Mengenal Balai Yasa Surabaya Gubeng yang Penuh Kesan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengadakan gelar griya di Balai Yasa Yogyakarta, Surabaya Gubeng, dan Manggarai, Jakarta, guna memeriahkan ulang tahun ke-77 sekaligus mendorong edukasi perkeretaapian bagi masyarakat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·5 menit baca
Gelar griya kali ini merupakan yang perdana dilakukan di Balai Yasa Surabaya Gubeng, di Surabaya, Jawa Timur. Gelar griya untuk memeriahkan ulang tahun ke-77 PT Kereta Api Indonesia (Persero) sekaligus mendorong edukasi perkeretaapian kepada masyarakat ini berlangsung pada 25-27 September 2022. Selain di Gubeng, gelar griya juga dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta dan Manggarai, Jakarta.
Beribu-ribu orang, termasuk pegawai KAI, pencinta atau penggila KA (railfans), jurnalis, dan warga menghadiri gelar griya hari pertama pada Minggu (25/9/2022) di kompleks bengkel kereta tepi Jalan Tapak Siring itu. Mereka jelas penasaran karena Balai Yasa selama ini tertutup bagi umum.
Di gerbang kompleks atelir seluas lebih dari 10 hektar (ha) itu, pengunjung memindai kode batang pada poster dengan telepon seluler. Selanjutnya, mereka mencatatkan identitas di buku tamu dan pergelangan tangan dilingkari gelang kertas warna warni sebagai penanda akses masuk keluar.
Tenda besar dipasang di sebelah rangkaian, yakni lokomotif tua buatan Krupp (Jerman) dan kereta-kereta yang masih kinclong seperti baru. Bagian depan alias ”jidat” kepala motor rangkaian itu terpasang lambang segi tiga yang di dalamnya terdapat jalinan tiga cincin dan tulisan Krupp. Di bagian samping ada pelat bertulis D 3016125. Selain itu, juga ada logo KAI dan pelat yang memuat logo tiga cincin, Krupp, dan tulisan Repowered 1992 by PJKA/Krupp.
Setelah lokomotif ialah dua kereta panorama dan dua kereta eksekutif. Empat kereta ini baru dibangun kembali untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Di salah satu kereta panorama ada tertulis K1 0 01 11. Semoga tidak keliru, K1 berarti kereta kelas eksekutif, 0 berarti kereta tidak dapat bergerak sendiri atau harus ditarik oleh lokomotif, 01 berarti kode tahun pertama dinas yakni 2001, dan 11 ialah nomor urut.
Di sebelahnya ada tulisan JAKK yang berarti Depo Jakarta Kota. Juga ada tulisan TS-220/380V yang berarti trainset voltase listrik pada kereta sebesar 220/380 volt. BK-38000 KG ialah berat kosong kereta yang setara 38 ton. Juga ada tulisan MD 08-05-2001 atau tanggal kereta itu mulai dinas. Di bawahnya tertera P48 SGU 11-08-2022 yang menandakan tanggal pemeriksaan oleh Balai Yasa Surabaya Gubeng (SGU). Selain itu, kode P24 YAD 11-08-2024 atau tanggal pemeriksaan yang akan datang.
Fungsi Balai Yasa juga bisa sebagai wahana pendidikan, hiburan, dan ekonomi.
Jelas bahwa kereta panorama ialah pembaruan sarana lama untuk peningkatan layanan. Peningkatan itu berupa jendela besar di samping dan atap sehingga penumpang dapat melihat lansekap alam selama perjalanan. Namun, konsep ini sebenarnya terlebih dahulu diakomodasi oleh angkutan bus terutama kelas bonafide, misalnya oleh PO Safari Dharma Raya dan PO Harapan Jaya yang di kalangan busmania disebut panoramic roof atau panoramic view.
Yang terang, keberadaan lokomotif kuno dan kereta baru tak pelak mengundang pengunjung untuk berfoto. Spot lainnya ialah peron jalur perawatan atau roll wagon. Yang juga amat penting ialah berfoto di monumen kereta crane tua, yakni Baladewa. Si penarik kereta yang mogok itu dipindah dari bagian depan ke dalam dan menjadi salah satu monumen kebanggaan Balai Yasa Surabaya Gubeng.
”Dapat informasi kalau ada open house Balai Yasa dari media sosial, saya dan keluarga sudah lama penasaran,” kata Handoyo, warga Gubeng, Surabaya.
Ayah dari sepasang putra putri yang masih cilik itu pengguna KA ketika beperjalanan antarkota antarprovinsi di Pulau Jawa untuk kepentingan kerja hingga liburan. Handoyo tinggal tidak terlalu jauh dari kompleks balai yasa dan Stasiun Surabaya Gubeng. Namun, hampir 35 tahun hidup, baru pada Ahad itu dapat menengok dan melihat balai yasa.
Pengunjung lainnya, Rahmawati, warga Wonokromo, Surabaya, mengatakan, gelar griya bermanfaat untuk menambah pengetahuan dirinya dan keluarga tentang perkeretaapian. Selama ini, balai yasa tertutup bagi umum karena terkait dengan pekerjaan berisiko dan penerapan tinggi standar keselamatan.
”Artinya, tidak sembarang orang boleh berkegiatan di sini, tetapi hari ini saya senang bisa ke Balai Yasa,” ujarnya.
Ragam aktivitas pribadi di gelar griya itu segera diunggah di akun pribadi media sosial, seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan Tik Tok. Warga ingin ”pamer” akhirnya bisa menikmati suasana balai yasa yang dibangun Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda pada 1879 itu. ”Ini pengetahuan berarti bagi publik bagaimana pelayanan KA tidak sederhana dan mengutamakan keselamatan,” kata Gunadi, railfans dari Surabaya.
Edukasi
Direktur Pengelolaan Sarana KAI Eko Purwanto mengatakan, gelar griya bertujuan memberikan nilai pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang transportasi perkeretaapian. Di Balai Yasa, publik dapat melihat bagaimana perawatan seluruh sarana perkeretaapian. Selama gelar griya, dibuat jalur khusus bagi pengunjung demi memastikan keamanan dan keselamatan.
Eko melanjutkan, gelar griya berpotensi diadakan rutin setiap tahun untuk hari ulang tahun KAI. Jika demikian, kegiatan juga bisa dimanfaatkan untuk ekonomi, yakni keberadaan stan atau kedai sementara usaha mikro kecil (UMK) bagi pengunjung.
”Fungsi Balai Yasa juga bisa sebagai wahana pendidikan, hiburan, dan ekonomi,” ujarnya.
Dua hari sebelumnya atau Jumat (23/9), kegiatan serupa juga diadakan di Balai Yasa Yogyakarta. Gelar griya juga akan diadakan di Balai Yasa Manggarai pada Senin (26/9/2022). Kegiatan ini untuk memeriahkan HUT KAI yang jatuh pada 28 September 2022.
Tahun ini, KAI mengambil tema ”Bangkit Lebih Cepat, Melayani Lebih Baik” yang agak mirip dengan tema peringatan 77 Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022, yaitu ”Bangkit Lebih Cepat, Pulih Lebih Kuat”.