Air Minum Tercemar BPA, Utamakan Keselamatan Konsumen
Air dalam kemasan galon menjadi tumpuan bagi warga kota lantaran air dari perusahaan daerah tidak memenuhi kebutuhan warga.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Air dalam kemasan dijual di warung-warung di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, seperti terlihat pada Selasa (20/9/2022).
BANDA ACEH, KOMPAS — Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Yayasan Perlindungan Konsumen Aceh mendesak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan serta pemerintah daerah agar menindaklanjuti temuan Bisphenol-A dalam air kemasan galon. Solusi cepat dibutuhkan demi keselamatan konsumen.
Ketua Komisi V Bidang Kesehatan DPR Aceh Rizal Falevi Kirani, saat dihubungi pada Rabu (21/9/2022), mengatakan, secara resmi DPR Aceh belum mendapatkan hasil penelitian tersebut. Falevi mengetahui persoalan itu dari pemberitaan media. ”Dalam waktu dekat kami menyurati Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) dan dinas kesehatan agar menyampaikan juga hasil penelitian itu kepada kami,” ujarnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan air dalam kemasan galon terpapar Bisphenol-A (BPA), zat kimia pengeras plastik. Zat kimia itu bermigrasi dari galon ke air. BPA berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu kanker hingga gangguan reproduksi.
Di Aceh, paparan BPA di atas ambang batas ditemukan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Tenggara. Di Banda Aceh, tingkat paparan BPA melebihi ambang batas yang ditentukan, yakni 0,6 bagian per sejuta (ppm) per liter, pada periode 2021-2022. BBPOM di Banda Aceh belum mengumumkan hasil temuan itu kepada publik. Alasannya, masih menunggu arahan BPOM pusat.
Namun, dalam sarasehan di Medan, Sumatera Utara, pekan lalu, BBPOM Medan menyebutkan ada enam daerah yang ditemukan air kemasan galon terpapar BPA. Daerah itu adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tenggara. Di Medan, ditemukan kandungan BPA dalam air di galon 0,9 ppm per liter.
Falevi mengatakan, BPOM dan Pemprov Aceh harus menindaklanjuti temuan itu. ”Utamakan keselamatan warga, zat itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Kalau hasil temuan tidak dibuka kepada publik, sama halnya membiarkan warga berada dalam ancaman,” ujarnya.
Falevi menuturkan, pihaknya berencana memanggil BPOM, Dinas Kesehatan Aceh, perusahaan distribusi air dalam kemasan, dan para pemangku kepentingan untuk mengumpulkan informasi. Menurut dia, isu ini mendesak untuk ditindaklanjuti karena menyangkut dengan kesehatan warga.
Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen Aceh (Yapka) Fahmiwati mengatakan, keterbukaan informasi terkait keamanan produk merupakan hak konsumen. Dia berharap BPOM di Banda Aceh segera membuka hasil penelitian tersebut. ”Konsumen wajib diberikan informasi atas barang atau jasa yang dia beli. Produsen harus jujur dan pemerintah harus memfasilitasi pemenuhan hak konsumen,” ujarnya.
KOMPAS/ZULKARNAINI
Pekerja menata air isi ulang dalam galon di salah satu depot isi ulang di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Selasa (13/9/2022).
Sebelumnya, Kepala BBPOM Aceh Yudi Noviandi mengatakan, temuan itu masih dikaji di kalangan internal. ”Kami masih menunggu arahan strategi penanganan dari BPOM pusat,” ujarnya.
Air dalam kemasan galon menjadi tumpuan bagi warga kota lantaran air dari perusahaan daerah tidak memenuhi kebutuhan warga. Selain tidak semua rumah tersambung pipa, kualitas air juga rendah, tidak layak untuk langsung dikonsumsi.
Di Banda Aceh, cakupan layanan air bersih dari perusahaan daerah mencapai 90 persen. Namun, persoalannya, kualitas air yang diterima konsumen rendah. Selain itu, aliran air terkadang tidak lancar.
Aryos Nivada (40), warga Banda Aceh, menuturkan, kini dia resah jika air kemasan galon yang dikonsumsi keluarganya berpotensi terpapar BPA. Dia berharap ada solusi dari pemerintah agar dirinya sebagai konsumen terbebas dari ancaman BPA.
Dosen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Yulizar Kasma, mengatakan, pemerintah daerah, BPOM, dan dunia usaha harus mengedukasi konsumen terhadap bahaya BPA bagi tubuh. ”Warga atau konsumen harus dilindungi dengan penyadartahuan dan melahirkan produk yang bebas dari BPA,” katanya.