Durian, ”Harta Karun” Terpendam di Rimba Kalimantan
Durian lokal di rimba Kalimantan Barat bak ”harta karun” terpendam. Setiap dieksplorasi, ditemukan durian unggul hingga jadi sentra genetik durian terbaik. Durian si blih dari Kalbar, misalnya, mengungguli musang king.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·6 menit baca
Durian lokal di rimba Kalimantan Barat bak ”harta karun” terpendam. Setiap dieksplorasi, terus ditemukan durian berkualitas unggul sehingga menjadi sentra genetik durian terbaik. Bahkan ada durian yang dalam beberapa aspek mengungguli durian musang king.
Kepala Unit Pelaksana Tugas Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat sekaligus anggota tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar, Anton Kamaruddin, Rabu (28/9/2022), mengatakan, Kalbar memiliki 10 jenis varietas durian unggul yang telah dirilis Kementerian Pertanian. Sembilan di antaranya jenis durian (Durio zibethinus) dan satu lagi jenis Durio kutejensis atau beberapa kelompok masyarakat menyebutnya pekawai.
Varietas durian unggul nasional di Kalbar yaitu aspar, raja maba, sawah mas, kalapet, mansau, manjar, lokat, rimbut, torong, dan serumbut. Dari 10 jenis durian itu, delapan jenis terdapat di Kabupaten Sanggau, satu jenis di Kabupaten Melawi, dan satu jenis dari Kabupaten Landak.
Namun, diperkirakan masih banyak durian kualitas unggul tersembunyi di hutan Kalbar. Kearifan lokal salah satu aspek penting sebagai ”benteng” pertahanan buah-buah lokal. Pengajar di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak, Siti Masitoh Kartikawati, yang pernah meneliti buah-buah lokal Kalbar, menjelaskan, tembawang merupakan keunikan kearifan lokal masyarakat dalam menjaga plasma nutfah buah-buahan lokal.
Tembawang merupakan kawasan sebagai bagian dari hutan adat yang secara historis pernah dijadikan ladang dan didiami penduduk khususnya masyarakat Dayak. Kawasan itu kini menjadi hutan karena dilestarikan dengan ditanami biodiversitas, lalu diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, aspek agroklimat turut memengaruhi. Ketua Yayasan Durian Nusantara yang juga anggota ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar Mohamad Reza Tirtawinata menuturkan, Kalimantan khususnya Kalbar merupakan sentra materi genetik durian. Hampir semua genus Durio zibethinus ditemukan di Kalimantan dengan variasi luar biasa. Tanah Kalbar subur, curah hujan cukup, dan dilintasi garis khatulistiwa.
Potensi durian Kalbar ternyata di tengah hutan yang bisa dikatakan belum terjamah manusia. Publik di Tanah Air mungkin hanya mengenal durian yang sudah ada di atas meja, seperti durian hitam, montong, dan musang king yang merupakan durian negara jiran Malaysia. Padahal di Kalbar ada durian yang dalam beberapa aspek lebih unggul.
Guru Besar di Program Studi Agroekoteknologi Departemen Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang juga bagian dari anggota tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar, Syaiful Anwar, mengatakan, durian yang ditemukan di Kalbar umumnya durian petani di perbukitan. Bahan organik di perbukitan Kalbar tempat durian tumbuh tetap terkonservasi.
Dengan bahan organik yang tetap terkonservasi bisa menjaga keasaman tanah yang ideal untuk tanaman. Daerah perbukitan yang alami, tanahnya tertutupi biomassa (daun, ranting, dan sebagainya) yang jatuh. Artinya, kembali lagi ke tanah dan terus-menerus secara alami. Itulah yang mendominasi mempertahankan kesuburan tanah selama ini.
Bahan organik yang cukup tinggi masih bisa mengikat air. Hingga kedalaman 20 sentimeter masih ada kandungan organik. Kalau ditambah dengan yang non-organik, buah durian di Kalbar akan lebih baik lagi.
Durian masa depan
Reza menuturkan, di Kalbar terdapat banyak durian kualitas unggul yang tersebar di pedalaman. Setiap dieksplorasi akan ditemukan lagi durian dengan kualitas unggul. Di Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sanggau, perbatasan Indonesia-Malaysia, pihaknya menemukan durian si blih yang dalam beberapa aspek mengungguli musang king.
