Krisis pangan menjadi masalah kemanusiaan. Serangkaian AMM G20 di Badung, Bali, mengajak negara-negara G20 bekerja sama dalam menangani krisis dan membangun inovasi, di antaranya dengan pertanian digital.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan, krisis pangan adalah krisis yang paling fundamental dan merupakan masalah kemanusiaan. Indonesia mengajak negara-negara di dunia, termasuk negara anggota G20, untuk bersama-sama memperhatikan pertanian dan berupaya meningkatkan produktivitas pertanian.
Perihal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam pembukaan Global Forum, yang merupakan awal kegiatan Agriculture Ministerial Meeting (AMM) G20, di Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (27/9/2022). Acara Global Forum dalam rangkaian AMM G20 Indonesia itu mengangkat tema ”Transformasi Pertanian Digital Dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda”.
Syahrul menyebutkan, kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Setelah mengalami pandemi Covid-19, negara-negara di dunia menghadapi krisis, termasuk inflasi yang tinggi. Dunia juga mengalami permasalahan akibat dampak perubahan iklim dan banyak negara mengalami dampak akibat terjadinya situasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
”Kita juga menghadapi krisis pangan, yang merupakan krisis paling fundamental,” kata Syahrul dalam sambutannya. Syahrul menyatakan, Indonesia masih mampu dan masih siap menghadapi krisis pangan karena stok pangan Indonesia masih mencukupi.
”Akan tetapi, kita tidak bisa bicara atas nama sendiri. Indonesia harus bicara atas nama dunia, atas nama negara-negara G20,” ujarnya.
Menurut Syahrul, ancaman krisis pangan yang dapat terjadi harus diantisipasi dan disiapkan penanganannya. Syahrul mengatakan, kerja sama internasional menjadi upaya yang harus diperkuat. Oleh karena itu, Syahrul menyatakan, dirinya mengapresiasi kehadiran para delegasi peserta AMM G20 Indonesia di Bali. Forum AMM G20 Indonesia menjadi kesempatan bagi semua negara yang hadir untuk bersama-sama menghilangkan penghadang (barrier) dalam menjaga rantai pasok global.
Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) Qu Dongyu menyatakan dukungannya atas kerja sama global. Dalam pidato kuncinya di pembukaan acara Global Forum AMM G20, Selasa (27/9/2022), Dongyu mengatakan, komitmen dibutuhkan untuk menjadikan pertanian dunia lebih baik, di samping cara produksi yang efisien, efektif, dan inovatif.
Dongyu juga menyebut teknologi digital membantu pertanian. Ia mengungkapkan, para petani di pedesaan menggunakan telepon seluler pintar (smartphone) menjadi bagian alat pertanian dan sarana mengakses pasar, selain sebagai alat komunikasi. Menurutnya, teknologi digital dapat memberikan solusi untuk membangun pertanian dan membangun perekonomian yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebelum Dongyu, Syahrul juga menyebutkan perihal implementasi teknologi digital dalam sektor pertanian. Menurut Syahrul, kemajuan teknologi dan digitalisasi menjadi jawaban kemajuan sektor pertanian dalam era Industri 4.0. Yasin mengatakan, Indonesia juga mengusung pertanian, yang maju, mandiri, dan modern.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, lebih dari 54 persen perekonomian Bali mengandalkan sektor pariwisata. Akibatnya, perekonomian Bali pernah terkontraksi sangat dalam, hingga minus 9,31 persen pada 2020, karena sektor pariwisata lumpuh selama pandemi Covid-19.
Koster menyatakan, kondisi itu membuat pemerintah di Bali mengevaluasi total ketergantungannya pada satu sektor kemudian menyiapkan transformasi ekonomi, yakni Ekonomi Kerthi Bali. Pihaknya berkomitmen membangun pertanian dalam arti luas, termasuk mengembangkan pertanian organik, agar Bali mampu berdaulat di bidang pangan.
Adapun kegiatan Global Forum dalam rangkaian AMM G20 Indonesia yang bertema ”Transformasi Pertanian Digital Dalam Percepatan Kewirausahaan Perempuan dan Pemuda” menurut penanggung jawab acara Global Forum, yang juga Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi, merupakan upaya melibatkan partisipasi anak muda dalam membangun sektor pertanian, termasuk di wilayah pedesaan agar menjadi lebih menarik dan lebih produktif.
Kegiatan Global Forum dalam rangkaian AMM G20 juga dinyatakan menjadi ajang berbagi pengalaman, kebijakan, dan program pengembangan serta strategi dalam upaya transformasi pertanian digital untuk mengakselerasi kewirausahaan perempuan dan anak muda.