Mobil Listrik dan Hidrogen Universitas Brawijaya Berlaga di Shell Eco-marathon 2022
Mobil berbaterai dan prototipe mobil hidrogen inovasi mahasiswa Universitas Brawijaya Malang akan bertarung pada Shell Eco-marathon 2022. Salah seorang pengemudinya adalah perempuan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Mobil listrik dan prototipe hidrogen dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya bakal bersaing dalam Shell Eco-marathon 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Nusa Tenggara Barat, 11-15 Oktober. Ajang ini diharapkan menjadi salah satu tempat bagi anak muda berperan mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik.
Dua mobil itu dikembangkan Tim Apatte Elang Perkasa 2 yang berdiri sejak 2012. Baik Anagata FCV yang bertenaga hidrogen maupun Marsela EV yang menggunakan listrik disebut bisa melaju hingga 40 kilometer per jam. Di Mandalika, keduanya akan bertanding dengan peserta dari 11 negara lainnya.
”Kami menantikan Shell Eco-marathon 2022 untuk menunjukkan komimten menciptakan mobil hemat energi,” kata Heaven Josiah Harvan, Team Manager Apatte Elang Perkasa 2, yang juga mahasiswa jurusan Teknik Mesin, di Universitas Brawijaya, di Malang, Selasa (20/9/2022).
Inovasi teranyar bakal disajikan lewat Anagata FCV. Selain berbahan bakar hidrogen, tubuh mobil berbahan serat karbon. Sementara sasisnya menggunakan bahan hollow aluminium.
Sementara itu, bagi Marsela EV, kompetisi ini bukan yang pertama. Namun, tahun ini, mobil akan hadir dengan inovasi baru. Lewat penggunaan komponen khusus, Marsela EV bisa melaju dengan pilihan tiga kecepatan, rendah, sedang, dan tinggi.
Heaven mengatakan, kedua mobil ini adalah aksi nyata anak muda meminimalkan dampak pemanasan global dan mendukung energi masa depan dunia. ”Semua kami perjuangkan dengan berusaha semaksimal menampilkan performa terbaik dalam Shell Eco-marathon,” kata Heaven.
Pengemudi Anagata FCV, Natalia Fitri Clerin Susilowati (21), mengatakan, bersama timnya ingin menginspirasi banyak kalangan untuk meminimalkan pemanasan global. Bila ingin masa depan bumi lebih baik kelak, beragam inovasi harus mulai dilakukan sejak dini. Satu-satunya pengemudi perempuan dari Indonesia di ajang Shell Eco-marathon 2022 ini mengatakan, ajang ini menjadi salah satu jalan mewujudkan inovasi itu.
”Pada kompetisi ini, target mobil prototipe hidrogen bisa menyelesaikan satu race dan mendapatkan hasilnya,” kata mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya angkatan 2019 yang beberapa waktu terakhir harus membagi waktu antara jadwal kuliah di siang hari dan menjajal mobil saat malam hari.
Sementara itu, Muhammad Rizky Akbar (21), pengemudi Marsela EV, mengatakan, mobilnya kini jauh lebih unggul. Dengan tubuh lebih ramping, dia yakin bisa mendapatkan hasil lebih baik. Sebelumnya, catatan waktu terbaik Marsela EV sebesar 149,49 km per kilowatt per hour Kwh.
”Pengembangan mobil versi terbaru ini sejak 4-5 bulan lalu. Nanti, target kami naik podium,” katanya.
Deputi Country Chair dan Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengapresiasi perkembangan tim Apatte Elang Perkasa 2 yang akan membawa mobil bertenaga hidrogen dalam ajang tahun ini. Dia berharap berbagai inovasi itu dapat menjadi solusi mobilitas masa depan yang lebih hemat energi dan rendah emisi.
”Semoga setiap tahun bakal semakin banyak mahasiswa ikut dalam kompetisi ini untuk ikut berkontribusi pada dunia yang lebih baik,” katanya.