Kerja Keras Bersama Gairahkan Bandara JBS Purbalingga
Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mati suri setelah 15 bulan dibuka untuk penerbangan komersial. Butuh kerja sama berbagai pihak untuk menghidupkan kembali bandara tersebut.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Presiden Joko Widodo mengunjungi Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (11/6/2021).
Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mati suri setelah 15 bulan dibuka untuk penerbangan komersial pada 3 Juni 2021. Skema blocking seat pesawat untuk bandara tersebut masih dalam proses pembahasan. Diharapkan kerja sama lintas kabupaten bisa menggairahkan lagi bandara yang sepi ini.
Setelah beberapa kali buka-tutup, akhir September lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta komitmen para kepala daerah di sekitar Jateng selatan untuk menghidupkan bandara ini. Kini kerja keras bersama lintas kabupaten menyiapkan blocking seat untuk menggairahkan bandara ini pun dimulai.
”Belum ada kesepakatan (terkait jumlah blocking seat). Mau diperjelas dulu tentang dasar hukum tentang penganggaran blocking seat,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas Agus Nur Hadie saat dihubungi pada Selasa (4/10/2022) malam.
Agus bersama perwakilan sejumlah kabupaten di sekitar Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) mengikuti rapat daring dengan Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Putu Eka Cahyadi pada Selasa pagi.
Penumpang naik ke pesawat Citilink untuk terbang ke Halim Perdanakusuma dari Bandara Jenderal Besar Soedirman di Lanud Wirasaba, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (3/6/2021).
Dalam siaran pers yang dikirimkan Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Putu menyampaikan, mekanisme block seat yang melibatkan Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara, Kebumen, Cilacap, dan Wonosobo dinilai menjadi kunci beroperasinya lagi penerbangan di bandara itu. ”Kerja sama antara pemerintah daerah dengan maskapai penerbangan diharapkan bisa memaksimalkan keterisian kursi pesawat,” katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Herni Sulasti menyatakan, Purbalingga siap dan berkomitmen melakukan block seat supaya penerbangan aktif lagi serta bisa berkelanjutan. ”Purbalingga sepakat adanya block seat sesuai arahan Pak Menteri, sebanyak 20 seat, supaya tercipta pasar dan penerbangan bisa berjalan reguler,” kata Herni.
Disebutkan pula bahwa Menteri Perhubungan mengarahkan kuota block seat sejumlah 53 kursi atau 76 persen dari tingkat keterisian pesawat. Rinciannya untuk setiap kabupaten adalah Purbalingga 20 seat, Banyumas 10 seat, Banjarnegara 10 seat, Wonosobo 5 seat, Pemalang 5 seat, dan Cilacap 3 seat.
Saat dikonfirmasi untuk detail skema blcok seat tersebut, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi belum memberikan respons dari pesan percakapan Kompas.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Pesawat Wings Air mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022). Maskapai ini melayani rute Pondok Cabe-Purbalingga pergi pulang sepekan sekali.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menyampaikan, daripada menggunakan blocking seat untuk rute Purbalingga-Jakarta, sebaiknya dibuka rute penerbangan yang melayani Purbalingga-Kalimantan karena banyak perantau asal wilayah Purbalingga dan sekitarnya yang bekerja di Kalimantan.
”Ketimbang setiap bulan, setiap kabupaten mengeluarkan anggaran sekitar Rp 240 juta dengan tarif Rp 1 juta per orang untuk blocking seat, cobalah membuka penerbangan ke beberapa kota di Kalimantan. Kalbar, Kalteng, dan sebagian Kalsel karena cukup banyak warga Jateng yang merantau ke sana. Mereka sering melakukan penerbangan ke Jateng lewat Bandara Ahmad Yani di Semarang atau Bandara Internasional Yogyakarta,” kata Djoko.
Djoko memberi contoh bahwa penerbangan dari Semarang ke Pangkalanbun di Kalimantan Tengah dalam sehari ada 3-4 penerbangan, ke Banjarmasin (Kalsel) ada 2 penerbangan, ke Pontianak (Kalbar) dan Balikpapan (Kaltim) masing-masing 1 penerbangan.
”Lebih baik pemerintah daerah subsidi angkutan desa di Barlingmascakeb yang sekarang sudah banyak yang husnul khotimah. Manfaatnya lebih besar untuk rakyat menyubsidi angkudes ketimbang subsidi pesawat terbang yang digunakan segelintir orang,” ujar Djoko.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Suasana terminal bandara yang terbuat dari tenda senilai lebih dari Rp 600 juta di Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021).
Selain itu, menurut dosen Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Adhi Iman Sulaiman, dengan harga tiket pesawat Rp 1 juta per orang, masyarakat akan cenderung lebih memilih moda kereta api dari Stasiun Purwokerto.
Meski perjalanan dengan kereta api butuh waktu tempuh 4-5 jam, harga tiketnya lebih murah berkisar Rp 67.000-Rp 550.000 tergantung kelasnya (ekonomi-eksekutif-priority) atau ada juga tiket kereta Rp 1,15 juta untuk jenis luxury.
Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mati suri setelah 15 bulan dibuka untuk penerbangan komersial.
Penerbangan terhenti
Bandara JBS dibangun pada 2019 hingga 2021 dan melayani penerbangan komersial pada 3 Juni 2021. Penerbangan Jakarta-Purbalingga kala itu dilayani oleh maskapai Citilink. Namun, baru berjalan empat bulan, penerbangan terhenti lantaran pandemi Covid-19 yang melonjak. Kemudian pada 5 Agustus 2022, Wings Air beroperasi di bandara ini. Namun, baru dua kali terbang, penerbangan berhenti lagi karena sepi.
Jika skema blocking seat dapat dijalankan dan penerbangan berjalan kembali, tentu saja masih ada pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan terkait akses jalan menuju bandara yang rusak parah akibat sering dilewati angkutan truk bermuatan berat. Selain membuat tidak nyaman pengendara, jalur di sekitar rute jembatan Linggamas pun berbahaya bagi pengendara sepeda motor lantara aspal yang bergelombang.
Ke depan, seperti apa nasib Bandara JBS yang terminalnya pun masih memakai tenda roder seharga Rp 628 juta, yang oleh seorang teman wartawan dari Bekasi, Jawa Barat, yang baru pertama kali berkunjung menyebutnya mirip tenda pengungsian ini? Hanya waktu yang bisa menjawab hasil kerja keras dan komitmen para kepala daerah di Purbalingga dan sekitarnya.