Banjir Genangi Kendari dan Buton Utara, Daerah Diimbau Terus Waspada
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi merata di Sulawesi Tenggara membuat sejumlah daerah terdampak banjir. Di Kendari dan Buton Utara, sejumlah titik terendam hingga sungai meluap.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi merata di Sulawesi Tenggara membuat sejumlah daerah terendam banjir. Di Kendari dan Buton Utara, sejumlah titik tergenang hingga sungai meluap. Daerah diharapkan waspada akan situasi cuaca yang tidak menentu.
Hujan yang terjadi sejak Kamis (22/9/2022) pagi hingga sore menyebabkan sejumlah daerah tergenang. Di Kendari, wilayah rendah yang diperparah dengan drainase buruk membuat genangan terjadi di sejumlah titik.
Titik banjir terlihat di sekitar Tugu eks MTQ yang menjadi ikon daerah ini, Kali Wanggu, dan beberapa titik lainnya. Sejumlah wilayah perumahan juga tergenang hingga air masuk ke dalam rumah warga. Warga terpaksa mengevakuasi barang dan kendaraan agar tidak terendam air.
Winda (33), warga Kelurahan Korumba, menuturkan, permukimannya memang menjadi langganan banjir saat hujan deras terjadi. Selain jalanan yang lebih tinggi, sistem drainase tidak berfungsi sehingga air hujan tidak mengalir.
Sejumlah titik yang menjadi langganan banjir juga masih tergenang hingga Kamis sore. Kendaraan yang tidak ingin terjebak harus mencari jalan lain sehingga terjadi kemacetan di banyak lokasi.
Tidak hanya di Kendari, hujan deras juga menyebabkan banjir di Kabupaten Buton Utara. Salah satu sungai di Desa Wontulasi, Wakorumba Utara, meluap hingga menggenangi rumah warga. Kepala Bidang Penanggulangan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Buton Utara Idham Malik menuturkan, banjir akibat luapan sungai terjadi sejak Kamis siang dengan ketinggian hingga satu meter. Banjir tersebut menggenangi belasan rumah.
”Hujan deras memang terjadi sesuai prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Banjir terjadi sejak siang tadi. Namun, sore ini situasi air mulai surut. Warga juga tetap bertahan di rumah dan tidak mengungsi,” kata Idham, dihubungi dari Kendari.
Wilayah ini, ia melanjutkan, memang rutin menjadi langganan banjir. Sejak Juni lalu banjir telah terjadi sekitar lima kali di desa ini. Hal tersebut disebabkan sungai yang mengalami sedimentasi sehingga cepat meluap saat hujan lebat.
Sejauh ini pihaknya telah menyiagakan petugas dan berkoordinasi dengan instansi lainnya. Analisis cuaca juga dinantikan untuk mengantisipasi perubahan cuaca jika hujan terus terjadi selama beberapa hari ke depan.
”Meski masyarakat telah paham untuk evakuasi dini dan air mulai surut, kami terus memantau perkembangan di lapangan. Apalagi, wilayah Buton Utara masuk kategori tinggi untuk potensi terjadinya bencana. Saat ini kami menunggu prakiraan cuaca untuk besok dan beberapa hari ke depan,” kata Idham.
Selain itu, dampak La Nina juga masih terjadi hingga akhir Oktober.
Kepala Stasiun Maritim BMKG Kendari Sugeng Widarko menjelaskan, hujan dengan intensitas tinggi yang dimulai sejak pagi memang terjadi merata di wilayah daratan dan beberapa wilayah kepulauan Sultra. Peringatan dini telah disebarkan ke wilayah terdampak untuk mengantisipasi dan mengambil langkah penanganan secepatnya.
Hujan yang terjadi kali ini, ia melanjutkan, akibat adanya belokan angin di wilayah ekuator, khususnya di atas daratan Sultra. Hal tersebut memicu perubahan pola angin sehingga terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
”Selain itu, dampak La Nina juga masih terjadi hingga akhir Oktober. Kami belum sebut ini anomali karena baru terjadi. Dari perkiraan cuaca, tidak akan berlangsung lama,” katanya.
Meski begitu, Sugeng menambahkan, pihaknya terus memantau kondisi dan perubahan cuaca yang terjadi. Ia mengimbau daerah juga terus waspada dan segera mengambil langkah jika terjadi kondisi cuaca yang signifikan dan bisa berdampak memicu bencana hidrometeorologi.