Dukung Bandara Purbalingga, Enam Pemkab Lakukan ”Blocking Seat”
Untuk mendukung pengoperasian Bandara Jenderal Besar Soedirman, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, enam pemkab disebut telah melakukan ”blocking seat”. Bandara itu direncanakan beroperasi lagi mulai Oktober ini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Pesawat yang membawa rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022).
PURBALINGGA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan meminta pemerintah daerah di sekitar Bandara Jenderal Besar Soedirman, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, membantu menciptakan pasar untuk menggairahkan penerbangan di bandara tersebut. Enam pemerintah kabupaten disebut telah sepakat melakukan blocking seat atau pemesanan kursi pesawat untuk mendukung penerbangan di Bandara Jenderal Besar Soedirman.
”Saya mengharapkan komitmen para bupati untuk memastikan penerbangan dari Jakarta ke Purbalingga,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022) sore.
Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun pada tahun 2019-2021, lalu mulai melayani penerbangan komersial pada 3 Juni 2021. Penerbangan Jakarta-Purbalingga kala itu dilayani oleh maskapai penerbangan Citilink. Namun, baru empat bulan penerbangan terhenti lantaran pandemi Covid-19 yang melonjak.
Setelah itu, pada 5 Agustus 2022 lalu, Wings Air mulai mengoperasikan penerbangan di bandara tersebut. Baru berjalan dua kali, penerbangan berhenti lagi karena sepinya penumpang.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah pegang mic) didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein (berpeci) dan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan keterangan pers di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022).
Budi menyebutkan, sebagai pembantu Presiden, pihaknya ingin memastikan semua infrastruktur yang dibangun berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan ada dukungan dari pemerintah daerah untuk memastikan adanya tiga flight (penerbangan) dalam seminggu di Bandara Jenderal Besar Soedirman. Menurut rencana, penerbangan itu akan dimulai lagi pada Oktober ini.
”Ada komitmen untuk memastikan tiga flight dalam satu minggu sudah dimulai Oktober. Saya bangga dan berterima kasih diberikan block seat. Ini adalah kerja sama yang baik. Wings Air dan Citilink akan memastikan adanya flight ke sini,” papar Budi.
Menurut Budi, kondisi buka-tutup bandara terjadi bukan karena ketidaksiapan pemerintah, melainkan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda beberapa waktu lalu. Selama pandemi Covid-19, sektor transportasi memang mengalami pukulan yang luar biasa.
”Bisa dibayangkan, di masa pandemi, sektor transportasi itu turunnya 70 persen. Artinya, kalau sebelumnya ada flight 100, jadi tinggal 30,” kata Budi.
Saya mengharapkan komitmen para bupati untuk memastikan penerbangan dari Jakarta ke Purbalingga ini menjadi satu kepastian. (Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi)
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (depan, dua dari kiri) didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein (kiri) dan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (depan, ketiga dari kiri) berfoto bersama di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (30/9/2022).
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, ada enam pemerintah kabupaten yang telah berkomitmen melakukan blocking seat penerbangan di Bandara Jenderal Besar Soedirman. Enam pemkab itu adalah Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang, dan Cilacap.
”Hasil dari rapat koordinasi yang telah disepakati dan diputuskan sore hari ini bahwa kami seluruh bupati yang ada di Jateng Selatan, yakni Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang, Cilacap, sepakat untuk mendukung keberadaan Bandara Jenderal Besar Soedirman," ujar Pratiwi.
Pratiwi menyebut, dengan adanya dukungan tersebut, penerbangan di Bandara Jenderal Besar Soedirman diharapkan bisa dimulai lagi pada Oktober ini. ”Kami mendukung agar dalam waktu tidak terlalu lama, insya Allah pertengahan Oktober bandara ini bisa segera kembali dioperasikan,” paparnya.
Pratiwi mengatakan, blocking seat yang dilakukan enam pemkab itu diperkirakan berjumlah 50 kursi dari total 70 kursi pesawat ATR yang melayani penerbangan di Bandara Jenderal Besar Soedirman. Dukungan blocking seat itu diharapkan bisa mendorong terciptanya pasar penerbangan di bandara tersebut.
”Kami masih ada rapat lagi. Yang pasti nanti akan ada pembagian mengenai blocking seat di enam kabupaten,” katanya.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Dosen Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Adhi Iman Sulaiman memberikan kuliah di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (29/9/2022).
Dosen Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Adhi Iman Sulaiman, mengatakan, untuk mendukung pengembangan bandara tersebut perlu ada kerja sama dengan biro pariwisata setempat. Dengan kerja sama itu bisa dibuat paket wisata terintegrasi di wilayah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Kebumen (Barlingmascakeb).
”Potensi-potensi wisata di Barlingmascakeb itu bisa dijadikan satu paket. Misalnya, di Banyumas ada paket wisata apa saja, Purbalingga apa saja, sehingga wisatawan punya beberapa alternatif destinasi yang dikunjungi dalam dua hari, tiga hari, atau empat hari,” papar Adhi.
Menurut Adhi, paket wisata terintegrasi itu bisa mengungkit usaha yang bergerak di bidang wisata, penyediaan kuliner lokal, serta penginapan. ”Wisata kita jangan sampai jadi wisata persinggahan atau perlintasan saja, tapi harus jadi destinasi seperti di Banyuwangi, Jawa Timur. Dulu orang lewat Banyuwangi untuk ke Bali, tapi ketika pemkab dan masyarakat sadar bahwa mereka punya potensi wisata, Banyuwangi sekarang jadi destinasi,” ujarnya.
Selain itu, Bandara Jenderal Besar Soedirman juga bisa dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Udara maupun pihak swasta untuk sekolah penerbangan. ”Bandara itu memang sudah ada dari dulu milik TNI AU, sayang sekali kalau tidak dimaksimalkan. Tidak salah kalau dibikin saja sekolah penerbangan di situ,” kata Adhi.