Saat berkunjung ke Sembalun di kaki Gunung Rinjani, tidak cukup jika hanya memetik stroberi. Cobalah wisata baru, yakni memetik jeruk dan makan hingga puas di kebunnya.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·5 menit baca
Selama ini, berkunjung ke Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, selalu diisi wisatawan dengan memetik stroberi. Padahal, telah ada magnet baru, yakni kebun jeruk dengan buah yang siap dipetik dan dimakan langsung sepuasnya.
Angin segar berembus pelan saat rombongan wisatawan asal Sambelia, Lombok Timur, tiba di area parkir, Senin (4/9/2022) sekitar pukul 12.30 Wita. Begitu turun dari kendaraan, mereka langsung berjalan kaki melewati pematang sawah.
Di ujung pematang, mereka berhenti. Lalu mengarahkan pandangan ke hamparan kebun jeruk di depan mereka. Buahnya lebat dari yang masih hijau muda, hijau tua, hingga kuning menunggu untuk dipetik.
Seperti melihat sesuatu yang baru, rombongan itu tampak antusias lantas bergegas turun dan mendekat ke kebun jeruk itu. Namun, mereka tidak langsung memetik karena tidak ada pemilik kebun di sana.
Salah satu petani yang tengah panen tomat melihat kedatangan mereka. Lalu memberi tahu jika, selain Sabtu dan Minggu, kebun jeruk ditutup. Mendengar itu, terlihat raut kecewa di wajah rombongan wisatawan itu.
Sempat ingin balik kanan, rombongan itu bertemu Syarif Hidayat, Ketua Seksi Pengembangan Produk Wisata Kelompok Sadar Wisata Cemara Siwu Sembalun. Syarif siang itu tengah meninjau kebun jeruk tersebut untuk bagian dari paket wisata Desa Sembalun.
Syarif kemudian menelepon pemilik kebun dan tak lama kemudian datang. Sama seperti penjelasan petani tomat, pemilik kebun, yakni Haji Hisniwati (64), juga menerangkan jika kebun jeruk hanya dibuka di akhir pekan. Namun, karena tidak ingin membuat kecewa pengunjung yang telah jauh-jauh datang, ia memperbolehkan mereka memetik.
”Kami buka di Sabtu dan Minggu. Pertimbangannya biar pada akhir pekan banyak jeruk yang manis. Namun, kebetulan rombongan ini datangnya jauh, tidak apa-apa saya buka,” kata Hisniwati.
Manis. Jeruknya manis. Benar-benar menyenangkan karena pengalaman baru. Kami akan ke sini lagi
Hisniwati menyerahkan sejumlah ember ke pengunjung tersebut. Pengunjung kemudian membawa berkeliling kebun dan mengisinya dengan jeruk yang mereka petik. ”Mereka bebas memetik yang mana saja. Bisa juga sambil makan sepuasnya,” katanya.
Pohon jeruk milik Hisniwati tidak terlalu tinggi. Apalagi buahnya yang banyak, menjuntai ke bawah hingga bisa dipetik langsung dengan tangan. Jika ada yang sulit dijangkau tetapi pengunjung yakin itu jeruk yang bagus dan manis, mereka bisa menggunakan galah yang disiapkan di sana.
Mencicipi langsung jeruk memang cara untuk mendapatkan buah yang manis. Siang itu, jika salah satu dari pengunjung menemukan pohon dengan buah jeruk yang manis, anggota rombongan lainnya mendekat. Lalu memetik di sana.
”Manis. Jeruknya manis. Benar-benar menyenangkan karena pengalaman baru. Kami akan ke sini lagi,” kata Lukmanul Hakim (21), salah satu wisatawan.
Setelah itu, mereka berkeliling lagi ke pohon-pohon lain yang jumlahnya puluhan batang. Hisniwati mengatakan, tidak ada batasan waktu pengunjung berada di kebunnya. Intinya sampai pengunjung puas.
