Kalimantan Barat Perpanjang Status Siaga Darurat Banjir
Kalimantan Barat memperpanjang status siaga darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana tersebut.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
BPBD PROVINSI KALBAR
Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dilanda banjir awal pekan ini. Banjir di daerah tersebut pada Rabu (5/10/2022) sudah surut.
PONTIANAK, KOMPAS — Kalimantan Barat memperpanjang status siaga darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Hal itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana tersebut. Apalagi sudah ada daerah yang dilanda banjir bulan ini.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji semula menetapkan status siaga darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor pada Februari-Agustus. Status siaga darurat kemudian diperpanjang dari September hingga 31 Desember.
”Perpanjangan status untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana. Jika nanti terjadi bencana yang terus-menerus, biasanya status akan ditingkatkan menjadi tanggap darurat,” ujar Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat Daniel, Rabu (5/10/2022).
Selain memperpanjang status siaga darurat, hal lainnya yang dilakukan ialah melaksanakan peringatan dini di kabupaten/kota untuk mengantisipasi banjir di musim hujan. Peringatan dini telah disampaikan BPBD dari tingkat kecamatan sampai ke desa.
”Peringatan itu disampaikan terutama di daerah-daerah berpotensi banjir sehingga kesiagaan ditingkatkan,” tuturnya.
Salah satu daerah yang rawan banjir adalah Kabupaten Sintang. Kabupaten itu bahkan telah menetapkan status tanggap darurat banjir mulai 26 Agustus hingga 26 September. Kini pemerintah setempat sedang dalam proses memperpanjang status tanggap darurat.
Di Kabupaten Sintang sudah ada daerah yang dilanda banjir pada Minggu (4/10/2022) hingga Selasa (4/10/2022), yaitu Kecamatan Serawai. Menurut data BPBD Kalbar, terdapat 5.000 warga terdampak banjir dengan ketinggian 1,5-2 meter.
Namun, pada Rabu, banjir di Serawai sudah surut. Meski sudah surut, warga masih mewaspadai kemungkinan banjir susulan. Rupinus (33), warga Serawai, menuturkan, warga setempat masih siaga karena langit masih mendung.
”Sementara karena cuaca mendung, barang-barang masih diamankan di tempat yang tinggi. Sebab, dikhawatirkan ada banjir susulan karena hujan di hulu,” ujar Rupinus.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak, September lalu, mengingatkan, ada enam kabupaten di Kalbar yang diprakirakan berpotensi terjadi banjir kategori tinggi pada Oktober-November. Enam kabupaten yang berpotensi banjir kategori tinggi adalah Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sanggau, dan Kabupaten Kayong Utara.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale dalam beberapa kesempatan mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan mitigasi bencana. Sebab, daerah-daerah tersebut setiap tahun banjir.
”Pemerintah harus siap dengan agenda mitigasi dalam waktu cepat,” tuturnya.
Pemerintah daerah harus melaksanakan sistem peringatan dini di lokasi berpotensi banjir. Masyarakat di wilayah-wilayah yang berpotensi banjir diberikan informasi agar mereka bersiap menghadapi curah hujan tinggi pada beberapa bulan ke depan.
Selain itu, pemerintah juga harus sudah memiliki skenario jika bencana ekologis sudah tidak bisa dikondisikan, setidaknya sudah bisa mulai memikirkan anggaran agar tidak kesulitan dalam menangani warga jika terkena bencana. Salah satunya terkait logistik.
Menurut Ale, langkah evakuasi jika terjadi banjir juga harus ditentukan. Daerah rentan bencana banjir setidaknya sudah memiliki peta lokasi evakuasi dan jalur distribusi bantuan karena berdasarkan pengalaman bencana ekologis beberapa tahun terakhir, tim kesulitan ketika warga mengungsi secara mandiri sehingga tidak semua bisa mendapatkan bantuan.
Sarana dan prasarana pendukung, misalnya perahu karet, tim yang bertugas mengevaluasi, dan tim medis juga harus mulai disiapkan. Demikian juga dapur umum jika sewaktu-waktu diperlukan.