Dua Kapal Ikan Vietnam Ditangkap, Nelayan Natuna Dukung Ketegasan Aparat
Kapal Pengawas Perikanan Hiu 11 menangkap dua kapal ikan berbendera Vietnam di Natuna. Ketegasan aparat menindak kapal asing didukung nelayan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan atau PSDKP di Kementerian Kelautan dan Perikanan meringkus dua kapal penangkap tuna ilegal asal Vietnam di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Nelayan Natuna berharap aparat rutin berpatroli untuk menekan intrusi kapal asing.
Direktur Jenderal PSDKP KKP Laksamana Muda Adin Nurawaluddin, Sabtu (17/9/2022), lewat pernyataan tertulis, mengatakan, dua kapal ikan asing (KIA) berbendera Vietnam itu ditangkap di barat laut Pulau Natuna. Selain ilegal, mereka juga menggunakan alat tangkap terlarang, yakni pair trawl atau pukat harimau.
Menurut Adin, penangkapan dua KIA itu merupakan tindak lanjut laporan nelayan yang diterima pada 8 September 2022. Kapal Pengawas (KP) Hiu 11 lantas diterjunkan untuk mengejarnya. Pada 10 September, dua kapal bersama 44 awaknya berhasil ditangkap.
Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri, Minggu (18/9/2022), mengapresiasi ketegasan PSDKP menindak dua KIA Vietnam tersebut. Ia berharap, ke depan aparat menggelar patroli lebih rutin agar intrusi KIA di Laut Natuna Utara (LNU) segera diatasi.
”Kami berharap patroli dilakukan kontinu, tidak parsial seperti sekarang. Kalau kapal-kapal aparat terus hadir di laut, kapal asing tidak bakal berani masuk,” kata Hendri.
Selama ini, KIA Vietnam paling marak beraksi di perairan arah barat laut dari Pulau Natuna. Alasannya, di wilayah itu terdapat tumpang-tindih klaim zona ekonomi eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Vietnam.
Akan tetapi, belakangan sejumlah nelayan melaporkan kerawanan aktivitas KIA juga terjadi di LNU bagian timur laut. Seorang nelayan, Dedi (38), mengatakan, bertemu kapal-kapal besi dan berukuran lebih dari 100 gross ton (GT) di LNU bagian timur laut pulau pada 8 September 2022.
”Saya tak melihat bendera kapal-kapal ikan itu. Namun, kami menduga itu kapal ikan dari China atau Taiwan soalnya badannya (terbuat) dari besi dan ukurannya besar. Itu berbeda sekali dengan kapal ikan Vietnam yang biasa kami lihat,” ujar Dedi, Senin (12/9/2022).
Selain kehadiran KIA berukuran jumbo, nelayan juga menyatakan berulang kali bertemu dengan kapal Penjaga Pantai China. Peristiwa tersebut telah dilaporkan Aliansi Nelayan Natuna kepada PSDKP dan Badan Keamanan Laut.
”Untuk laporan mengenai KIA dan kapal Penjaga Pantai China yang meresahkan itu, kami belum mendapat kelanjutan tindakan aparat,” ujar Hendri.
Direktur Pemantauan dan Operasi Armada PSDKP KKP Pung Nugroho Saksono mengatakan, pihaknya memiliki sistem pengawasan terpadu yang efektif memantau pergerakan KIA di perairan Indonesia. Terkait laporan nelayan Natuna soal kerawanan di LNU bagian timur laut, Pung menyatakan, kapal patroli PSDKP sudah dikerahkan ke lokasi.