Kuota BBM Bersubsidi Bakal Ditambah, Penyaluran Tetap Diperketat
Hiswana Migas memastikan tak ada kelangkaan BBM bersubsidi di Kalimantan Selatan meskipun BBM jadi pendorong tingginya inflasi. Untuk menjamin kecukupan, kuota BBM bersubsidi bakal ditambah dan penyalurannya diperketat.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi atau Hiswana Migas memastikan tidak ada kelangkaan bahan bakar minyak bersubsidi dan elpiji di Kalimantan Selatan meskipun dua barang tersebut menjadi pendorong tingginya inflasi. Kuota BBM bersubsidi diperkirakan habis pada Oktober ini dan sudah diusulkan untuk ditambah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (3/10/2022), merilis, tingkat inflasi Kalsel pada September 2022 mencapai 1,42 persen secara bulanan dan 7,35 persen secara tahunan. Inflasi Kalsel merupakan gabungan inflasi dari tiga kota, yaitu Banjarmasin (1,56 persen), Kotabaru (0,73 persen), dan Tanjung (0,66 persen).
Pada urutan teratas, komoditas pendorong inflasi di Kalsel pada September 2022 adalah bensin bersubsidi dengan andil 0,81 persen di Banjarmasin, 0,75 persen di Kotabaru, dan 0,58 persen di Tanjung. Solar bersubsidi juga memberikan andil sebesar 0,08 persen di Tanjung dan 0,06 persen di Kotabaru. Di Banjarmasin, elpiji turut memberikan andil sebesar 0,11 persen.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hiswana Migas Rachmad Muhamadiyah mengatakan, inflasi tinggi akibat BBM dan elpiji di luar kendali Hiswana Migas. Sebab, kenaikan harga BBM bersubsidi jenis pertalite dari Rp 7.650 menjadi 10.000 per liter serta biosolar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter sudah menjadi kebijakan pemerintah.
”Kami hanya menyalurkan BBM sesuai ketentuan pemerintah. Kenaikan itu bukan kewenangan kami dan kami juga tidak mengambil keuntungan. Insyaallah, untuk menjamin kecukupan BBM di masyarakat, kuotanya akan ditambah,” kata Rachmad di sela-sela kegiatan Musyawarah Cabang VIII Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hiswana Migas Banjarmasin di Banjarmasin, Selasa (4/10/2022).
Pemerintah menetapkan kuota pertalite tahun 2022 sebanyak 23 juta kiloliter dan biosolar sebanyak 14,9 juta kiloliter. Khusus untuk Kalsel, kuota pertalite tahun ini sebanyak 337.934 kiloliter dan biosolar sebanyak 196.474 kiloliter. Sampai dengan 14 Agustus 2022, penyaluran pertalite di Kalsel sudah mencapai 285.085 kiloliter dan biosolar sebanyak 135.335 kiloliter.
Menurut Rachmad, kuota BBM bersubsidi tersebut diperkirakan bakal habis pada Oktober ini. Karena itu, pihaknya sudah mengusulkan penambahan kuota pada dua jenis BBM tersebut. ”Kami belum bisa menyebutkan berapa usulan penambahan kuota karena masih dalam proses. Mudah-mudahan, usulan kami mendapat lampu hijau,” katanya.
Jika usulan penambahan kuota BBM bersubsidi disetujui, lanjut Rachmad, masyarakat dipastikan tidak akan mengalami kelangkaan BBM bersubsidi sampai akhir tahun ini. Meskipun ada kecukupan pasokan, penyaluran BBM bersubsidi masih tetap diperketat agar tepat sasaran. Salah satunya dengan cara mencatat nomor polisi kendaraan bermotor yang menggunakan BBM bersubsidi.
”Pencatatan nomor polisi itu sudah dimulai sejak 1 September. Sambil menunggu aturan selanjutnya dari pemerintah, kami terus berkoordinasi dengan Pertamina agar pelaksanaan program subsidi tepat berjalan lancar,” tuturnya.
Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hiswana Migas Banjarmasin Syarifah Rugayah mengatakan, stok BBM bersubsidi di Kalsel sejauh ini masih aman dan mencukupi. ”Kami pastikan tidak ada kelangkaan BBM di Kalsel,” ujarnya.
Berbagai upaya harus kita lakukan agar migas bisa tetap tersalurkan kepada masyarakat.
Mengutip data kuota BBM bersubsidi dan realisasi distribusi di Kalsel dari data.kalselprov.go.id terlihat bahwa kuota premium (bensin atau pertalite) di Kalsel pada 2021 sebanyak 371.111 kiloliter dan tersalurkan sebanyak 152.799 kiloliter. Kuota solar sebanyak 245.795 kiloliter dan terealisasi sebanyak 240.695 kiloliter.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, minyak dan gas bumi (migas) mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Migas menjadi salah satu penggerak lokomotif perekonomian dunia, entah itu pada sektor transportasi, industri, ataupun rumah tangga.
”Saat ini, kita merasakan hambatan pasokan migas dunia akibat perang Rusia-Ukraina, yang memicu terjadinya krisis global. Namun, berbagai upaya harus kita lakukan agar migas bisa tetap tersalurkan kepada masyarakat,” katanya.
Menurut Sahbirin, keberadaan Hiswana Migas harus diperkuat supaya dapat memberikan andil yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hiswana Migas diharapkan bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan agar kegiatan penyaluran migas dapat berjalan lancar.
”Kita tahu, saat ini terjadi inflasi yang disebabkan BBM. Inflasi itu harus kita hadapi dengan tenang dan bersama-sama karena ada berbagai persoalan yang juga menyebabkan itu. Saya berharap kita harus mengatasinya secara bersama-sama,” katanya.