Polisi Cari Potongan Tangan dan Kaki Jasad yang Terbakar di Semarang
Selain menunggu hasil tes DNA, polisi masih mencari potongan tubuh dari jasad terbakar di Semarang, Jateng, yang hilang. Potongan tubuh yang hilang dicurigai dibawa hewan liar atau sengaja dihilangkan sebelum dibakar.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Hingga Selasa (13/9/2022), hasil tes DNA terhadap jasad yang ditemukan terbakar bersama satu unit sepeda motor di kawasan Pantai Marina, Kota Semarang, Jawa Tengah, belum diketahui. Sembari menunggu hasil tes, polisi juga mencari potongan tangan, kaki, dan kepala jasad yang tidak ditemukan di sekitar lokasi.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar menuturkan, saat pertama kali ditemukan, Kamis (8/9/2022), di sebuah lahan kosong di kawasan Pantai Marina, jasad itu sudah dalam kondisi terbakar 100 persen. Pembakaran itu menyisakan tulang belulang, kerangka sepeda motor, dan sejumlah barang lain di sekitar lokasi.
”Di lokasi tidak ditemukan tengkorak, tangan kanan dan kiri, serta kaki kanan mulai dari bagian lutut ke bawah. Potongan yang hilang ini masih dalam penyelidikan, apakah terbawa oleh hewan liar atau memang sengaja dihilangkan sejak awal,” kata Irwan di Semarang, Selasa.
Irwan mengatakan, tulang belulang yang ditemukan di sekitar lokasi sedang diperiksa di laboratorium forensik. Berdasarkan pemeriksaan tersebut diketahui jasad itu sudah dalam kondisi tewas saat dibakar.
”Siapa pun (jasad) yang bersangkutan, penyelidikan terkait motif pembunuhan ini akan kami lakukan. Premis yang kemarin banyak muncul, ada kaitannya dengan dugaan korupsi, tapi bisa juga ada motif asmara, keluarga, atau mungkin soal utang piutang,” ujarnya.
Sejumlah barang seperti sepeda motor dan papan nama yang ditemukan di sekitar lokasi mengindikasikan bahwa jasad tersebut adalah Paulus Iwan Boedi Prasetjo (51), aparatur sipil negara di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang. Iwan dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak Rabu (24/8/2022).
Untuk memastikan jasadi itu Iwan atau bukan, polisi mengirimkan lima sampel DNA, termasuk sampel DNA anak-anak Iwan ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Markas Besar Polri. Lima sampel DNA yang dikirim terdiri dari tulang iga korban, tulang clavicula korban, dua sampel DNA anak laki-laki Iwan, dan satu sampel DNA anak perempuan Iwan.
”Kami masih menunggu hasil tes DNA dari Puslabfor Mabes Polri. (Hasilnya) diketahui paling lambat dua minggu,” ucap Kepala Bagian Humas Polda Jateng Komisaris Besar M Iqbal Alqudusy.
Premis yang kemarin banyak muncul, ada kaitannya dengan dugaan korupsi, tapi bisa juga ada motif asmara, keluarga, atau mungkin soal utang piutang.
Irwan menyebut tidak adanya saksi yang melihat pembakaran menjadi kendala dalam pengungkapan kasus tersebut. Lokasi penemuan jasad, yakni di sebuah lahan kosong milik PT Famili di kawasan Pantai Marina, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, hanya sesekali dilintasi orang-orang yang hendak memancing.
”Rekaman kamera pemantau di sekitar lokasi sangat minim. Meski demikian, kami tetap akan melakukan upaya-upaya penyelidikan terhadap rekaman kamera pemantau. Rekaman kamera pematau di sekitar lokasi sudah kami kumpulkan dan sedang diperiksa,” tutur Irwan.
Sebelum menghilang, Iwan sudah menyatakan kesediaannya menjadi saksi kasus dugaan korupsi yang ditangani Polda Jateng. Permintaan agar Iwan menjadi saksi telah diketahui oleh pihak Pemerintah Kota Semarang.
Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, pemeriksaan terhadap Iwan terkait kasus dugaan korupsi persertifikatan tanah aset pada tahun 2010. Kala itu, tanah aset yang merupakan prasarana dan sarana umum dari perumahan Bukit Semarang Baru diserahkan kepada Pemkot Semarang.
”Menurut catatan, memang pada tahun 2010 dilakukan penganggaran terkait persertifikatan tanah itu. Surat pertanggungjawaban terkait kegiatan itu sudah dilaporkan, jadi penggunaan anggarannya sudah dilaporkan. Saat itu, anggarannya kalau tidak salah Rp 3 miliar, tapi yang digunakan berkisar Rp 300 juta-Rp 400 juta. Sisa anggaran semuanya sudah dikembalikan,” tutur Iswar.