Berlibur ke Gili Trawangan, Lombok, Pilih Jalur Pesisir atau Perbukitan?
Perjalanan ke Gili Trawangan di Lombok bisa dilakukan melalui jalur pesisir atau jalur perbukitan. Dua jalur itu memiliki daya tarik yang berbeda. Kira-kira lebih menarik yang mana, ya?
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·7 menit baca
Kawasan tiga gili di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, selalu menjadi destinasi favorit wisatawan yang datang ke Lombok. Berada puluhan kilometer dari bandara, wisatawan butuh waktu tak sebentar untuk sampai ke sana. Menikmati jalur indah sepanjang perjalanan ke gili, baik lewat jalur pesisir maupun jalur perbukitan, bisa jadi pilihan agar tak bosan.
Sejak mulai terkendalinya pandemi Covid-19, Lombok menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan. Apalagi, keberadaan Sirkuit Mandalika menjadi magnet baru pariwisata daerah itu. Lokasinya yang hanya 15 menit dari Bandara Internasional Lombok membuat sirkuit tersebut selalu masuk daftar kunjungan wajib sebelum berkeliling ke kawasan lain di pulau yang berada sebelah timur Bali itu.
Namun, Mandalika tentu bukan satu-satunya pilihan wisatawan yang datang ke Lombok. Kawasan lain yang selalu menarik dan menjadi favorit adalah pulau-pulau kecil yang dikenal dengan sebutan gili di Lombok Utara. Tiga gili itu adalah Gili Terawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Kawasan tiga gili itu berada sekitar dua jam perjalanan dari Bandara Internasional Lombok. Letaknya yang terpisah dari Lombok daratan membuat kawasan ini harus ditempuh dengan dua moda transportasi, yakni darat dan laut.
”Jika berangkat dari Bandara Lombok, wisatawan bisa menggunakan berbagai fasilitas yang ada untuk menuju tiga gili. Mulai dari jasa travel, juga minibus Damri,” kata Munawir Gazali dari Tukang Holiday, salah satu usaha jasa perjalanan wisata di Lombok.
Menurut Munawir, untuk menuju kawasan tiga gili, wisatawan terlebih dahulu harus ke Pelabuhan Bangsal di Pemenang, Lombok Utara. Selanjutnya, wisatawan bisa menyeberang dengan kapal penyeberangan umum ke gili. Tarif mobil travel dari Bandara Lombok ke Pelabuhan Bangsal sekitar Rp 300.000.
Selain mobil travel yang mudah ditemukan di area kedatangan bandara, wisatawan juga bisa memanfaatkan fasilitas transportasi daring. Tarifnya juga hampir sama. Namun, jika ingin lebih hemat, bisa memanfaatkan minibus Damri.
Sejak pandemi lalu, tarif minibus Damri dari Bandara Lombok menuju Pelabuhan Bangsal dipatok Rp 20.000 per orang. Calon penumpang bisa membeli tiket langsung di loket Damri saat kedatangan atau memesan terlebih dahulu dari aplikasi yang bisa diunduh di ponsel pintar berbasis Android.
Menurut akun Instagram resmi Damri Lombok di @damri_mataramlombok, angkutan mereka melayani rute bandara ke Pelbuhan Bangsal ataupun sebaliknya. Damri berangkat dari bandara pada pukul 10.00 Wita, 12.00 Wita, 14.00 Wita, dan 15.00 Wita. Sementara dari Pelabuhan Bangsal pukul 07.00 Wita, 08.00 Wita, 09.00 Wita, dan 10.00 Wita.
Pilihan lain adalah menyewa kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun mobil. Selain bisa diambil langsung oleh wisatawan, sepeda motor atau mobil juga bisa diantarkan ke bandara oleh pemilik penyewaan.
”Tetapi kalau diantar langsung, ada tambahan tarifnya,” kata Hidayat, pemilik usaha penyewaan sepeda motor wisata FrentLombok.
Untuk menuju kawasan tiga gili, wisatawan terlebih dahulu harus ke Pelabuhan Bangsal di Pemenang, Lombok Utara.
Menurut Hidayat, harga sewa motor mulai dari Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per hari tergantung jenis kendaraannya. Tarif itu sudah termasuk helm dan jas hujan. Wisatawan tinggal memesan ke situs mereka di Frentlombok.com.
Tetapi, jika ingin kendaraannya diantarkan ke bandara, wisatawan cukup menambah biaya Rp 70.000. Jika antar-jemput, maka tambahan biayanya Rp 140.000.
Perjalanan
Perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal dari Bandara Lombok bisa menggunakan dua jalur, yakni jalur pesisir atau jalur Senggigi serta jalur tengah atau jalur Pusuk. Layanan Damri menggunakan jalur pesisir atau Senggigi, sementara untuk travel atau menyewa sendiri jauh lebih fleksibel.
”Jika lewat jalur Senggigi, wisatawan bisa menikmati laut lepas sepanjang perjalanan,” kata Munawir.
Jalur Senggigi yang berada di sisi barat Pulau Lombok memang melewati jalur pesisir. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari bandara, wisatawan akan mulai disuguhi lanskap pantai indah di kiri jalan.
Semakin ke utara atau mendekati Pelabuhan Bangsal, jalan mulai berkelok dan menanjak. Hal itu karena jalur yang dilewati berada di kawasan perbukitan atau pinggir tebing. Namun, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan pantai-pantai yang terlihat indah dari ketinggian. Beberapa pantai yang bisa terlihat adalah Pantai Senggigi, Pantai Kerandangan, Pantai Nipah, hingga Pantai Pandanan.
