Keindahan Pesona Desa Sembalun di Kaki Rinjani
Berkunjung ke Sembalun jangan hanya mendaki Rinjani. Banyak aktivitas lain yang bisa dipilih wisatawan saat berada di desa indah di kaki gunung setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu.
Berkunjung ke Sembalun sejatinya tidak cukup hanya mendaki Rinjani. Ada banyak aktivitas lain yang bisa dipilih wisatawan saat berada di desa indah di kaki gunung berapa setinggai 3.726 meter di atas permukaan laut itu. Dari paralayang, berkeliling kebun kopi, hingga memetik jeruk langsung di kebunnya.
Udara dingin sekitar 17 derajat celsius masih memeluk Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Minggu (4/9/2022) pukul 07.00 Wita saat Ruslan Abdul Gani (40) tiba di Kantor Resort Sembalun Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Ia langsung menuju loket registrasi dan mengurus pendakian 25 tamunya. Mulai dari tiket hingga daftar barang berpotensi menghasilkan sampah selama mendaki.
”Saat mereka turun, akan ada pengecekan lagi. Kalau ada sampah yang kurang atau tidak sama dengan daftar saat akan naik, pendaki bisa kena black list. Kami dari trekking organizer bisa dapat peringatan, bahkan black list juga,” kata Ruslan.
Oleh karena itu, Ruslan benar-benar mengurus semuanya dan menunggu hingga tamu-tamunya berangkat. Pagi itu, pemilik Sembalun Rinjani Trek itu memberangkatkan 25 pendaki asal Malaysia. Sebenarnya, ada sekitar 50 pendaki asal negeri jiran itu, tetapi tidak seluruhnya ditangani Ruslan, tetapi juga oleh TO lain.
Baca juga: Menyilau Ganggo Mudiak, Nagari Wisata di Garis Khatulistiwa
Area Resort Sembalun Balai TNGR pagi itu memang ramai. Setelah Ruslan tiba, satu per satu pendaki asal Malaysia yang menginap di sekitar resort itu mulai tiba, termasuk wisatawan asal Eropa dan Amerika yang menginap di Senaru (Lombok Utara). Mereka telah siap dengan seluruh kebutuhan, mulai dari pakaian dan sepatu, tas, hingga peralatan mendaki.
Wajah mereka terlihat antusias dan tak sabar menaklukkan gunung berapi setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu. Sejak tiba di Resort Sembalun, mereka berkali-kali berswafoto. Sendiri atau ramai-ramai dengan latar belakang gunung Rinjani jauh di belakang mereka.
Setelah semua prores registrasi selesai, mereka lalu naik ke mobil bak terbuka dan dibawa ke titik awal mendaki di Desa Sajang. Sambil menunggu porter mempersiapkan diri, para pendaki ini kembali berswafoto. Apalagi kali ini latar belakang foto mereka Gunung Rinjani yang terlihat sangat jelas.
Magnet utama
Wisata pendakian Rinjani memang menjadi magnet atau daya tarik utama Desa Sembalun. Desa Sembalun merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sembalun yang seluruhnya berada di kaki Gunung Rinjani. Selain itu ada juga Desa Sembalun Bumbung, Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sajang, dan Bilok Petung.
Sembalun berada sekitar 88 kilometer timur laut Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat, atau 84 kilometer timur laut Bandara Internasional Lombok. Jarak tempuh tersebut jika wisatawan masuk ke Sembalun lewat Lombok Timur, sedangkan jika masuk lewat Lombok Utara, sekitar 105 kilometer.
Akses jalan yang bagus membuat Sembalun bisa dijangkau dengan semua jenis kendaraan. Mulai dari roda dua hingga roda empat, juga bus pariwisata berukuran besar. Baik itu jika wisatawan masuk dari Lombok Timur maupun Lombok Utara. Khusus jalur timur, tidak bisa dengan bus pariwisata karena banyak tanjakan yang curam dan rawan.
Jika memilih jalur Lombok Timur, begitu memasuki area taman nasional, wisatawan akan banyak disuguhi jalur dengan tutupan hutan tropis sepanjang kiri kanan jalan. Juga bukit-bukit menjulang. Di beberapa titik jalur yang juga meliuk dan menanjak ini, kera-kera hutan kerap keluar menunggu makanan dilempar wisatawan dari kendaraan.
Sementara jalur utara, wisatawan disuguhi lanskap pesisir. Apalagi jika berangkat dari Kota Mataram melewati Senggigi, sepanjang kiri jalan hanya terlihat laut lepas.
Baca juga: Kompas Travel Fair, Momentum Kebangkitan Biro Wisata Perjalanan
Namun, sambutan yang sama akan diterima wisatawan begitu tiba di Sembalun, yakni udara dingin yang bisa membikin mereka menggigil. Tidak hanya pada pagi hari, tetapi bisa sepanjang hari. Pada malam hari, misalnya menjelang masuknya musim kemarau di Lombok, suhu udara di Sembalun pernah mencapai 8 derajat celsius.
Kondisi itu tidak terlepas dari letak Sembalun yang berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Selain berada di kaki Rinjani, juga dikelilingi perbukitan. Walakin, suhu udara dingin nan segar itu yang membuat wisatawan rela datang jauh-jauh dari luar Sembalun, selain untuk mendaki.
Jadi wisatawan tidak hanya menikmati lanskap Sembalun dari darat, tetapi juga dari udara.
