Geliat Wisata Pulau Dewata Kian Terasa
Data BPS Provinsi Bali mengindikasikan kunjungan wisatawan ke Bali semakin bertambah. Penambahan kunjungan wisatawan juga dipengaruhi bertambahnya rute penerbangan internasional ke Bali.
Belakangan ini arus kunjungan ke Pulau Dewata semakin deras, kendati secara kuantitas maupun kualitas belum seperti situasi sebelum pandemi Covid-19. Minimal segala lini usaha terkait perekenomian Bali, dengan pariwisata sebagai jantungnya, secara perlahan mulai menggeliat.
Pegawai hotel, penginapan, restoran, kafe hingga toko yang sempat dirumahkan, atau diliburkan, kini mulai aktif kembali. Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pun kembali berproduksi karena permintaan pasar pun terus meningkat.
"Kembali ke Bali" kini digalakkan oleh berbagai lapisan di negeri ini. Wisatawan diajak berkunjung lagi setelah dua tahun kaki tak bisa melangkah ke mana-mana. Hasilnya, provinsi dengan delapan kabupaten dan satu kota ini kembali ramai. Tak sekadar piknik, "Kembali ke Bali" dibalut dengan berbagai acara rapat, pertemuan, pernikahan, reuni, hingga arisan. Paling penting dari kehadiran wisatawan adalah roda ekonomi Provinsi Bali kembali bergerak.
Indikator meningkatnya wisatawan ke Pulau Dewata terlihat dari dataBadan Pusat Statistik Provinsi Bali. Tercatat, selama periode Januari 2022 sampai Agustus 2022 ada 894.667 kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Jumlah kedatangan wisman ke Bali sebanyak itu mencapai 51,70 persen dari total kedatangan wisman ke Indonesia sejak Januari 2022 hingga Agustus 2022, yang mencapai 1.730.426 kunjungan.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Made Agus Adnyana, Senin (10/10/20220, menyebutkan, sejak pintu internasional Indonesia melalui Bali dibuka mulai Februari 2022, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terus meningkat.
Tren peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali terjadi seiring bertambahnya jumlah penerbangan rute internasonal dari Bali maupun menuju ke Bali. Agus menambahkan, tren positif sektor pariwisata di Bali itu juga dipengaruhi penyelenggaraan beragam kegiatan di Bali serangkaian Presidensi G20 Indonesia 2022.
Sementara itu, dari siaran pers PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada periode September 2022 disebutkan lebih dari 6,918 juta pergerakan penumpang melalui bandara tersebut selama kurun Januari 2022 sampai Agustus 2022. Kunjungan ini terdiri dari sekitar 1,86 juta pergerakan penumpang internasional dan lebih dari 5,57 juta pergerakan penumpang domestik.
Laporan BPS Provinsi Bali maupun siaran pers PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terkait perkembangan pariwisata Bali itu mencerminkan posisi penting Bali dari sektor pariwisata di Indonesia. Kondisi itu juga mengindikasikan sektor pariwisata Indonesia, termasuk di Bali, yang semakin bergeliat setelah sekitar dua tahun nyaris lumpuh akibat terdampak pandemi Covid-19.
Baca juga : Presiden Joko Widodo: Pariwisata Harus Menyejahterakan Masyarakat
Serangkaian acara Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata (Tourism Ministerial Meeting/TMM) G20 dan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day) 2022, juga digelar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, 26-27 September 2022. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan, sektor pariwisata paling berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat dibandingkan sektor-sektor usaha lainnya.
Walakin, Sandiaga juga menyatakan, perkembangan pariwisata secara global setelah pandemi Covid-19 akan berbeda dengan pariwisata sebelum pandemi Covid-19. Bali bisa menjadi tempat sempurna untuk belajar tentang adaptasi dan reformasi pariwisata pascapandemi Covid-19.
“Bali is not paradise lost. Instead, it is paradise evolved,” kata Sandiaga ketika pembukaan acara World Tourism Day 2022 di Nusa Dua, Badung, Selasa (27/9/2022).
Baca juga : Lebih dari 51 Persen Wisman ke Indonesia Lewat Bali
Dalam pidato tentang empat tahun kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Gedung Ksirarnawa, Taman Werdhi Budaya Art Center Bali, Kota Denpasar, Rabu (28/9/2022), Gubernur Bali Wayan Koster menyebutkan, Bali tetap memosisikan pariwisata dalam sektor perekonomian dengan pengelolaan yang berpihak pada sumber daya lokal Bali.
Koster juga menyatakan bergeraknya pariwisata di Bali juga dipengaruhi kondisi pandemi Covid-19 yang semakin melandai dan stabil. Kondisi pariwisata Bali yang semakin bergeliat juga dipengaruhi langkah strategis pemerintah pusat, di antaranya, adanya kebijakan tanpa karantina sejak awal Maret 2022 dan kebijakan visa kunjungan saat kedatangan (visa on arrival/VOA) bagi 72 negara.