Apabila wisatawan menggunakan minibus Damri, kendaraan tidak bisa berhenti selama perjalanan. Berbeda jika wisatawan menggunakan travel atau menyewa. Mereka bisa berhenti sejenak di titik-titik tertentu untuk sekadar istirahat sembari mengisi perut.
Ada puluhan kedai atau warung pinggir jalan yang bisa disinggahi. Menu yang ditawarkan mulai dari kopi, mi rebus, hingga ikan bakar. Tidak sedikit juga kafe yang tepat berada di pinggir pantai dengan menu-menu yang bisa memanjakan lidah.
Jika tidak tertarik dengan jalur pantai, maka jalur tengah atau jalur Pusuk bisa jadi pilihan. Pusuk dalam bahasa Sasak (bahasa suku asli Lombok) berarti puncak. Jalur ini memang melewati jalan yang membelah perbukitan di utara Mataram, ibu Kota Nusa Tenggara Barat.
Apabila ingin melewati jalur ini, dari bandara, wisatawan harus terlebih dahulu masuk ke Kota Mataram, kemudian ke Gunung Sari, Lombok Barat. Tidak sulit menemukan jalur ini karena memang jadi jalur utama bagi yang ingin ke Lombok Utara.
Sepanjang jalan, wisatawan akan merasakan udara segar dan disuguhi pemandangan berupa perbukitan dengan tutupan hutan di kiri kanan jalan. Di beberapa titik, wisatawan bisa beristirahat untuk mengisi tenaga setelah perjalanan panjang menuju Lombok.
Seperti jalur pesisir, di jalur Pusuk juga banyak warung di pinggir jalan yang bisa disinggahi. Di Desa Kekait, terutama memasuki musim durian seperti di akhir hingga awal tahun, kiri dan kanan jalan akan dipenuhi ibu-ibu pedagang durian asli daerah itu. Berhenti sejenak dan mencicipi durian Lombok akan jadi pengalaman menyenangkan.
Memasuki area puncak, wisatawan juga bisa menemukan warung-warung penjual hasil komoditas lokal, termasuk gula merah hingga air nira segar, yang bisa dicicipi langsung. Saat di area puncak atau Pusuk yang juga menjadi rest area, semakin banyak pilihan bagi wisatawan.
Area Pusuk juga dikenal dengan sebutan monkey forest karena menjadi habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sepanjang hari, monyet-monyet yang cukup jinak ini akan berada di pinggir jalan, menunggu makanan dari pengguna jalan yang melintas.
Meski jinak, tidak sedikit dari monyet-monyet ini yang akan menyerbu bawaan wisatawan, terutama makanan yang digantung di kendaraan. Oleh karena itu, wisatawan perlu ekstra hati-hati saat berada di sini.
”Jangan bawa terlalu banyak makanan saja saat berada di Pusuk,” kata Dadi, pemilik Dream Island, salah satu usaha perjalanan wisata di Lombok.
Menurut Dadi, baik jalur Senggigi maupun Pusuk sama-sama bisa memberikan pengalaman menyenangkan buat wisatawan. ”Selama ini, saya bawa tamu ke gili lewat Pusuk agar bisa menikmati udara segar. Sementara pulangnya lewat pesisir pada sore hari biar bisa menikmati matahari tenggelam,” katanya.
Dalam kondisi normal, perjalanan dari bandara ke Pelabuhan Bangsal melalui jalur Pusuk sebenarnya lebih cepat sekitar 10 menit daripada jalur pesisir. Tentu pilihannya kembali ke wisatawan. Jika tak sabar untuk sampai ke gili, bisa mengambil jalur pusuk. Tetapi jika tidak buru-buru, jalur pesisir tidak ada salahnya dicoba.
Begitu sampai di Pelabuhan Bangsal, wisatawan tinggal menuju loket pembelian tiket penyeberangan. Tarif sekali jalan berbeda-beda tergantung tujuan. Jika ingin ke Gili Trawangan, tarif tiket termasuk asuransi sebesar Rp 20.000 per orang. Sementara ke Gili Meno Rp 18.000 dan Gili Air Rp 16.000.
Seiring kenaikan harga bahan bakar minyak, sudah ada usulan penyesuaian tarif, tetapi belum dipastikan kapan akan mulai berlaku. Menurut rencana, harga tiket ke Gili Trawangan naik menjadi Rp 25.000, ke Meno Rp 22.000, dan ke Air menjadi Rp 20.000.
Penyeberangan ke gili dilayani dari pukul 07.00 hingga pukul 17.00 dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Selama ini, wisatawan lebih banyak yang ke Gili Trawangan sehingga kapal lebih cepat berangkat.
Sementara itu, penyeberangan ke Gili Meno dan Gili Air harus menunggu lebih lama karena jumlah penumpang lebih sedikit. Wisatawan yang ingin ke Gili Meno atau Gili Air pun sebaiknya tiba di Pelabuhan Bangsal lebih pagi.
Selepas pandemi, rehat sejenak dari rutinitas dengan berwisata bisa jadi pilihan. Kawasan tiga gili di Lombok siap menyambut siapa saja. Sebelum menikmati keindahan pulau kecil itu, keindahan sepanjang perjalanan ke sana juga sayang untuk dilewatkan. Ayo ke gili!