Perhotelan di Surabaya, Jawa Timur, berkomitmen memanfaatkan produk serta jasa usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dengan standar dan mutu untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebagian hotel di Kota Surabaya, Jawa Timur, memprioritaskan penggunaan produk usaha mikro, kecil, dan menengah setempat untuk memenuhi kebutuhannya. Kolaborasi itu bertujuan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah, terutama dari sektor perhotelan.
Pada pertengahan Maret 2022, sebanyak 46 hotel berbintang di Surabaya sudah menandatangani nota kesepakatan bersama (NKB) untuk penggunaan produk UMKM. Enam bulan kemudian atau Selasa (13/9/2022), jumlah hotel bintang bertambah menjadi 58 hotel unit. Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, terdapat sekitar 150 hotel di Kota Surabaya.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, NKB dengan perhotelan diyakini memperkuat ekosistem ekonomi UMKM. Hal itu juga seiring dengan program lainnya, yakni alokasi Rp 3 triliun dari APBD Surabaya guna memperkuat posisi UMKM. Alokasi itu terutama belanja kebutuhan aparatur, seperti makanan-minuman, busana, perlengkapan perkantoran, dan peralatan kerja.
Eri melanjutkan, NKB memperlihatkan kepercayaan tinggi perhotelan Surabaya terhadap kinerja UMKM. Perhotelan yang menggandeng UMKM serta masyarakat berarti ramah dan mau berjuang bersama-sama untuk berkembang.
”Dengan demikian, investasi (perhotelan) berdampak positif terhadap ekonomi warga,” kata Eri. Ke depan, harapannya tidak ada lagi kecemburuan masyarakat terhadap penanaman modal perhotelan.
Akan tetapi, Eri menegaskan, NKB bukan berarti keharusan atau paksaan bagi perhotelan untuk memanfaatkan produk UMKM. Pemerintah bertanggung jawab mendampingi UMKM agar menghasilkan produk berstandar dan bermutu tinggi.
”Kalau tidak sesuai standar, bisa ditolak. Namun, jika produknya sudah sesuai tolong bantu warga Surabaya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati menambahkan, pemerintah mengapresiasi hotel-hotel yang berkomitmen memanfaatkan produk UMKM. Ia yakin, UMKM Surabaya akan lebih tangguh dan siap memenuhi tuntutan pasar luas.
Selain itu, pemanfaatan produk UMKM juga diyakini memperkuat daya jual suatu merek. Para tamu hotel berpotensi mencari, membeli, dan mungkin turut mempromosikan produk itu. Dengan begitu, citra produk UMKM bakal menjadi lebih kuat.
Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono mengatakan, pemanfaatan produk UMKM bertujuan memperkuat perekonomian masyarakat di suatu daerah. Di sisi lain, UMKM perlu terus meningkatkan kinerja untuk penyediaan barang dan jasa yang bermutu serta berstandar untuk mendukung pelayanan perhotelan yang prima.
General Manager Hotel Majapahit Surabaya Kahar Salamun mendukung pelaksanaan NKB. Program itu berpotensi memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat dan mewujudkan investasi yang didukung masyarakat.