Sembalun yang sejak 2016 menjadi desa wisata memang diuntungkan karena berada dekat pintu masuk pendakian Rinjani. Tepatnya dekat dengan Resort Sembalun. Selain Sembalun, pintu pendakian Rinjani saat ini tersebar di lima titik lain, yakni Timbanuh dan Tete Batu (Lombok Timur), Senaru dan Torean (Lombok Utara), serta Aik Berik (Lombok Tengah).
Besarnya ketergantungan pada pendakian Rinjani membuat banyak usaha sempat terpukul saat merebaknya pandemi sejak 2020 hingga awal 2022. Apalagi Rinjani beberapa kali ditutup, juga berlaku pembatasan kuota pendaki dan durasi pendakian.
Saat ini, kondisi sudah berangsur pulih. Hal itu membuat tidak hanya TO, tetapi juga pengelola transportasi, akomodasi, porter, rumah makan, kafe, penyedia peralatan pendakian, dan lainnya bergerak kembali. Usaha-usaha itu yang selama turut merasakan dampak positif dari hadirnya pendakian Rinjani dan wisata di Desa Sembalun.
”Memang kondisi belum sepenuhnya pulih. Tetapi, sudah ada wisatawan yang masuk dan menginap, termasuk mancanegara. Sebagian besar tujuannya memang dalam rangka mendaki Rinjani,” kata Nanang Nugaraha (55), pemilik Radiya Guesthouse Sembalun.
Lengkap
Jika menyebut Sembalun, maka yang terbayang memang mendaki Rinjani. Padahal, Desa Sembalun yang berpenduduk 2.125 orang itu memiliki berbagai aktivitas nonpendakian yang sayang jika dilewatkan oleh wisatawan.
Syarif Hidayat selaku Ketua Seksi Pengembangan Produk Wisata Kelompok Sadar Wisata Cemara Siwu Sembalun mengatakan, Desa Wisata Sembalun juga memiliki paket paralayang. Selain dari perbukitan di sekitar Sembalun, titik lepas landas paket ini juga dari area pelawangan Rinjani.
”Jadi wisatawan tidak hanya menikmati lanskap Sembalun dari darat, tetapi juga dari udara,” kata Syarif.
Syarif menambahkan, mereka memiliki paket bernama Explore the Hidden Gem of Sembalun. Kegiatan itu berupa berkunjung dan melihat kebun apel, jeruk, dan stroberi, serta edukasi kebun kopi. Paket itu dirangkai kunjungan ke areal persawahan dan melihat langsung aktivitas masyarakat di sana.
Berada di dataran tinggi memungkinkan Sembalun menjadi lokasi yang tepat untuk perkebunan, termasuk buah-buahan, seperti apel, jeruk, dan stroberi. ”Apel, misalnya, saat ini ada tiga perkebunan. Sementara jeruk baru satu dan sedang panen sehingga bisa dikunjungi wisatawan,” kata Syarif.
Kebun jeruk berada sekitar 2 kilometer dari resort Sembalun. Kebun ini dibuka pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu. Haji Hisniwati (64), pemilik kebun jeruk tersebut, mengatakan, wisatawan yang datang cukup membayar Rp 15.000 per orang.
”Mereka bisa makan jeruk langsung di tempat sepuasnya. Juga dapat 1 kilogram gratis untuk dibawa pulang. Jika mau tambah jeruk, mereka tinggal bayar Rp 10.000 per kilogram,” kata Hisniwati.
Baca juga: Ramai-ramai Jadi Turis di Kota Sendiri
Meski terbilang baru, memetik jeruk menjadi salah satu favorit wisatawan saat ini. Mereka datang dari berbagai daerah setelah mengetahui di media sosial ada kebun tersebut. Bahkan ada yang datang di luar akhir pekan.
”Saya datang bertujuh dari Sambelia (Lombok Timur). Khusus untuk petik jeruk. Benar-benar menyenangkan karena pengalaman baru. Apalagi bisa petik dan makan sepuasnya langsung. Rencana akan ke sini lagi,” kata Lukmanul Hakim (21), yang datang Senin lalu.
Berkunjung ke Sembalun juga memberikan kesempatan melihat lebih dekat perkebunan kopi di sana. Kopi Sembalun termasuk salah satu yang populer, bahkan sudah dikirim ke berbagai negara. Kopi Sembalun memiliki cita rasa lemon, pohon, rempah, serta memiliki keasaman yang bagus.
”Wisatawan bisa belajar bagaimana budidaya, panen, dan proses pascapanen kopi. Juga mencicipi kopi sambil menikmati suguhan musik tradisional Gendang Beleq. Terakhir, ada 15 tamu dari Turki yang mengikuti paket ini,” kata Muhammad Syahidul Wathan (43), petani pekebun yang memproduksi kopi Sembalun merek Kopi Pahlawan dan Kopi Dende Rinjani.
Berbagai aktivitas di Sembalun tidak harus diambil dalam sehari. Bisa juga beberapa hari. Hal itu memungkinkan terutama bagi wisatawan yang ingin menginap di sana. Apalagi akomodasi di Sembalun termasuk lengkap, mulai dari hotel, bungalow, homestay, hingga guesthouse tersedia dan bisa dipesan di aplikasi daring.
Rumah makan, kafe untuk menikmati kopi khas Sembalun, juga menjamur. Fasilitas kesehatan, swalayan, dan anjungan tunai mandiri juga tersedia. Soal jaringan internet tak perlu khawatir. Jaringan 4G sudah tersedia. Sangat cukup untuk berbagi foto ke media sosial saat menikmati indahnya desa wisata di kaki Rinjani ini. Yuk ke Sembalun!