Cegah Gagal Panen, Petani NTT Harus Segera Siapkan Lahan
Musim hujan bakal turun merata di NTT pada November 2022. Petani diminta segera menyiapkan lahan agar tidak berpotensi gagal panen.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Petani di Nusa Tenggara Timur disarankan segera mulai menyiapkan bibit dan pupuk karena musim hujan diperkirakan terjadi di awal November 2022. Keterlambatan penyediaan bibit dan pupuk menjadi salah satu faktor pemicu gagal panen.
Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi, di Kupang, Rabu (21/9/2022), mengatakan, semua wilayah di NTT sudah diguyur hujan memasuki November 2022. Puncak musim hujan bakal terjadi pada Januari 2023.
Oleh karena itu, petani diminta menyediakan lahan pertanian sebelum musim hujan tiba. Bahkan, petani di kawasan Manggarai diminta bersiap lebih awal karena musim hujan bakal turun pada Oktober 2022.
”Petani di Pulau Timor, Sumba, Rote, Sabu Raijua, Alor, dan sebagian besar wilayah Flores masih memiliki waktu lebih dari satu bulan untuk menyiapkan lahan pertanian,” katanya.
Ketua Kelompok Tani Oetnana di Kota Kupang Daniel Aluman mengatakan, informasi tentang permulaan musim hujan harus diketahui banyak petani. Alasannya, keterlambatan menyiapkan bibit dan pupuk, yang bisa memakan waktu hingga sebulan, kerap berujung pada gagal panen.
Ia juga berharap pemerintah aktif mendukung penyediaan bibit dan pupuk bagi petani. ”Pernah terjadi, kekeringan datang saat tanaman milik petani masih membutuhkan air,” katanya.
Direktur Yayasan Tukelakang NTT Marianus Minggo mengatakan, musim hujan pada bulan November ini harus disosialisasikan kepada masyarakat luas. Lembaga sosial masyarakat di bidang pendampingan pertanian ini meminta pemerintah daerah segera meneruskan informasi tentang cuaca itu kepada petani.
”Bagikan informasi ini segera agar petani segera menyiapkan lahan. Jangan sampai terlambat dan ujungnya menyebabkan kerugian pada petani,” kata Minggo.