Gelar Job Fair, Pemkot Denpasar Pertemukan Pencari Kerja dan Perusahaan
Pandemi Covid-19 berdampak terhadap ketenagakerjaan di Kota Denpasar. Akibat pandemi Covid-19, tingkat pengangguran bertambah. Pemkot Denpasar membuka bursa kerja di Gedung DNA Kota Denpasar mulai Selasa (20/9/2022).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Selama dua hari berturut-turut, mulai Selasa (20/9/2022), Pemerintah Kota Denpasar menggelar bursa kerja, yang membuka sekitar 6.000 lowongan pekerjaan. Para pencari kerja diharapkan membekali diri dengan budaya kerja dan etos kerja, di samping keahlian, sehingga berkompeten di pekerjaannya.
Sebanyak 30 perusahaan, yang bergerak di sektor pariwisata, kesehatan, perdagangan, dan lain-lainnya, berpartisipasi dalam pelaksanaan Job Fair XVI Pemkot Denpasar di area Gedung Dharma Negara Alaya Art and Creative Hub Kota Denpasar, yang dibuka Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara pada Selasa (20/9/2022).
Bursa kerja ke-16, yang berlangsung dua hari sampai Rabu (21/9), itu juga diisi kegiatan klinik pendampingan dan pembekalan bagi calon tenaga kerja, yang difasilitasi Dinas Tenaga Kerja dan Sertifikasi Kompetensi Kota Denpasar.
Kegiatan bursa kerja, yang diselenggarakan Pemkot Denpasar, dipergunakan Yeni (18) untuk mencari-cari perusahaan yang menawarkan peluang kerja yang diminatinya.
Yeni bersama Wulan (19) mendatangi lokasi bursa kerja di Gedung DNA Art and Creative Hub Kota Denpasar itu dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan di perusahaan, yang juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja sambil kuliah.
”Harapannya ada perusahaan di Bali, yang memberikan peluang kerja sambil kuliah,” kata Yeni yang ditemani Wulan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sertifikasi Kompetensi Kota Denpasar Nyoman Ngurah Jimmy Sidharta mengatakan, kegiatan bursa kerja itu bertujuan memfasilitasi para pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
Jimmy menyatakan, perusahaan, yang dilibatkan dalam bursa kerja, itu sudah diseleksi. ”Kami juga mengarahkan calon tenaga kerja menggunakan perusahaan jasa penyalur tenaga kerja yang resmi,” ujar Jimmy di Gedung DNA Art and Creative Hub Kota Denpasar, Selasa (20/9).
Jimmy menambahkan, Pemkot Denpasar melalui Dinas Tenaga Kerja dan Sertifikasi Kompetensi (DTKSK) Kota Denpasar juga memberikan pembekalan dan pendampingan bagi para pencari kerja di lokasi acara bursa kerja itu.
Menurut dia, calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri memerlukan kesiapan mental, selain memiliki keahlian, agar dapat menyesuaikan diri di tempat kerjanya nanti.
Direktur Operasional PT Bali Paradise Citra Dewata I Kadek Hendra Hartawan menyebutkan, peluang bekerja di luar negeri masih terbuka luas. Kadek menyatakan, perusahaannya yang khusus menyalurkan pekerja ke kapal-kapal pesiar berharap mendapat 100 sampai 200 pelamar kerja selama kegiatan bursa kerja itu.
Hotel okupansi masih rata-rata 50 persen, artinya belum semua tenaga kerja sektor pariwisata dapat kembali bekerja.
”Calon pekerja dari Bali umumnya memiliki etos kerja yang baik, hanya mereka perlu ditambah skill dan ditingkatkan kemampuan berbahasa asingnya,” ujar Kadek.
Sementara itu, dalam sambutannya saat membuka acara bursa kerja tersebut, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, pemerintah berupaya membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dengan melibatkan perusahaan.
Jaya Negara menyatakan, situasi pandemi Covid-19 memberikan tantangan bagi Pemkot Denpasar dalam menangani persoalan ketenagakerjaan di Kota Denpasar. Jumlah pengangguran di Kota Denpasar meningkat, bahkan pernah mencapai 7,02 persen, pada 2021.
Bahkan, katanya, ketika pandemi, pihaknya masih mengadakan Denpasar Youth Festival dan Denpasar Festival. Kedua kegiatan ini menjadi program padat karya berbasis kreativitas sehingga para pelaku kreatif di Kota Denpasar tetap dapat bergerak dan berusaha.
Dikatakan, meskipun pandemi Covid-19 sudah melandai dan kasusnya terkendali, tingkat pengangguran masih cukup tinggi dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi Covid-19. Kondisi itu tidak terlepas dari perkembangan sektor pariwisata di Bali, yang masih proses pemulihan.
”Hotel okupansi masih rata-rata 50 persen, artinya belum semua tenaga kerja sektor pariwisata dapat kembali bekerja,” ujarnya.
Lebih lanjut Jaya Negara menyebutkan, pemerintah sedang membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) di Kota Denpasar, yakni di kawasan Sanur dan kawasan Serangan.
Kawasan ekonomi khusus di Sanur dirancang untuk mengembangkan wisata kesehatan dan wisata MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran), sedangkan di kawasan Serangan direncanakan sebagai kawasan wisata edukasi.
Pemkot Denpasar juga membangun kerja sama dengan pemerintah kota di luar negeri melalui strategi kota kembar (sister city) untuk membuka peluang penempatan tenaga kerja di luar negeri.