Hal lain, pembangunan sejumlah infrastruktur strategis di Bali, di antaanya, proyek Bali Maritime Tourism Hub di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar; proyek tiga pelabuhan laut di Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung; penataan kawasan suci Pura Besakih di Kabupaten Karangasem; dan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, yang juga Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, pariwisata masih menjadi andalan Bali, terlebih dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Penyelenggaraan KTT G20 dan sejumlah acara terkait Presidensi G20 Indonesia di Bali, menjadi momen pemulihan kepercayaan dunia internasional.
Kapal pesiar
Data statistik BPS Provinsi Bali juga menunjukkan kunjungan wisman ke Bali masih didominasi melalui transportasi udara atau menggunakan pesawat melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Padahal, pintu masuk ke Bali juga terbuka di jalur laut, salah satunya melalui Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar.
Baca juga : Dua Tahun Absen, Kapal Pesiar Kembali Bersandar di Bali
Hal itu diakui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun ketika ditemui di area Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, saat menerima kedatangan kapal pesiar asal Australia, Le Laperouse, Senin (19/9/2022).
Terkait potensi kunjungan wisman melalui jalur laut, Tjok Pemayun mengatakan, kedatangan kapal pesiar ke Bali menunjukkan pulihnya kepercayaan masyarakat wisata dunia kepada Indonesia. Kembalinya Bali dalam rute pelayaran kapal wisata juga mengindikasikan semua pihak siap menyambut wisatawan dunia.
Kedatangan kapal pesiar Le Laperouse di Bali menjadi penanda bangkitnya kembali wisata bahari di Bali maupun di Indonesia setelah dua tahun menyepi selama pandemi Covid-19.
Kapal pesiar Le Laperouse yang berpenumpang lebih dari 120 wisatawan dan membawa sekitar 130 kru, menyinggahi Bali dalam perjalanan pesiarnya di Indonesia. Sebelum masuk ke Bali, kapal pesiar Le Laperouse terlebih dahulu menyinggahi Loh Liang, Pulau Komodo.
Adapun dari Bali, kapal pesiar berbendera Perancis itu bertolak menuju Probolinggo, Jawa Timur. Di Bali, kapal pesiar itu menurunkan sekitar 100 wisatawan dan menaikkan tidak kurang 68 orang penumpang baru.
Kedatangan kapal pesiar Le Laperouse di Bali menjadi penanda bangkitnya kembali wisata bahari di Bali maupun di Indonesia setelah dua tahun menyepi selama pandemi Covid-19. Menurut Regional Head 3 PT Pelindo (Persero) Ardhy Wahyu Basuki, kedatangan kapal pesiar terakhir terjadi sekitar Maret 2020 sehingga kedatangan kapal Le Laperouse menjadi yang pertama setelah pandemi Covid-19.
Baca juga : Emban Misi Lingkungan, Kapal ”Hijau” asal Inggris, HMS Spey, Bersandar di Bali
Lebih lanjut Ardhy mengatakan, sampai Desember 2022, sekitar 20 jadwal kapal pesiar direncanakan menyinggahi Bali dengan jumlah penumpang diperkirakan mencapai 10.000 orang. Untuk tahun 2023, menurut Ardhy, Pelabuhan Benoa sudah menerima 33 pemberitahuan kedatangan kapal pesiar dengan jumlah penumpang diestimasikan hinga 25.000 orang.
Tidak hanya kedatangan kapal pesiar, Bali juga kembali menerima kedatangan kapal-kapal angkatan laut mancanegara. Setelah kapal tempur Angkatan Laut Amerika Serikat USS Charleston bersandar di dermaga Pelabuhan Benoa sejak Rabu (28/9/2022), menyusul kapal patroli Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Spey menyinggahi Bali melalui Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, sejak Jumat (30/9/2022) dan bertolak kembali pada Senin (3/10/2022).
Kedatangan kapal armada Angkatan Laut Kerajaan Inggris dalam rangka kunjungan kehormatan sekaligus mengemban misi lingkungan. HMS Spey (P234) disebut sebagai kapal ramah lingkungan atau kapal hijau. Alasannya, kapal itu dipasangi konverter katalitik (catalytic converter) pada corong serapan sehingga mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).
Kedatangan HMS Spey di Pelabuhan Benoa, Jumat (30/9), disambut Perwira Pelaksana (Palaksa) Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar Letnan Kolonel Laut (Pelaut) Agus Ali Hardono bersama Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali I Komang Kusuma Edi, serta Atase Pertahanan Kerajaan Inggris di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta Kolonel Paul Reynolds.
Terkait kedatangan kapal-kapal angkatan laut mancanegara itu, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo mengatakan, kapal-kapal angkatan laut asing itu singgah di Bali seusai menjalankan misi internasional mereka.
Rake Susilo menyatakan kedatangan kapal-kapal angkatan laut itu mencerminkan kepercayaan negaranya terhadap Indonesia, termasuk kepada TNI Angkatan Laut. “Kami dari TNI Angkatan Laut di Bali menyambut dengan hormat dan bersahabat,” kata Rake Susilo kepada Kompas, Senin (3/10).
Perlahan namun pasti, pariwisata di "Pulau Dewata" bangkit dari dampak pandemi Covid-19.