Penghormatan atas Kehidupan dan Martabat Manusia Diperkuat
Peringatan dua dekade Tragedi Bom Bali 1 menjadi momen penguatan komitmen bersama untuk memerangi terorisme, membangun rasa damai, serta menghormati kehidupan dan martabat manusia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Tragedi peledakan bom di Kuta, Badung; dan Kota Denpasar tahun 2002 atau dikenal sebagai Tragedi Bom Bali 1 menjadi sejarah mengerikan bagi umat manusia. Peringatan 20 tahun atau dua dekade Tragedi Bom Bali 1 menjadi momen untuk menguatkan komitmen bersama dalam memerangi terorisme, membangun rasa damai, serta menghormati kehidupan dan martabat manusia.
Peringatan itu digelar Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada Rabu (12/10/2022) di Nusa Dua dan Kuta, Badung. Bersama sejumlah tokoh dari dalam negeri dan dari luar negeri, Kepala Densus 88 Antiteror Polri Inspektur Jenderal Marthinus Hukom dalam kesempatan itu menegaskan pentingnya memanusiakan seluruh manusia serta menghormati martabat dan hak hidup umat manusia.
Marthinus menyatakan, Indonesia bertekat dan bersemangat kuat untuk bekerja sama dan bersama-sama menciptakan perdamaian tanpa kekerasan serta menjaga kehidupan, kebebasan, dan keseimbangan hidup. ”Peringatan (tragedi bom Bali) ini memaknai tiga hal, yaitu kehidupan, kebebasan, dan keseimbangan hidup,” kata Marthinus.
Marthinus bersama para tokoh dan pelaku sejarah kemudian secara bersama-sama melepaskan tukik dan penyu ke pantai di Nusa Dua, Badung, dalam seremoni bertemakan ”Harmony in Diversity”. Mereka juga melepaskan 100 merpati. Para tokoh dan pelaku sejarah itu, antara lain, perintis Densus 88 Gories Mere, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme di Indonesia Ansyaad Mbai, Pemimpin Pondok Pesantren Soko Tunggal KH Nuril Arifin Husein, dan Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid. Hadir pula perwakilan dari penyintas dan keluarga korban tragedi Bom Bali.
Ledakan bom bunuh diri di Bali pada 12 Oktober 2002 terjadi di Kuta dan Kota Denpasar. Peledakan di Legian, Kuta, telah menyebabkan sekitar 202 orang meninggal, termasuk 38 warga negara Indonesia dan 88 warga negara Australia. Sementara peledakan di Kuta mengakibatkan ratusan orang terluka.
Keluarga korban Bom Bali, Ni Luh Erniati (52), menyatakan, Pemerintah Indonesia sudah memberikan perhatian terhadap penyintas dan keluarga korban aksi teror, termasuk kepada korban Bom Bali. Pemerintah sudah memberikan kompensasi kepada penyintas.
”Kami tetap berharap perhatian pemerintah tidak berhenti sampai penyerahan kompensasi, tetapi dapat tetap berlanjut ke depannya,” kata istri dari almarhum I Gede Badrawan, salah seorang korban meninggal dalam peristiwa Bom Bali di Kuta, 2002.
Yenny Wahid mengungkapkan, Tragedi Bom Bali dan aksi teroris menggambarkan adanya pihak-pihak yang mengatasnamakan aksinya membela Tuhan, tetapi melukai makhluk Tuhan. Gus Dur pernah menyatakan, Tuhan tidak perlu dibela. Yang perlu dibela adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dianiaya. ”Hari ini kita berkumpul untuk memperingati kehidupan, memperingati dan mengingatkan kita semua serta menguatkan komitmen semua untuk memerangi terorisme,” kata Yenny
Lebih lanjut Yenny Wahid mengatakan, tragedi Bom Bali menjadi sejarah mengerikan bagi umat manusia dan menjadi pukulan terhadap kemanusiaan. Akan tetapi, menurut Yenny Wahid, tragedi di Bali itu kemudian memunculkan hal baik, di antaranya respons dan gerak cepat pemerintah dalam mengungkap kasus Bom Bali. Salah satu respons dan gerak cepat pemerintah, menurut Yenny Wahid, adalah dengan membentuk Densus 88 Antiteror yang tidak hanya berhasil mengungkap kasus Bom Bali, tetapi juga mampu membongkar jaringan teror di Indonesia.
Di Australia
Peringatan dua dekade Bom Bali 1 juga digelar sejumlah tokoh di beberapa tempat di Australia. Dalam siaran persnya, Kementerian Luar Negeri Australia menyampaikan, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menghadiri kebaktian di Cooge, Sydney. Sementara Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menjadi tuan rumah peringatan Tragedi Bom Bali di Gedung Parlemen di Canberra. Adapun mantan Perdana Menteri Australia John Howard disebutkan menghadiri upacara peringatan Bom Bali di Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Bali.
Dalam siaran persnya, Menlu Australia Penny Wong menyatakan, Australia memperingati 20 tahun sejak Bom Bali 2022 dan kehilangan tragis 202 nyawa manusia, termasuk 88 warga Australia dan 38 warga Indonesia.
Dengan memperingati tragedi yang berdampak pada banyak orang tersebut, diperingati pula kehidupan para korban serta keberanian dan ketahanannya yang ditunjukkan oleh para penyintas dan keluarga mereka. Menlu Australia itu juga menyatakan, Australia berkomitmen melawan kekerasan terhadap kemanusiaan serta menegaskan kembali rasa hormat dan kerja sama.