Pertemuan Antarbisnis G20 TIIMM Hasilkan Kontrak Senilai Rp 15 Triliun

Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, juga menghasilkan kontrak dagang antarbisnis (B2B), selain mendapatkan capaian konkret bidang perdagangan antarnegara.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) memberikan keterangan bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kanan) saat konferensi pers serangkaian pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (23/9/2022).

BADUNG, KOMPAS — Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, dinyatakan menghasilkan pencapaian konkret bidang perdagangan antarnegara anggota G20.

Di samping menghasilkan sejumlah kesepakatan tingkat menteri perdagangan, investasi, dan industri dari negara anggota G20, forum TIIMM G20 di Bali juga mencatatkan terjadinya kontrak dagang, senilai sekitar 1 miliar dollar AS setara Rp 15 triliun, dari terjadinya nota kesepahaman antarbisnis (B2B) selama penyelenggaraan forum TIIMM G20 2022.

Perihal pencapaian itu diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam konferensi pers bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Nusa Dua, Jumat (23/9/2022), atau hari terakhir forum TIIMM G20 2022.

Selama acara berlangsung, menurut Zulkifli, pihak Indonesia mengadakan belasan pertemuan bilateral dengan negara sahabat, termasuk satu pertemuan dengan United Nations Economic and Social Commission Asia and The Pacific (UN-ESCAP).

Adapun kontrak dagang itu dihasilkan dalam pertemuan antara pengusaha Indonesia dan mitra mereka dari luar negeri, yang dilaksanakan di sela-sela penyelenggaraan TIIMM G20 2022 di Bali.

”Ada 23 kontrak dagang yang ditandatangani dengan nilai (semuanya) hampir 1 miliar dollar AS,” kata Menteri Perdagangan dalam konferensi pers, Jumat (23/9).

Dikatakan, salah satu yang membanggakan adalah kontrak kerja sama pengembangan sumber daya manusia bidang teknologi informasi, yang akan dimanfaatkan untuk perdagangan jasa antara Australia dan Indonesia dalam rangka Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement.

Adapun dalam siaran pers Kementerian Perdagangan disebutkan, nilai kontrak dagang yang ditandatangani antara pengusaha Indonesia dan negara mitra dari anggota G20 mencapai nilai 710,6 juta dollar AS dari 23 kontrak dagang.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kanan) menunjukkan kumpulan Bali Compendium saat konferensi pers serangkaian pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Mekanisme Multilateral Menjadi Landasan Mengatasi Tantangan Global

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan, pertemuan sektor investasi dalam TIIMM G20 2022 di Bali menghasilkan kumpulan informasi sebagai panduan merumuskan strategi dan arah kebijakan investasi dan promosi investasi setiap negara anggota G20.

Kumpulan informasi panduan itu disepakati disebut Bali Compendium, yang selanjutnya akan dibawa ke KTT G20 2022 di Bali nanti. ”Ini adalah legacy (warisan) dari pertemuan (TIIMM G20), di mana Menteri Perdagangan adalah ketuanya,” kata Bahlil dalam konferensi pers bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Jumat.

Lebih lanjut Zulkifli menyatakan, forum TIIMM G20 di Bali tidak menghasilkan konsensus karena masih terdapat satu isu, yakni mengenai kondisi geopolitik, yang belum mendapatkan kesepakatan dari semua peserta konferensi tingkat menteri itu.

Ini adalah warisan dari pertemuan TIIMM G20, dimana Menteri Perdagangan adalah ketuanya.

Zulkifli menerangkan, peserta TIIMM G20 2022 di Bali menyetujui enam poin prioritas yang diusulkan dan dibahas selama konferensi, yaitu reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Selain itu, juga dibahas peran sistem perdagangan multilateral untuk memperkuat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan respons perdagangan dan investasi dalam menangani pandemi dan arsitektur kesehatan global.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kanan) memberikan keterangan bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) saat konferensi pers serangkaian pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Indonesia dan Australia Perkuat Kemitraan Perdagangan

Hal lain adalah peserta TIIMM G20 2022 menegaskan peran penting rantai nilai global dan perdagangan digital dalam mendorong partisipasi negara-negara berkembang, peningkatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global; dan koherensi kebijakan perdagangan dan investasi dengan kebijakan industri untuk mengatasi tantangan di masa depan.

Terkait dengan reformasi WTO, Zulkifli menerangkan, negara anggota G20 juga berkomitmen memanfaatkan secara positif hasil konferensi tingkat menteri (KTM) ke-12 WTO pada Juni 2022 dan terlibat dalam diskusi aktif serta konstruktif menuju KTM ke-13 WTO yang akan datang.

Isu prioritas

Adapun enam isu prioritas bidang perdagangan, investasi, dan industri tersebut terlebih dulu dibahas dalam pertemuan ke-3 Kelompok Kerja Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Working Group/TIIWG) G20, yang juga dilaksanakan di Nusa Dua, Bali.

Dari siaran pers Kementerian Perdagangan disebutkan, Ketua TIIWG, yang juga Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menyatakan, diskusi kolektif selama TIIWG G20 pertama sampai ketiga itu menjadi dasar kuat untuk kolaborasi lebih dekat di antara para menteri perdagangan, investasi, dan perindustrian G20.

Forum G20 dinyatakan perlu terus menekankan relevansinya sebagai forum ekonomi multilateral.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam wawancara dengan wartawan seusai konferensi pers bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan serangkaian pelaksanaan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting/TIIMM) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Keberlanjutan Evolusi Perdagangan dan Industri Dijaga

Lebih lanjut, dalam konferensi pers, Jumat (23/9), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menerangkan, Indonesia memperjuangkan lima poin dalam forum TIIMM G20 di Nusa Dua, Bali.

Setelah melalui proses panjang dan diskusi yang intens, menurut Bahlil, delegasi peserta TIIMM G20 di Bali dinyatakan dapat menyelesaikan dan menyetujui poin-poin yang diperjuangkan Indonesia.

Lima poin sektor investasi, yang dibahas secara intensif dalam forum TIIMM G20 di Bali, menurut Bahlil, yaitu perihal arus investasi berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan, pemangkasan prosedur investasi bagi negara anggota G20.

Selain itu, investasi yang berkolaborasi dengan pengusaha lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Isu lain adalah investasi yang berkeadilan dan merata.

Adapun poin khusus perihal harga karbon, menurut Bahlil, masih perlu dibahas dan didiskusikan lagi karena belum mendapatkan kesepakatan.

”Kami sudah memperjuangkan, tetapi belum ada kesepakatan. Akan tetapi, penting bahwa mereka menyetujui keadilan investasi dan pemerataan investasi yang harus dilakukan,” kata Bahlil.