Kawasan Barat Selatan Aceh Diproyeksi Menjadi Pusat Ekonomi Baru
Kawasan barat selatan Aceh memiliki komoditas unggulan mulai dari nilam hingga kelapa sawit. Kawasan ini juga memiliki garis pantai dengan potensi perikanan melimpah.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Gajah jinak di CRU Sampoiniet, Aceh Jaya, Aceh. CRU merupakan pusat penanganan konflik satwa. Selain sebagai pusat mitigasi, CRU juga merupakan obyek wisata edukasi konservasi.
BANDA ACEH, KOMPAS — Kawasan barat dan selatan Provinsi Aceh diproyeksikan sebagai pusat ekonomi baru berbasis pangan, perkebunan, dan perikanan. Pola pengembangan ekonomi kawasan ini membuka peluang bagi semua kabupaten dan kota untuk maju bersama.
Hal itu mengemuka dalam lokakarya bertema ”Memperkuat Kemitraan untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Aceh Jaya dan Kawasan Barat Selatan Aceh”, Kamis (15/9/2022), di Banda Aceh. Kini, terdapat tujuh kabupaten dan satu kota di kawasan itu. Daerah itu adalah Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Simeulue, Aceh Singkil, dan Subulussalam.
Penjabat Bupati Aceh Jaya Nurdin menuturkan, kawasan barat selatan memiliki potensi komoditas pertanian, perkebunan, wisata, dan perikanan. Jika dikelola dengan baik dari hulu ke hilir, dia yakin akan memberikan manfaat besar bagi ekonomi Aceh.
Sejauh ini, setiap daerah memiliki komoditas unggulan. Di Aceh Jaya, misalnya, memiliki potensi kelapa sawit dan nilam, Aceh Selatan (pala), dan Simeulue (cengkeh). Kawasan barat selatan juga memiliki potensi perikanan laut melimpah.
Selain itu, sejumlah infrastruktur juga telah dibuat di sana. Pelabuhan Calang, Aceh Jaya, dibangun untuk pengembangan ekonomi barat selatan Aceh. Dari pelabuhan itu pernah diekspor minyak kelapa sawit mentah ke India.
”Jika sudah bisa diekspor melalui Pelabuhan Calang akan menghemat biaya angkut,” kata Nurdin.
Bupati Aceh Selatan Amran menuturkan, daerahnya memiliki potensi perkebunan pala dan perikanan. Dia menginginkan dua potensi alam tersebut dapat dikelola dengan komprehensif agar adanya nilai tambah bagi warganya.
Aceh Selatan juga memiliki potensi wisata alam berbasis hutan dan satwa lindung. Salah satunya Suaka Margasatwa Rawa Singkil, hutan gambut terluas di Aceh. Sementara di Aceh Singkil terkenal dengan habitat penyu dan keindahan gugusan pulau.
Warga merapikan buah kakao yang sedang dijemur di Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh, beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh Teuku Ahmad Dadek mengatakan, kawasan barat selatan Aceh menjadi fokus pembangunan dengan pendekatan ekonomi berbasis pertanian dan lingkungan. Saat ini, Pemprov Aceh sedang membangun jalan lintas antarkabupaten untuk memperlancar konektivitas. Pembangunan jalan tersebut menggunakan dana otonomi khusus dengan sistem tahun jamak.
”Beberapa tahun lagi dana otonomi khusus berakhir. Kita harus memiliki rencana jangka panjang untuk menopang ekonomi. Aceh bagian barat selatan memiliki potensi pertanian yang besar,” kata Dadek.
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dalam sambutan secara daring mengatakan, pembangunan ekonomi berbasis lingkungan dan wisata telah menjadi model di beberapa daerah di Indonesia. Banyak desa wisata berkembang setelah mengelola potensi alam dan budaya. Dia mendorong pemerintah daerah di kabupaten dan kota di Aceh untuk memaksimalkan pengelolaan potensi yang dimiliki.