Kapolri: Investigasi secara Menyeluruh Kasus Kematian Suporter Arema
Polisi akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang menewaskan 125 orang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terkait kasus tewasnya 125 suporter Arema seusai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022),
Data terkini jumlah korban meninggal dalam peristiwa ini sebanyak 125 orang, termasuk dua aparat kepolisian. Sebelumnya tercatat ada 129 orang, tetapi ternyata setelah diverifikasi ada nama tercatat ganda.
”Kami bersama tim akan mengusut terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan, sekaligus tentunya investigasi terkait peristiwa yang terjadi, yang mengakibatkan banyak korban jiwa,” ujar Sigit.
Kapolri mengatakan itu seusai mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) malam. Hadir bersama Kapolri, antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochammad Iriawan, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Selain mengucapkan belasungkawa, lanjut Sigit, pihaknya telah mengirim tim dari Mabes Polri, terdiri antara lain Bareskrim Polri, Propam, Bidokes, Inavis, dan Puslabfor terkait langkah-langkah pendalaman investigasi akan kasus ini.
Untuk tahap awal, tim DVI telah bekerja untuk memastikan terkait identitas korban. Hasilnya terverifikasi jumlah korban meninggal 125 orang.
”Tentunya kami melakukan langkah-langkah lanjutan bersama tim DVI dan penyidik untuk melakukan pendalaman lebih lanjut, menginvestigasi secara tuntas. Hasilnya akan kita sampaikan ke seluruh masyarakat,” katanya.
Langkah-langkah berupa pengumpulan data di lokasi, termasuk kamera pemantau. ”Yang jelas, kami akan serius mengusut tuntas. Terkait pengamanan ke depan, yang nanti akan didiskusikan, tentunya akan menjadi acuan pengamanan penyelenggaraan ke depan," katanya.
Tim akan mendalami terkait standar operasional dan tahapan-tahapan yang dilakukan tim pengamanan saat pelaksanaan pertandingan. Semua akan didalami, termasuk soal usaha penyelamatan terhadap pemain Arema dan Persebaya.
”Semua akan diinvestigasi secara tuntas, baik dari sisi penyelenggara, dari sisi pengamanan, maupun pihak-pihak yang perlu kami lakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Menurut Zainudin, Presiden menyampaikan dukacita mendalam akan kasus ini. Presiden juga memberikan arahan kepada Menpora, Kapolri, Gubernur Jawa Timur, dan seluruh unsur pemerintahan untuk menangani peristiwa ini sebaik mungkin sesuai dengan tugas masing-masing.
”Pak Presiden memberikan arahan ke kami untuk menginvestigasi dan umumkan kepada masyarakat tentang peristiwa yang sebenarnya terjadi. Arahan Presiden supaya korban meninggal dapat perhatian, baik dari pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pusat,” katanya.
Selain itu, kepada PSSI diminta untuk mengevaluasi total terhadap sistem kompetisi yang ada saat ini. Hal ini agar bisa mendapatkan cara terbaik, pemain bermain tenang, dan penonton merasa nyaman.
Iriawan mengatakan, tim PSSI sudah tiba di Malang untuk melakukan investigasi terkait pertandingan kemarin. Namun, pihaknya langsung mengambil langkah. Pertama, Arema tidak boleh menggunakan Kanjuruhan sebagai kandang selama musim ini berlangsung. Kedua, satu minggu ke depan Liga 1 sementara dihentikan.
”Kami menunggu hasil investigasi yang dilakukan. Mohon doanya semoga tim bisa bekerja cepat, tuntas, dan bisa menghasilkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," katanya.
Khofifah menyatakan, tugas pemerintah daerah memberikan layanan terhadap keluarga korban. Pihaknya memastikan seluruh biaya layanan rumah sakit umum daerah bagi para korban selamat tragedi Stadion Kanjuruhan ditanggung pemerintah.
”Pemprov mulai mencicil, memberikan santunan kepada ahli waris kepada korban meninggal, masing-masing Rp 10 juta dan Rp 10 juta dari Kabupaten/Kota Malang, serta Bank Jatim Rp 5 juta. Begitu pula untuk luka berat Rp 5 juta,” katanya.