Tregedi Kanjuruhan tidak hanya menyebabkan luka fisik dan ratusan nyawa tercerabut, tetapi juga luka psikis yang mesti disembuhkan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat memberikan pembekalan kepada tim Trauma Support Mobility yang akan terjun membantu korban Tragedi Kanjuruhan, di Universitas Muhammadiyah Malang, Kamis (6/10/2022).
MALANG, KOMPAS — ”Tragedi Kanjuruhan tidak hanya merenggut 131 jiwa dan ratusan lainnya terluka. Tragedi itu juga berdampak terhadap psikis suporter Aremania, baik itu yang datang ke lapangan maupun di rumah, khususnya kaum perempuan dan anak. Luka psikis dinilai lebih sulit disembuhkan ketimbang luka fisik.
Untuk memberikan pelayanan bagi korban yang trauma, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta keberadaan korban psikis ditelisik. Jangan sampai yang mendapatkan perhatian hanya mereka yang cedera dan menjalani perawatan di rumah sakit, tetapi juga yang berada di rumah.
”Termasuk mereka yang tidak menonton, tetapi terimbas akibat ada keluarga yang menjadi korban. Kemarin terbukti banyak itu (ada yang stres) karena anak meninggal, istri meninggal, suami-istri meninggal, tinggal anak sendiri. Itu perlu ditelisik betul dari sisi mental,” ujarnya.
Muhadjir mengatakan hal itu seusai memberikan pembekalan kepada tim Trauma Support Mobility yang akan terjun membantu korban Tragedi Kanjuruhan, di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), di Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).
Kami masih sulit mendapatkan data suporter anak dan wanita. Karena tiket penonton sepak bola tidak menyebut ada by name by addres.
Mengenai caranya, menurut dia, ada beberapa, salah satunya dengan upaya jemput bola mendatangi klien. Muhadjir juga menyarankan Pemerintah Kabupaten/Kota Malang untuk menggunakan Dana Siap Pakai APBD. Dana itu bisa digunakan untuk menangani kondisi darurat seperti saat ini.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Tim Trauma Support Mobility yang akan terjun membantu korban Tragedi Kanjuruhan, di Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).
Pada kesempatan ini, Muhadjir mengajak perguruan tinggi dan organisasi profesi psikologi di Malang untuk turun membantu proses pemulihan psikis warga.
”Sejauh ini, mereka sudah bergerak, tinggal merapikan dan memerluas dengan melibatkan lebih banyak orang. Masih banyak saya kira organisasi profesi bidang psikologi yang belum dilibatkan, termasuk mahasiswa,” katanya.
Adapun terkait dengan anak yang menjadi yatim atau yatim piatu akibat peristiwa ini, Muhadjir mengajak semua pihak ikut membantu. Pihaknya juga sudah meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk menjamin pendidikannya melalui Kartu Indonesia Pintar.
”Insya Allah, kita percaya semua akan memberikan perhatian. Kemarin, dari Kapolri instruksikan Kapolda untuk memperhatikan. Saya juga sudah minta ke Bu Risma untuk masa depan pendidikan dijamin dengan Kartu Indonesia Pintar. Jangan sampai peristiwa yang menyedihkan ini berkepanjangan,” katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang Arbani Mukti Wibowo mengatakan, pada hari kedua tragedi, pihaknya sudah membuat hotline pengaduan dengan sasaran semua anak dan perempuan yang ikut menjadi suporter.
DP3A juga bekerja sama dengan kampus dan Himpsi. Seiring perjalanan waktu, fokus penanganan ditujukan kepada anak-anak yang orangtuanya meninggal. Selain itu juga anak yang cedera karena psikis mereka pasti juga ikut kena.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menanti kedatangan Presiden Joko Widodo di halaman IGD RSUD Saiful Anwar, Rabu (5/10/2022).
”Sebenarnya bukan hanya korban fisik, melainkan semua suporter anak dan perempuan yang harus kami tangani. Namun, kami masih sulit mendapatkan data suporter anak dan wanita. Karena tiket penonton sepak bola tidak menyebut ada by name by addres,” ucapnya.
Mulai hari ini, pihaknya akan menyasar wilayah Kecamatan Wagir di mana terdapat korban anak terbanyak, yakni 12 orang. Dari jumlah itu, lima anak meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka (dua anak yang mengalami luka berat masih opname dan lima anak yang mengalami luka ringan masih rawat jalan).
”Ini kami sasar untuk didatangi. Untuk selanjutnya, apabila ada bantuan tenaga lain, kami bisa sasar data di kecamatan lain,” kata Arbani yang mengaku untuk biaya operasional menggunakan dana alokasi khusus yang jumlahnya terbatas.
Dekan Fakultas Psikologi UMM Muhammad Salis Yuniardi mengatakan, DP3A Kabupaten Malang telah berkoordinasi dengan Fakultas Psikologi UMM dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Malang serta beberapa kampus lain untuk memberikan layanan psikososial.
”Kami sudah jalan mulai Senin (3/10/2022) pagi. Kalau membuat posko, saat itu belum memungkinkan. Sebab, berdasarkan informasi, para korban masih di rumah dan trauma keluar rumah. Begitu Senin pagi (hotline) dibuka, banyak yang masuk dan dilayani melalui hotline,” tuturnya.
Selain itu, tim dan DP3A juga ada yang berkunjung ke rumah. Sinergi dengan lembaga lain kemudian dilakukan, seperti dengan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Universitas Merdeka Malang, Universitas Brawijaya (UB), Save the Children, dan beberapa sukarelawan lain.
”Beberapa bentuk kegiatan yang kali ini dilakukan adalah layanan online dan ternyata efektif. Kami juga mendirikan posko, baik UMM sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain,” ucapnya.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Pelajar berdoa untuk teman mereka yang menjadi korban bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Rabu (5/10/2022).
Menurut Salis, pihaknya juga sudah melatih mahasiswa yang akan mengisi posko yang ada. Sebagian mahasiswa akan turun ke rumah-rumah guna melakukan assessment dan intervensi awal. Jika ada korban yang butuh rujukan, akan dioper ke Himpsi, Fakultas Psikologi UMM, Fakultas Psikologi UB, dan kampus lainnya.
”Kami juga buka layanan yang sifatnya koordinasi dengan Aremania dan DP3A. Direncanakan, koordinator wilayah akan mengumpulkan para korban di wilayahnya dan selanjutnya kami bisa memberikan konseling kepada mereka secara berkelompok,” katanya.