Jalur Layang dan Stasiun Baru Dibangun untuk Kembangkan Kereta Komuter Medan–Binjai
Kereta komuter disiapkan menjadi salah satu tulang punggung transportasi kawasan aglomerasi Medan, Binjai, Deli Serdang atau Mebidang.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) dan Wali Kota Medan Bobby A Nasution (kanan) meninjau pembangunan rel layang Medan-Binjai, di Medan, Sabtu (24/9/2022). Jalur layang, rel ganda, dan dua stasiun baru dibangun untuk meningkatkan jalur itu.
MEDAN, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mengembangkan jalur kereta api komuter Medan-Binjai dengan pembangunan rel layang, dua stasiun baru, dan jalur ganda. Kereta komuter disiapkan menjadi salah satu tulang punggung transportasi kawasan aglomerasi Medan, Binjai, Deli Serdang atau Mebidang.
”Ada tiga langkah utama pembangunan jalur kereta Medan-Binjai, yakni memperpendek waktu tunggu antarkereta, memperbanyak stasiun, dan integrasi antarmoda harus baik. Hanya dengan begitu penumpang kendaraan pribadi beralih ke angkutan massal,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau pembangunan rel layang Medan-Binjai, di Medan, Sabtu (24/9/2022).
Budi mengatakan, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 1 triliun untuk pembangunan jalur kereta komuter Medan-Binjai sepanjang 20 kilometer itu. Pekerjaannya berupa pembangunan rel layang sepanjang 3,3 kilometer mulai dari pelintasan sebidang Jalan Putri Hijau hingga menjelang pelintasan Jalan Ayahanda, Medan.
Rel layang itu pun akan menghilangkan enam pelintasan sebidang. Turun dari rel layang, pembangunan jalur ganda di Medan-Binjai dilanjutkan di darat sepanjang 3,5 kilometer. ”Dua stasiun akan dibangun, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal,” kata Budi.
Pekerja beraktivitas pada proyek pembangunan rel layang Medan-Binjai, di Medan, Sabtu (24/9/2022). Jalur layang, rel ganda, dan dua stasiun baru dibangun untuk meningkatkan jalur itu.
Saat ini jalur kereta api Medan-Binjai hanya memiliki satu jalur (single track) dan melewati pelintasan sebidang di tengah kota Medan yang menimbulkan kemacetan dan membahayakan keselamatan. Pembangunan ini dapat meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api dari 24 kereta api menjadi 56 kereta api per hari.
Selain itu, Stasiun Medan pun akan dikembangkan agar bisa menjadi hub untuk berbagai jalur. Saat ini, Stasiun Medan menjadi hub untuk jurusan Medan-Kualanamu, Medan-Binjai, Medan-Pematang Siantar, Medan-Rantauprapat, dan Medan - Tanjung Balai. Rel layang yang sudah beroperasi yakni Medan-Kualanamu sepanjang 10,8 kilometer yang dibangun pada 2015 hingga 2019.
Saat ini, masyarakat banyak yang enggan beralih ke angkutan kereta api karena waktu tunggunya 30 menit sampai satu jam.
Proyek pengembangan jalur Medan-Binjai ini telah dimulai sejak Mei 2022 dan realisasi mencapai 19,74 persen. Budi menyebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani memprioritaskan pembiayaan angkutan massal.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, pembangunan jalur kereta api Medan-Binjai akan mempercepat peralihan masyarakat dari angkutan pribadi ke angkutan massal. ”Saat ini, masyarakat banyak yang enggan beralih ke angkutan kereta api karena waktu tunggunya 30 menit sampai satu jam. Padahal, di kota lain waktu tunggu hanya 3-5 menit,” kata Bobby.
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Rel kereta api layang membentang di sekitar Stasiun Medan, Sumatera Utara, Sabtu (4/11/2020). Rel layang sepanjang 10,8 kilometer yang mulai beroperasi sejak Desember 2019 mempercepat waktu tempuh, menambah perjalanan kereta api, dan menghilangkan sembilan pelintasan sebidang di Kota Medan.
Bobby pun berharap pembangunan stasiun diperbanyak di Medan. Selama ini, kereta komuter Medan-Binjai hanya berhenti di Medan dan Binjai. Pembangunan stasiun di daerah Helvetia dan Sunggal pun diharapkan bisa memperluas akses masyarakat ke kereta komuter. Dua daerah itu pun saat ini merupakan kawasan pengembangan permukiman.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara Dandun Prakosa menjelaskan, Stasiun Helvetia akan dibangun di Jalan Asrama di Kilometer 5+950. Saat ini sedang tahap pembebasan lahan selebar 12 meter di setiap sisi rel.
Sementara itu, Stasiun Sunggal akan didirikan di Jalan Orde Baru di jalan akses ke Gerbang Tol Semayang, tepatnya di Kilometer 12+350. Mereka pun sedang melakukan pembebasan lahan 18 meter di setiap sisi rel. ”Namun, anggaran untuk pembebasan lahan untuk kedua rel ini belum tersedia,” kata Dandun.
Untuk pembangunan rel layang juga dilakukan pembebasan lahan dengan anggaran Rp 27,5 miliar. Sebanyak Rp 27,4 miliar sudah diserahkan kepada masyarakat di 10 kelurahan. Penertiban dan pengosongan lahan pun sudah dilakukan.