Satu Nelayan di Lampung Meninggal Terseret Ombak, Satu Orang Lain Masih Hilang
Seorang nelayan di Lampung ditemukan meninggal setelah terseret ombak di Pantai Canti, Kabupaten Lampung Selatan. Sementara itu, satu orang nelayan lainnya masih hilang.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Seorang nelayan bernama Noviandi (44) yang berasal dari Desa Jondong, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, ditemukan meninggal setelah terseret ombak saat sedang menjaring ikan di sekitar Pantai Canti, Lampung Selatan. Sementara rekannya yang juga nelayan bernama Ridwan (39) hingga kini masih hilang.
”Korban Noviandi ditemukan pada Selasa (27/9/2022) siang pukul 11.40 WIB dalam kondisi meninggal,” kata Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansyah saat dikonfirmasi dari Bandar Lampung, Selasa.
Deden menjelaskan, kedua nelayan pertama kali dilaporkan hilang pada Senin (26/9/2022) pukul 09.00. Sebelumnya, kedua nelayan tersebut mencari ikan dan cumi menggunakan jaring di pinggir Pantai Canti sejak pukul 08.00. Satu jam berselang, keberadaan kedua nelayan itu tidak terlihat lagi di sekitar pantai.
Warga sekitar hanya melihat sepeda motor yang dikendarai kedua nelayan itu terparkir di pinggir pantai. Namun, mereka berdua tidak ditemukan dan tidak bisa dihubungi. Perangkat desa setempat lalu melaporkan kejadian hilangnya kedua nelayan itu kepada petugas Basarnas Lampung.
Tim Basarnas Lampung lalu menerjunkan tim penyelamat untuk melakukan pencarian. Selain menggunakan kapal milik Basarnas Lampung, tim penyelamat juga dibantu polisi dan nelayan sekitar dalam melakukan pencarian terhadap kedua korban.
Jasad Noviandi baru bisa ditemukan setelah tim penyelamat melakukan pencarian lebih dari 24 jam. Ia ditemukan pada jarak sekitar 20 meter dari lokasi awal kejadian pertama kali korban diduga terseret ombak.
Hingga kini, tim penyelam dari Basarnas Lampung dan nelayan sekitar terus melakukan pencarian untuk mencari keberadaan Ridwan yang masih hilang. Penyisiran diprioritaskan ke kawasan sekitar pesisir pantai di Kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Kepala Desa Jondong Zakaria menuturkan, saat kejadian, cuaca di sekitar lokasi dalam kondisi cerah berawan. Namun, ombak dan angin di sekitar kawasan pesisir Kalianda memang cukup kencang.
Zakaria menambahkan, kedua nelayan itu diduga terseret ombak saat sedang menjaring ikan. Mereka diduga tidak sempat meminta tolong karena situasi di pinggir pantai masih sepi dari aktivitas warga setempat. Saat kejadian, memang tidak ada warga setempat yang melihat langsung kedua nelayan itu terseret ombak.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, gelombang tinggi dan angin kencang memang berpotensi terjadi di sebagian besar kawasan perairan Lampung. Nelayan dan masyarakat yang berwisata di sekitar pantai dan pulau-pulau kecil diminta untuk waspada.
Gelombang setinggi 4-6 meter berpotensi terjadi di perairan barat Lampung dan Samudra Hindia barat Lampung. Sementara gelombang setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Teluk Lampung bagian selatan dan Selat Sunda bagian barat. Adapun ombak dengan ketinggian 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di wilayah perairan Teluk Lamping bagian utara.
Jasad Noviandi baru bisa ditemukan setelah tim penyelamat melakukan pencarian lebih dari 24 jam.