Korban Tewas Kecelakaan Lalu Lintas di Wonosobo Menjadi Tujuh Orang
Korban tewas kecelakaan di Wonosobo bertambah. Perlu ada pemeriksaan kendaraan sebelum melintasi jalur-jalur rawan kecelakaan.
Oleh
REGINA RUKMORINI, WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Hingga Minggu (11/9/2022) siang, korban tewas kecelakaan lalu lintas di Wonosobo, Jawa Tengah, bertambah. Jika sebelumnya 6 orang, kini menjadi 7 orang.
Korban adalah Galih Setiawan, penumpang bus. Dia merupakan satu dari 39 penumpang bus wisata yang dikemudikan Hardiyatna Adhita (34), warga Probolinggo.
Sebelumnya, bus pariwisata itu menabrak kendaraan bak terbuka di Simpang Empat Pasar Kertek, Wonosobo, Sabtu (10/9/2022) dini hari.
Akibatnya, dua kendaraan itu membentur tiga kendaraan lain. Diduga, rem bus tidak berfungsi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Wonosobo Ajun Komisaris Ragil Irawan mengatakan, korban tewas adalah penumpang bus yang terpental keluar. Hingga Minggu, pihaknya masih mendalami kasus ini.
”Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Namun, hasilnya belum bisa disampaikan karena masih menunggu olah TKP lanjutan dari Polda Jateng,” katanya.
Selain itu, Ragil sudah meminta keterangan empat saksi. Salah satunya kernet bus yang belakangan tewas saat dirawat.
”Dia mengatakan, sesaat sebelum kecelakaan, sudah memberikan memberi tahu kepada pengemudi kalau rem blong,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendra Sugianto mengatakan, terminal dan tempat istirahat bisa dimaksimalkan pengemudi. Mereka bisa memeriksa kendaraan sebelum melintas di jalur rawan.
Namun, selain mitigasi pengemudi, Hendro juga mendorong solusi permanen. Salah satunya pembuatan jalan lingkar untuk menghindari jalan menurun di Pasar Kertek.
Rekomendasi itu sudah diusulkan dan disepakati bersama berbagai pihak. Saat ini, katanya, pembangunannya menunggu langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menyampaikan, Indonesia kini darurat kecelakaan lalu lintas. ”Satu jam, tiga nyawa hilang di jalan raya. Covid-19 dalam sehari 3 orang meninggal sudah dikategorikan pandemi. Negara abai terhadap keselamatan warga di jalan raya,” kata Djoko.
Khusus kecelakaan di Wonosobo, ada indikasi izin bus wisata dan uji KIR sudah lewat masa aktifnya. Djoko berharap polisi meminta pertanggungjawaban pemilik bus.
”Tidak hanya sopir yang dijadikan tersangka. Kita tunggu lanjutannya apakah benar-benar berlanjut pada pemilik bus,” katanya.