Warga di 120 Pulau Belum Merasakan Listrik di Kepri
Rasio elektrifikasi desa telah mencapai 100 persen di Kepulauan Riau. Namun, di balik itu, masih ada sekitar 120 pulau berpenghuni yang belum dialiri listrik.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Lebih kurang ada 120 pulau berpenghuni di Kepulauan Riau belum dialiri listrik. Saat ini, Pemprov Kepri tengah menggesa pembangunan jaringan listrik secara bertahap dengan membangun kabel bawah laut di Kota Batam dan Kabupaten Lingga.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kepri Muhammad Darwin, Sabtu (10/9/2022), mengatakan, sebenarnya rasio elektrifikasi desa di Kepri sudah 100 persen. Namun, banyak desa di Kepri terdiri dari beberapa pulau. Sebagian pulau-pulau di desa terpencil itu belum dialiri listrik.
Menurut Darwin, ada sekitar 120 pulau yang belum dialiri listrik. Pulau-pulau itu tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepri. Saat ini, pemerintah berupaya menggesa pembangunan jaringan listrik bagi warga di pulau-pulau tersebut.
”Tahun ini, kami menyelesaikan pembangunan jaringan listrik di tujuh pulau. Kami membeli panel surya dan genset menggunakan dana dari APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah),” kata Darwin saat dihubungi.
Anggaran APBD sebesar Rp 3,3 miliar itu dipakai Pemprov Kepri untuk memberi panel surya kepada warga di Pulau Busong, Tanjung Dahan, Sepaku, dan Semangkau Panjang. Selain itu, Pemprov Kepri juga memberi genset kepada warga di Pulau Mubut, Seraya, dan Nguan.
Menurut Darwin, Dinas ESDM Kepri dan PLN Tanjung Pinang juga tengah berupaya membangun jaringan kabel listrik bawah laut untuk menjangkau pulau-pulau kecil di sekitar Kota Batam dan Kabupaten Lingga. Proyek itu ditargetkan rampung awal 2023.
Ia menjelaskan, pembangunan jaringan listrik di wilayah kepulauan seperti Kepri harus dilakukan secara bertahap. Pertama, pemerintah memberi genset atau panel surya kepada warga di pulau-pulau kecil yang sama sekali belum dialiri listrik.
Dengan adanya genset dan panel surya, warga di pulau-pulau kecil dapat menikmati listrik antara 7 dan 14 jam dalam satu hari. Kemudian, pemerintah akan membangun jaringan listrik permanen dengan menyalurkan listrik dari pulau-pulau utama di pusat kabupaten/kota menggunakan kabel bawah laut.
Kabel bawah laut dibangun untuk mengalirkan listrik dari pusat kabupaten/kota ke pulau utama di suatu desa terpencil. Setelah itu, listrik akan disalurkan lagi ke pulau-pulau lain di satu desa tersebut.
”Kalau jarak antarpulau tidak lebih dari 500 meter, PLN bisa membangun menara untuk menghubungkan listrik antarpulau,” kata Darwin.
Darwin mengatakan, pembangunan jaringan listrik untuk pulau-pulau kecil memang membutuhkan anggaran besar. Oleh karena itu, Pemprov Kepri, lewat program Kepri Terang, mengumpulkan dana tanggung jawab sosial sejumlah perusahaan energi yang kemudian dipakai untuk membangun sambungan listrik ke wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan.
Sebelumnya, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, pemerintah berusaha keras mendorong percepatan pembangunan jaringan listrik ke pulau-pulau kecil agar perekonomian warga setempat bisa meningkat. Ia berharap, aliran listrik yang tersedia selama 24 jam bisa membantu warga di pulau-pulau kecil lebih produktif mengolah hasil laut.