Dua Hari Hanyut, Seorang Anak Ditemukan Tewas di Pantai Sodong, Cilacap
Setelah dua hari, tim SAR gabungan menemukan bocah tenggelam di Pantai Sodong, Cilacap, Jawa Tengah. Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak berenang atau mandi di pantai karena berbahaya.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Fakhrul (11), seorang anak asal Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang hanyut terseret ombak di Pantai Sodong, Cilacap, Minggu (2/10/2022) pagi, ditemukan tewas pada Selasa (4/10/2022). Ombak yang tinggi di pantai selatan harus diwaspadai oleh pengunjung dan wisatawan.
”Korban ditemukan pukul 08.26 oleh tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia. Korban terlihat mengapung pada jarak 3 nautical mile (sekitar 5,6 kilometer) ke arah selatan dari lokasi kejadian,” kata Komandan Tim Operasi Pencarian Kantor SAR Cilacap Amin Riyanto dalam siaran pers, Selasa.
Sebelumnya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap Adah Sudarsa menyampaikan, korban berekreasi bersama dengan delapan temannya, Minggu pukul 07.00. Mereka bermain air di muara sungai Pantai Sodong, tetapi kemudian pada pukul 08.15 dia bersama seorang temannya terseret arus. Temannya berhasil diselamatkan, tetapi Fakhrul hanyut.
Atas kejadian ini, masyarakat, wisatawan, dan nelayan diimbau waspada saat beraktivitas di wilayah perairan, terutama pantai dan laut. ”Dalam beberapa hari ini, sesuai dengan imbauan dari BMKG, ketinggian ombak mencapai 3-4 meter. Selalu hati-hati serta melihat kondisi alam, baik angin maupun ombak,” tambah Amin.
Secara terpisah, Saeful Anwar dari Humas Kantor SAR Cilacap menyampaikan, pencarian korban di lapangan terkendala kondisi alam. ”Pencarian terkendala ombak dan arus. Arusnya berubah-ubah dan lumayan deras,” ujar Saeful.
Data Kantor SAR Cilacap menunjukkan, sepanjang Januari hingga September 2022 tercatat ada 9 kasus kecelakaan pelayaran dengan korban tewas 7 orang dan 2 orang dinyatakan hilang. Selain itu, ada pula 33 kondisi membahayakan manusia dengan korban tewas 31 orang dan korban hilang 5 orang. ”Kondisi membahayakan manusia misalnya orang tenggelam di sumur, sungai, dan laut tanpa ada kapal, misalnya orang itu sedang mandi atau bermain di pantai,” papar Saeful.
Terkait karakteristik ombak dan pantai di bagian selatan Jateng, Kepala Basarnas Cilacap Mulwahyono pada 2019 menyampaikan, ombak di Jateng selatan cenderung tinggi dan besar karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Selain itu, kontur lantai pantai yang cenderung curam dan dalam serta terdapat palung di bibir pantai membuat korban tenggelam biasanya terseret arus dan hilang.
Oleh karena itu, baik Basarnas maupun BPBD di sekitar Jateng selatan, seperti Cilacap dan Kebumen, mengimbau pengunjung tidak berenang di pantai. Nelayan pencari ikan pun diimbau tetap memakai jaket pelampung demi keselamatan (Kompas.id, 16/7/2019).