Festival Lima Gunung Kembali Hadir lewat Kemandirian Warga
Festival Lima Gunung XXI kali ini akan digelar dengan uang iuran dari warga Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak. Adapun besaran iuran berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per keluarga.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Festival Lima Gunung XXI 2022 di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hadir kembali lewat dukungan dana warga atau tanpa donatur khusus. Masyarakat setempat, sebagai tuan rumah, memastikan akan membiayai keseluruhan penyelenggaraan festival lewat iuran Rp 4 juta-Rp 5 juta per keluarga.
”Sesuai kesepakatan, Rp 1 juta akan dikumpulkan dan dikelola panitia FLG. Sedangkan Rp 3 juta-Rp 4 juta disiapkan setiap keluarga untuk konsumsi tamu dan kebutuhan lain yang dirasa mendesak,” ujar Gianto, seniman asal Dusun Mantran Wetan di Studio Mendut, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jumat (9/9/2022). Saat ini, sedikitnya ada 150 kepala keluarga di Dusun Mantran Wetan.
FLG XXI akan digelar 30 September hingga 2 Oktober. Tahun ini, Dusun Mantran Wetan untuk kelima kalinya menjadi tuan rumah FLG. Sebelumnya, dusun ini menggelar FLG pada tahun 2009, 2013, 2015, dan tahun 2020. Sejauh ini, 49 kelompok kesenian dengan 645 seniman bakal ikut serta. Selain dari berbagai daerah di Indonesia, bakal ada seniman asal Kanada dan Jepang.
FLG kali ini bakal istimewa karena beriringan dengan tradisi Saparan pada 28 September. Bagi warga Dusun Mantran Wetan, Saparan adalah hari besar. Perayaannya tidak kalah meriah dengan Lebaran.
Warga biasanya akan mengundang semua anggota keluarga yang tinggal di berbagai daerah. Di setiap rumah, nantinya akan disiapkan sedikitnya 20 toples makanan ringan. Saparan juga akan diramaikan pentas wayang kulit dan tarian jaran kepang papat.
Terbiasa merayakan Saparan dalam bentuk hajatan besar, Gianto mengatakan, panitia tidak kesulitan menghimpun kerelawanan warga. Selain dana, ada 15 rumah warga disiapkan untuk transit bagi keperluan acara. Sedangkan lima rumah lainnya menjadi tempat menginap tamu.
Ismanto, seniman dari Kecamatan Dusun, Magelang, mengatakan, bahan alam akan menjadi dekorasi utama panggung FLG. ”Saya sudah membuat desain panggung, dan merinci detail bahan alam apa saja yang dibutuhkan. Bahannya akan dikumpulkan bersama warga,” ujarnya.
Ketua Karang Taruna Dusun Mantran Eko Buntoro mengatakan, warga sudah menyiapkan diri menyambut Saparan dan FLG. Sejak seminggu lalu, warga sudah membersihkan jalan hingga membersihkan mesjid dan mushola. ”Minggu depan, kami mulai mengumpulkan bahan-bahan alam yang biasanya dibutuhkan untuk panggung dan acara, seperti jerami, daun salak, dan daun jagung,” ujarnya.