Lampung Masuki Musim Hujan, Cuaca Ekstrem Mengintai
Sebagian wilayah Lampung mulai memasuki musim hujan pada September 2022. Potensi cuaca ekstrem meningkat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung memprediksi wilayah Lampung mulai memasuki musim hujan pada September 2022. Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang berpotensi terjadi di sebagian daerah.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Lampung, hujan deras disertai angin kencang berpotensi terjadi sejak pagi hingga malam hari selama tiga hari ke depan. Hujan berpotensi terjadi secara merata di 15 kabupaten/kota di Lampung. Kategori curah hujan di sejumlah daerah bervariasi, mulai dari rendah hingga tinggi.
Koordinator Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung Suparji menjelaskan, berdasarkan prakiraan iklim, saat ini wilayah Lampung sudah memasuki awal musim hujan. Sementara puncak musim hujan diprediksi berlangsung pada Januari 2023.
”Musim hujan tahun ini di sebagian wilayah Lampung maju dari jadwal normal karena adanya pengaruh fenomena La Nina lemah hingga moderat,” kata Suparji di Bandar Lampung, Kamis (22/9/2022).
Sejumlah wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih awal, antara lain, sebagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah, Mesuji, Tulang Bawang, dan Kota Bandar Lampung. Pergerakan angin monsun Asia yang mulai memasuki wilayah Indonesia juga berpotensi memicu angin kencang di wilayah tersebut saat hujan terjadi.
Ia menjelaskan, berdasarkan analisis perkembangan ENSO, pada pertengahan September 2022, indeks ENSO menunjukkan kondisi El Nina moderat. Kondisi itu diprediksi masih akan berangsur menuju netral pada Maret 2023.
Sementara pada Agustus 2022, kondisi anomali suhu permukaan laut Pasifik Tengah Ekuator menunjukkan anomali negatif dengan indeks -0.99. Hal ini menunjukkan kondisi La Nina lemah.
Angin Monsun Asia juga diprediksi mulai memasuki wilayah Indonesia. Fenomena dinamika atmosfer inilah yang memicu masih tingginya potensi hujan di Lampung hingga beberapa pekan ke depan.
Berdasarkan prediksi BMKG, peluang terjadinya curah hujan lebih besar dari 50 milimeter selama musim hujan cukup tinggi. Curah hujan akan terus meningkat hingga di atas 100 milimeter mendekati puncak musim hujan awal tahun 2023.
Karena itulah, pemerintah daerah dan masyarakat diminta mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi dengan adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG. Selain banjir, bencana angin kencang juga bisa melanda wilayah Lampung saat cuaca tak menentu seperti sekarang ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Rudi S Sugiarto menyampaikan, pemerintah daerah telah menyiapkan upaya mitigasi menghadapi bencana hidrometeorologi yang terjadi setiap tahun. Di tengah fenomena peningkatan La Nina, bencana yang rawan terjadi di Lampung, antara lain, banjir, puting beliung, dan longsor.
Menurut dia, Pemprov Lampung telah memetakan daerah rawan bencana di setiap kabupaten di Lampung. Berdasarkan kondisi geografisnya, daerah rawan banjir dan longsor, antara lain, berada di Kabupaten Tanggamus, Pesawaran, Lampung Barat, dan Pesisir Barat.
Sementara daerah rawan bencana puting beliung, antara lain, Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Lampung Tengah. Adapun daerah rawan banjir terjadi di sebagian besar kabupaten/kota, terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari empat jam.
Selain memberikan informasi terkini tentang situasi cuaca kepada masyarakat, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPBD di 15 kabupaten/kota dan tim SAR Lampung untuk menyiapkan sarana mitigasi saat terjadi bencana. Kesiapan mitigasi masyarakat dan kecepatan tim penyelamat menjadi kunci untuk mencegah terjadinya korban jiwa saat terjadi bencana alam. Peralatan keselamatan bencana juga telah disiapkan di titik rawan bencana di setiap wilayah.