F8 Usai, Berharap Semangat Kebangkitan dan Pemulihan Tetap Terjaga
Tak sekadar menjadi magnet wisatawan, F8 yang digelar selama lima hari di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, juga menjadi ajang memanggungkan kreativitas dan berbagai produk.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·5 menit baca
Makassar International Eight Festival and Forum atau yang dikenal dengan nama F8 resmi ditutup, Minggu (11/9/2022) malam. Kebangkitan ekonomi terkhusus UMKM dan energi pemulihan diharapkan bergeliat dan bangkit dari ajang tahunan yang digelar setelah absen selama dua tahun ini.
Selama lima hari, gairah dan kerinduan warga menikmati hiburan dan bergembira seolah tumpah di sepanjang 1,4 kilometer kawasan Pantai Losari, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ratusan ribu pengunjung memadati booth (stan) kuliner, kerajinan, panggung musik, dan beragam kreativitas selama F8 digelar. Ratusan pelaku usaha juga ikut menikmati untung. Tak hanya yang secara resmi ikut menjadi bagian festival, pedagang kecil dan pemilik usaha di sekitar Pantai Losari yang menjadi pusat kegiatan juga ikut merasakan dampaknya.
”Lumayan, setiap hari saya habiskan paling sedikit 100 botol minuman kemasan. Saya jualan keliling sama anak. Kami berpencar, jalan dari ujung ke ujung pantai dari sore sampai malam, dagangan laris manis. Selama lima hari ada pendapatan tambahan yang lumayan,” kata Nursiah (50), pedagang keliling.
Dia tak mengambil stan di ajang festival tahunan ini. Alasannya, dia tak punya cukup uang untuk menyewa stan yang harganya mencapai Rp 5 juta. Berbekal gerobak kecil, dia menjual air minum kemasan dibantu dua anaknya.
Lain lagi Lindayati, pemilik usaha tenun rumahan di kawasan Perumahan Telkomas, Makassar. Menjadi pengusaha binaan PT Pertamina Regional Sulawesi, dia beruntung bisa memamerkan sekaligus menjual produknya tanpa harus mengeluarkan uang sewa tempat.
”Senang bisa diikutkan dalam pameran dan festival ini. Baru pertama saya ikut F8, tapi lumayan hasilnya. Saya tidak sekadar menghitung jumlah yang terjual selama festival. Yang lebih penting, orang jadi tahu produk saya. Beberapa pengunjung memesan khusus, beberapa lainnya akan datang langsung ke tempat usaha saya. Harapannya ada kerja sama jangka panjang dan pasar yang lebih luas,” katanya.
Festival bukan hanya milik pengusaha, tapi juga pengunjung dari segala usia. Di panggung Fiction Writer, ratusan anak sekolah saban sore berkumpul mendengar dongeng. Beragam cerita rakyat, cerita anak, hingga epos kepahlawanan dibawakan bergantian oleh pegiat literasi. Tidak sedikit anak-anak yang juga duta baca tampil mendongeng bagi teman-temannya.
Susanty (40), seorang ibu, setiap sore tak pernah alpa membawa dua anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar. Duduk di antara ratusan anak lain, kedua anaknya menikmati betul beragam cerita dongeng yang dibawakan.
”Kapan lagi bisa menikmati ajang seperti ini. Mereka belajar, bergembira, dapat pengetahuan baru, juga teman-teman baru. Modal uang masuk hanya Rp 10.000 per orang. Kalau bawa botol kemasan, dapat potongan Rp 5.000. Lumayan puas,” katanya.
Saat anak-anak mereka menikmati dongeng, Susanty dan ibu-ibu lain menyempatkan waktu melihat pergelaran busana dan tari di panggung lain yang tak jauh dari panggung dongeng. Mereka juga akan menikmati aneka kuliner sebelum pulang.
Ajang kreativitas
Festival yang digagas Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto ini digelar pertama kali pada 2016. Sejak saat itu, setiap tahun F8 digelar. Pandemi kemudian membuat hajatan akbar ini absen sepanjang 2020-2021. Walau terbilang masih baru, festival ini sudah masuk kalender pergelaran nasional. Bahkan, tahun ini F8 masuk 10 besar Kharisma Event Nusantara 2022, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Disebut F8 karena sejak awal festival ini meliputi festival/pameran fashion, food, fiction writers and fonts, fine art, folks, fusion music, flora and fauna, dan film. Ajang ini menjadi tempat para kreator dan pengusaha memanggungkan produk dan kreativitas. Tentu saja aspek ekonomi juga termasuk.
”Tahun ini pengunjung tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, itu bukan soal. Yang lebih penting festival ini menjadi ajang pengembangan ekonomi kreatif sekaligus kebangkitan terutama bagi UMKM. Kami juga berharap acara ini membawa energi pemulihan bagi semua,” kata Ramdhan Pomanto saat menutup acara ini, Minggu malam.
Sejak awal digelar, festival ini sudah menampilkan banyak kemeriahan. Parade dirgantara dari jet tempur seperti Sukhoi, terjun payung, parade helikopter, hingga atraksi Maritim membuka F8 di kawasan ikonik Makassar, Pantai Losari, pada Rabu (7/9/2022) sore. Malam harinya saat dibuka secara resmi, tari kolosal yang dibawakan ratusan penari, peragaan busana, dan beragam aksi lainnya juga mengguncang panggung utama, satu dari empat panggung yang ada.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat membuka F 8 mengatakan, festival ini mestinya tak sekadar menjadi magnet wisatawan, tapi juga ajang melahirkan ide-ide kreatif dan juga kebangkitan ekonomi.
”Harapannya juga ikut berperan dalam target penciptaan lapangan pekerjaan. Apalagi, ini acara yang cukup spektakuler dan masuk dalam 10 besar Kharisma Event Nusantara,” katanya.
Di tengah sejumlah hal teknis yang dikeluhkan penonton, seperti pintu masuk yang terbatas dan tiket konser musik yang dinilai mahal, festival ini terbilang sukses. Sejumlah band ternama, seperti Gigi, Padi Reborn, RAN, Khaleb J, dan Ungu, turut memeriahkan acara. Mereka tampil bergantian setiap malam sejak pembukaan hingga penutupan. Tiket masuk konser dijual Rp 200.000. Walau dikeluhkan mahal, toh panggung konser musik selalu dijejali penonton.
Tahun ini penyelenggara juga bukan lagi Pemerintah Kota Makassar seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi diserahkan kepada PT F8. Sejak awal penyelenggara juga tak menarget jumlah kunjungan seperti tahun-tahun sebelumnya karena alasan masih dalam suasana pandemi yang belum benar-benar usai.
”Konsepnya memang tetap sama, begitu juga lokasinya. Kali ini areanya lebih luas dengan mengambil bagian depan anjungan Losari. Tapi target pengunjung kami kurangi. Ini karena kami menggunakan panduan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE),” kata Direktur Utama PT F8 Sofyan Setiawan.
Pada 2018, pengunjung F8 mencapai jumlah terbanyak, yakni 2,5 juta dengan transaksi miliaran rupiah. Tahun ini penonton ditarget hanya sekitar 1 juta. Adapun UMKM dan industri kreatif yang dilibatkan mencapai 222.
Festival ini memang sudah usai dan kembali akan digelar tahun depan. Panggung-panggung pertunjukan dan stan mulai dibongkar. Satu hal yang diharapkan tetap tertinggal dan terjaga adalah semangat kebangkitan ekonomi dan kreativitas, serta pemulihan di segala sektor.