasi resmi, baik itu Instagram, Twitter, dan website. Selain itu, ada aplikasi pada perangkat pintar berbasis Android dan iOS.
Selama periode 30 September-7 Oktober 2022, Stasiun Geofisika Mataram mencatat telah terjadi gempa bumi sebanyak 164 kejadian.
Menurut Ardhianto, gempa bumi didominasi oleh kejadian dengan magnitudo kurang dari 3 dan kedalaman dangkal kurang dari 60 kilometer.
Dikatakan Ardhianto, aktivitas gempa didominasi di daerah sumber gempa bumi, yakni Back Arc Thrust (Sesar Naik) Utara Bima dan Dompu serta Sesar Lokal Sumbawa Barat.
Dari 164 kejadian tersebut, menurut Ardhianto, tidak terdapat kejadian gempa bumi yang guncangannya dirasakan di wilayah NTB.