Kabupaten Sanggau merupakan sumber plasma nutfah durian yang luar biasa karena ada Sungai Sekayam. ”Sungai Sekayam hulunya ternyata dari Suruh Tembawang tempat durian si blih berada. Ketika masuk ke hutan, (kami) menjumpai pohon durian dalam ukuran besar menjulang tinggi, berusia puluhan bahkan ratusan tahun,” tutur Reza.
Menurut Reza, durian si blih dalam beberapa aspek lebih baik daripada musang king. ”Mungkin tidak semua orang sependapat dengan Yayasan Durian Nusantara karena belum ada bukti durian si blih yang bisa dicicipi banyak orang. Namun, saya sudah mencoba semua jenis buah durian yang ada dan yang dikenal,” ujarnya lagi.
Dari sisi rasa, durian si blih dan musang king imbang, ada manis gurih, dan sedikit pahit. Warnanya sama kuning kunyit. Kalu bicara biji, menang si blih bijinya kecil dan di tengah ada satu. Biji musang king memang kempes, tetapi terkadang bijinya ada yang keluar dari daging, sedangkan pada si blih dagingnya tebal sekali.
Dari sisi ketahanan, musang king sudah kalah dibanding si blih. Musang king maksimal 2 x 24 jam sudah pecah, masuk angin, sehingga kualitasnya bisa turun. Sementara durian si blih dari Suruh Tembawang bisa tahan empat hingga lima hari buahnya masih tertutup sehingga tidak mengalami penurunan kualitas berarti.
Jumlah daging yang bisa dimakan pada durian si blih 33-34 persen. Sementara musang king di bawah 30 persen. Jumlah daging yang bisa dimakan untuk durian di Kalbar bahkan ada di atas 40 persen, yaitu durian serumbut dari Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau. Kemudian durian balening, jumlah daging yang bisa dimakan 47-50 persen, juga dari Balai Karangan.
Musang king dari perkebunan yang sudah terawat baik dengan pemupukan dan pemeliharaan lainnya. Sementara durian si blih masih seadanya tumbuh di hutan, belum dibudidayakan, tetapi kualitasnya baik.
Secara industri, musang king menang karena jauh lebih populer dan mudah didapatkan orang di mana saja. Sementara durian si blih belum. Namun, si blih adalah durian masa depan 10-25 tahun ke depan. Oleh karena itu, harus ada yang membantu mengembangkan durian Kalbar.
Selamatkan keanekaragaman
Keanekaragaman tersebut harus diselamatkan. Jangan sampai pohon induk tunggal (PIT) durian-durian kualitas unggul di hutan Kalbar hilang karena tersambar petir ataupun terkena alih fungsi lahan yang pada akhirnya Kalbar bisa kehilangan ”harga karun”.
Kontes durian menjadi salah satu pintu masuk menjaring durian-durian unggul yang masih tersembunyi di rimba Kalbar. Kalbar termasuk sering melaksanakan kontes durian. Baru-baru ini, kontes durian dilaksanakan di Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang.
PIT durian yang menjuarai kontes kemudian ditelusuri di hutan. Warga pemilik PIT kemudian diedukasi untuk memperbanyak bibit, misalnya dengan teknik sambung pucuk. Dengan demikian diharapkan ke depan durian unggul tidak punah dan banyak yang bisa membudidayakan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga memberi pendanaan skema penelitian ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar bagi peneliti. Guru Besar Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Amin Retnoningsih, yang menjadi ketua tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar, menuturkan, pendanaan dari BRIN sangat berarti bagi peneliti yang berkecimpung dalam bidang plasma nutfah ataupun bidang-bidang lain yang harus mengeksplorasi sebelum melakukan identifikasi.
Sumber daya genetik (plasma nutfah) di Kalimantan luar biasa. Ia ingin sekali durian unggul lokal dapat bersaing menjadi komoditas yang menguntungkan bagi masyarakat khususnya. Durian banyak hidup di Kalimantan.
Uniknya, durian di Kalimantan kebanyakan tumbuh alami dan satu varietas satu pohon. ”Kalau kebetulan itu durian enak, kemudian ada apa-apa dengan pohonnya, maka hilanglah plasma nutfah itu. Jadi, perlu sekali membuat duplikasi yang ada di lapangan,” tuturnya.