Menurut Hisniwati, satu pengunjung hanya perlu membayar Rp 15.000 untuk menikmati aktivitas di kebun jeruknya. Itu sudah termasuk petik dan makan jeruk sepuasnya serta gratis 1 kilogram jeruk yang bisa dibawa pulang.
”Jika ingin menambah lagi jeruknya, tinggal tambah biaya Rp 10.000 per kilogram saja,” kata Hisniwati.
Hisniwati menuturkan, kebun jeruk itu yang didominasi jenis keprok itu telah ditanam sejak 2012 dan sudah berbuah sekitar 4 tahun terakhir. Awalnya, sejak mulai berbuah, kebun tersebut tidak diperuntukkan untuk kegiatan wisata. Hanya untuk dinikmati sendiri atau dijual di sekitar sembalun.
”Tetapi mulai sekarang, dijadikan salah satu aktivitas wisata di Sembalun. Jadi, saya juga punya tambahan pemasukan selain dari hasil bertani,” kata Hisniwati.
Bagian dari paket wisata
Desa Sembalun merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sembalun yang seluruhnya berada di kaki Gunung Rinjani. Selain itu, ada juga Desa Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sajang, dan Bilok Petung.
Sembalun berada sekitar 88 kilometer timur laut Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat, atau 84 kilometer timur laut Bandara Internasional Lombok. Jarak tempuh tersebut jika wisatawan masuk ke Sembalun lewat Lombok Timur, sedangkan jika masuk lewat Lombok Utara, sekitar 105 kilometer.
Jika menyebut Sembalun, yang terpikirkan adalah mendaki Rinjani atau bukit-bukit hingga memetik Stroberi. Memang, dua aktivitas itu yang paling sering ditemui saat ke Sembalun. Sisanya, bersantai di kedai atau warung yang mudah ditemui sepanjang jalur Sembalun.
Akan tetapi, sejak tahun ini, menurut Syarif, Desa Sembalun yang telah menjadi desa wisata memiliki paket bernama Explore the Hidden Gem of Sembalun. Paket itu termasuk berwisata ke kebun jeruk dan kebun apel.
”Kebun jeruk ada satu, sementara kebun apel ada tiga tempat. Hanya saja, apel baru musim akhir tahun nanti. Sekarang, jeruk jadi pilihan wisatawan,” kata Syarif.
Menurut Syarif, sejak dibuka, kebun jeruk tersebut tidak pernah sepi. Kehadiran media sosial membuat aktivitas baru itu terus dikunjungi wisatawan di akhir pekan. Apalagi, pada akhir pekan, Sembalun memang menjadi tujuan wisata, baik yang berkunjung harian maupun menginap.
Akomodasi yang lengkap, juga akses dan transportasi ke Sembalun (termasuk adanya bus dari kawasan Bangsal atau pelabuhan penyeberangan wisatawan ke Gili), kian mempermudah wisatawan. Juga akses ke obyek wisatawa yang ada, seperti kebun jeruk milik Hisniwati.
Syarif mengatakan, Pemerintah Desa, Pokdarwis, dan pihak terkait akan terus mengeksplor potensi wisata Sembalun. Lalu, mempromosikannya agar semakin populer. Hal itu sejalan dengan jargon mereka ”Desa Wisata Sembalun Mendunia”.
”Kami gencar promosi, baik dalam maupun luar. Termasuk memanfaatkan pemasaran digital. Harapannya ke depan Sembalun makin ramai oleh wisatawan, baik lokal, domestik, maupun mancanegara,” kata Syarif.
Kebun jeruk di Sembalun memang belum seperti di Kintamani, Bali, yang tersohor karena jeruknya. Akan tetapi, kehadiran kebun itu memberi warna baru bagi wisatawan di kawasan kaki Gunung Rinjani itu. Yuk, memetik jeruk Sembalun!