11 Kampung di Nabire Diterjang Banjir, Ratusan Keluarga dan Fasilitas Umum Terdampak
Hujan deras yang mengguyur Nabire selama beberapa hari terakhir menyebabkan sungai meluap sehingga terjadi banjir di 11 kampung di daerah tersebut.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Banjir menerjang 11 kampung di Kabupaten Nabire, Papua, sejak Rabu hingga Kamis (29/9/2022). Dilaporkan ratusan keluarga terdampak bencana ini. Jembatan, jalan umum, dan fasilitas umum lainnya juga terendam.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nabire Agus Sanggenafa, saat dihubungi dari Jayapura, Kamis, mengatakan, 11 kampung yang terdampak banjir tersebar di empat distrik (kecamatan), yakni Nabire Barat, Wanggar, Makimi, dan Uwapa.
Agus memaparkan, banjir terjadi karena hujan yang terus mengguyur Nabire sejak Selasa (27/9/2022) malam hingga Kamis pagi. Intensitas curah hujan yang tinggi selama berjam-jam menyebabkan sungai meluap sehingga terjadi banjir di 11 kampung ini.
”Dari pantauan kami pada hari Selasa, hujan terjadi sejak pukul 18.00 hingga Rabu dini hari pukul 03.30 WIT. Kemudian hujan kembali terjadi pada pukul 20.00 WIT hingga Kamis dini hari pukul 05.00 WIT. Tingginya intensitas curah hujan memicu sungai di empat distrik ini meluap,” ujar Agus.
Berdasarkan data sementara BPBD Nabire, dilaporkan sebanyak 200 keluarga terdampak banjir. Selain itu, sebuah jembatan di Makimi rusak dan air menggenangi jalan perbatasan antara Nabire Barat dan Wanggar sehingga akses transportasi darat terhambat.
Adapun ketinggian air mencapai 1 meter hingga 3 meter. Kondisi ini menyebabkan warga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat. Sebagian lagi mengungsi di emperan toko yang tidak tergenang air.
Agus menuturkan, kemungkinan jumlah warga yang terdampak banjir akan terus bertambah. Sebab, perhitungan 200 keluarga yang terdampak banjir baru dari Distrik Nabire Barat dan Distrik Wanggar.
”Kami telah berkomunikasi dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten Nabire untuk menyiapkan bantuan beras bagi para korban. Kami juga berharap adanya bantuan dari Kementerian Sosial untuk penanggulangan korban bencana banjir,” ucap Agus.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, banjir juga menggenangi Markas Polsek Uwapa. Pihak Kepolisian Resor Nabire terus memantau kondisi setiap kampung yang terdampak banjir.
”Berdasarkan informasi sementara, Dinas Sosial Kabupaten Nabire telah menyalurkan bantuan 1,5 ton beras bagi korban banjir. Penyaluran bantuan bagi para korban didampingi aparat kepolisian setempat,” kata Ahmad.
Koordinator Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre memaparkan, hujan ekstrem di Nabire dipengaruhi posisi peredaran tahunan matahari di sekitar wilayah ekuator serta kondisi permukaan air laut yang cukup hangat. Selain itu, ada pola belokan angin di Perairan Teluk Cenderawasih yang menyebabkan pembentukan awan-awan konvektif yang menghasilkan hujan ekstrem ataupun petir.
”Secara klimatologi, terjadi puncak musim hujan di Nabire pada bulan April dan September. Untuk beberapa hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan, terutama pada sore, malam, hingga dini hari,” ujar Ezri.