Nelayan Resah Kapal Penjaga Pantai China Mondar-mandir di Natuna
Nelayan di Natuna melaporkan kapal Penjaga Pantai China bermanuver untuk memotong haluan nelayan setempat. Data AIS menunjukkan, kapal Penjaga Pantai China bernomor lambung 5403 telah mondar-mandir di Laut Natuna Utara.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Kapal Penjaga Pantai China-5202 membayangi KRI Usman Harun-359 saat berpatroli mendekati kapal nelayan pukat China yang menangkap ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia utara di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/1/2020).
BATAM, KOMPAS — Nelayan tradisional di Natuna, Kepulauan Riau, melaporkan, kapal Penjaga Pantai China melakukan manuver untuk memotong haluan kapal nelayan di Laut Natuna Utara. Selain itu, mereka juga melaporkan kehadiran kapal-kapal ikan asing yang semakin marak di perairan tersebut.
Nelayan asal Natuna, Dedi (38), Senin (12/9/2022), mengatakan, ia dan tiga rekannya bertemu kapal Penjaga Pantai China (China Coast Guard/CCG) bernomor lambung 5403 pada 8 September lalu. Ia menyebut kapal itu bermanuver untuk memotong haluan nelayan Natuna.
”Aku dikelilingi dia. Dia mau memutar haluan kapal aku, tetapi aku terus saja sesuai haluan aku menuju arah tenggara,” kata Dedi saat dihubungi dari Batam.
Dedi dan tiga rekannya berada di Laut Natuna Utara sejak 1 September dan baru kembali berlabuh di Pulau Natuna pada pagi ini. Selain bertemu kapal Penjaga Pantai China, mereka juga melihat sejumlah kapal ikan asing yang berukuran sangat besar.
”Aku tak melihat bendera kapal-kapal ikan itu. Namun, kami menduga itu kapal ikan dari China atau Taiwan soalnya badannya (terbuat) dari besi dan ukurannya besar. Itu berbeda sekali dengan kapal ikan Vietnam yang biasa kami lihat,” ujar Dedi.
Ketua Aliansi Nelayan Natuna Hendri menambahkan, kapal-kapal ikan asing memang semakin marak beroperasi di Laut Natuna Utara selama dua tahun terakhir. Bahkan, belakangan kapal-kapal ikan asing berani beroperasi di perairan yang hanya berjarak 30 mil laut (55,56 kilometer) dari Pulau Laut yang merupakan pulau terluar di Kabupaten Natuna.
Secara terpisah, peneliti dari Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Imam Prakoso, mengatakan, kapal CCG-5403 telah mondar-mandir di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia sejak 19 Juli 2022. Kesimpulan itu diperoleh dari analisis data perangkat identifikasi otomatis (automatic identification system/AIS).
”(CCG-5403) tidak sekadar lewat. Ini jelas-jelas sedang berpatroli karena lintasannya mondar-mandir dan masuk-keluar di ZEE Indonesia. Kalau cuma lewat, seharusnya lintasannya berbentuk garis lurus,” kata Imam.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PSDKP-KKP) Pung Nugroho Saksono mengatakan telah menerima laporan mengenai kehadiran kapal-kapal asing yang meresahkan nelayan. Menurut dia, kini PSDKP sedang berupaya menggerakkan kapal patroli mereka ke lokasi tersebut.
”Sebelumnya, Sabtu (10/9/2022) pagi, kami telah menangkap dua kapal ikan Vietnam di (Laut) Natuna. Saat ini, kapal itu masih dalam perjalanan ke (pangkalan PSDKP) Pontianak,” kata Pung.
Adapun Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita mengatakan, Bakamla belum mendapat laporan dari nelayan mengenai kehadiran kapal China yang mondar-mandir di Natuna. Namun, ia mengatakan, Bakamla akan memantau informasi dari nelayan itu. Saat ini, Kapal Negara (KN) Pulau Marore-323 juga disiagakan untuk berpatroli di Natuna.