Cuaca Ekstrem, Dua Bocah di Lampung Luka Bakar Tersambar Petir
Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir dapat memicu petaka. Dua anak di Lampung terluka setelah tersambar petir.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
PESAWARAN, KOMPAS — Dua anak yang merupakan kakak beradik asal Desa Lumbirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung, terluka setelah tersambar petir. Hingga kini, kedua anak itu masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pesawaran karena menderita luka bakar pada bagian punggung, tangan, dan kaki.
Kepala Kepolisian Resor Pesawaran Ajun Komisaris Besar Pratomo Widodo, Rabu (28/9/2022), menuturkan, peristiwa tersebut terjadi di jalan Desa Trisno, Kecamatan Negeri Katon, Selasa (27/9/2022) sekitar pukul 15.30. Dua anak yang terluka akibat tersambar petir itu, yakni Bilqis Maysaroh (13) dan Hafiz Noval (3).
Menurut Pratomo, saat kejadian mereka sedang berboncengan sepeda motor. Saat itu, kondisi cuaca di sekitar lokasi mendung dan berawan. Secara tiba-tiba, petir menyambar mereka hingga terjatuh dari sepeda motor.
”Warga sekitar langsung menolong korban dengan membawa mereka ke Puskesmas Roworejo, Kecamatan Negeri Katon. Korban lalu dirujuk ke RSUD Pesawaran karena menderita luka bakar yang cukup mengkhawatirkan,” kata Pratomo saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung.
Kepala Dusun 2 Desa Lumbirejo Yudianto mengatakan, awalnya petir diduga menyambar pohon yang ada di pinggir jalan. Di saat yang bersamaan, sepeda motor yang mereka kendarai melintas di bawah pohon sehingga mereka ikut tersambar petir.
Saat itu, kedua anak yang terjatuh dari sepeda motor langsung menangis dan berteriak. Warga yang mendengarnya langsung menghampiri dan mendapati mereka sudah tergeletak dengan sejumlah luka bakar pada bagian lengan, punggung, dan kaki.
Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian RSUD Pesawaran Yolanda Aprilia menuturkan, saat ini kondisi kedua anak yang mengalami luka bakar tersebut sudah cukup stabil. Tim dokter masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan seberapa parah luka bakar yang mereka alami. Mereka diperkirakan akan menjalani perawatan di rumah sakit hingga pekan depan.
Nelayan hilang
Sementara itu, nelayan asal Kabupaten Lampung Selatan bernama Ridwan (39), yang sempat hilang sejak Senin (26/9/2022), ditemukan dalam kondisi meninggal. Ia ditemukan oleh tim penyelamat pada Selasa (27/9/2022) pukul 16.50. Sebelumnya, tim SAR juga menemukan jasad Noviandi (44). Kedua nelayan itu diduga terseret ombak besar saat sedang menjaring ikan di sekitar Pantai Canti, Lampung Selatan.
Kepala Kantor SAR Lampung Deden Ridwansyah mengatakan, jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Tim SAR juga telah menghentikan pencarian setelah kedua jasad nelayan itu ditemukan.
Cuaca ekstrem memang berpotensi melanda sebagian besar wilayah Lampung saat musim pancaroba seperti sekarang ini.
Berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, cuaca ekstrem memang berpotensi melanda sebagian besar wilayah Lampung saat musim pancaroba seperti sekarang ini. Di daratan, hutan deras disertai angin kencang dan petir berpotensi terjadi sejak pagi hingga malam hari.
Koordinator Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung Suparji menjelaskan, berdasarkan prakiraan iklim, saat ini wilayah Lampung sudah memasuki awal musim hujan. Sementara puncak musim hujan diprediksi berlangsung pada Januari 2023.
Musim hujan di sebagian wilayah Lampung maju dari jadwal normalnya karena adanya pengaruh fenomena La Nina. Sejumlah wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal, antara lain, sebagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Mesuji, Tulang Bawang, dan Kota Bandar Lampung. Pergerakan angin monson Asia yang mulai memasuki wilayah Indonesia juga berpotensi memicu angin kencang dan petir saat hujan terjadi.
Sementara itu, di kawasan perairan Lampung, gelombang setinggi 4-6 meter berpotensi terjadi di kawasan perairan Barat Lampung dan Samudra Hindia Barat Lampung. Adapun ombak setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di perairan Selat Sunda dan Teluk Lampung.
Karena itulah, pemerintah daerah dan masyarakat diminta mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi dengan adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG. Selain banjir, bencana angin kencang juga bisa melanda wilayah Lampung saat cuaca tak menentu seperti sekarang ini. Nelayan juga diminta tidak nekat mencari ikan saat cuaca buruk.