Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo Mulai Dibangun di Sumsel
Pemerintah bekerja sama dengan Sinar Mas mulai membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Banyuasin, Sumsel. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2023 dengan hasil produksi 10 juta batang per tahun.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Setelah Pusat Persemaian Rumpin, Jawa Barat, beroperasi, pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta mulai membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pusat persemaian yang ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2023 ini diharapkan mampu menghasilkan 10 juta batang tanaman hutan, tanaman estetika, dan buah-buahan setiap tahunnya.
Pembangunan pusat persemaian ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan sektor swasta, yakni Sinar Mas. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara KLHK dan Sinar Mas di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, setelah meresmikan pusat persemaian Rumpin di Jawa Barat yang bisa menghasilkan bibit tanaman 10 juta-12 juta batang pohon per tahun pada 22 Juni 2022, kini pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta, yakni Sinar Mas, yang kembali membangun Pusat Persemaian Sriwijaya Kemampo di Sumatera Selatan.
Dipilihnya Sumsel menjadi lokasi pusat persemaian lantaran memiliki lahan kritis yang cukup luas, yakni mencapai 709.884 hektar dengan komposisi lahan kritis berada di dalam kawasan hutan seluas 347.034 hektar dan di luar kawasan hutan seluas 362.851 hektar.
”Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di Provinsi Sumatera Selatan,” kata Siti.
Untuk pembangunan pusat persemaian ini, KLHK telah menyiapkan lahan sekitar 6 hektar di Kawasan Hutan Kemampo yang masuk dalam wilayah Desa Kayu Ara Kuning, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Ketika beroperasi pada Mei 2023, ujar Siti, pusat persemaian ini diharapkan dapat memproduksi sekitar 10 juta batang tanaman per tahun.
Bibit tanaman yang akan dihasilkan meliputi jenis tanaman endemik, seperti tembesu, merawan, gelam, dan meranti. Selain itu beragam tanaman estetika, seperti ketapang kencana, pucuk merah, tabebuya, tanjung, dan tanaman penghasil hasil hutan bukan kayu (HHBK), seperti duku, durian, alpukat, kemiri, nangka, petai, jengkol, dan sirsak.
Luasnya sasaran hutan dan lahan yang perlu dipulihkan ini menjadi salah satu pertimbangan dari dibangunnya persemaian skala besar di Provinsi Sumatera Selatan.
Pusat persemaian Sriwijaya Kemampo akan menambah dua unit persemaian yang sudah ada sebelumnya di Sumsel, yakni yaitu persemaian di Sukomoro dan persemaian di Kabupaten Musi Rawas. Selama ini, ujar Siti, animo masyarakat dan dukungan Pemerintah Sumatera Selatan untuk menanam sesungguhnya sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan hasil produksi 2,5 juta bibit di dua pusat persemaian tersebut selalu habis didistribusikan untuk ditanam.
Apabila pusat persemaian Kemampo sudah berproduksi, diharapkan dapat mempercepat upaya pemulihan lahan kritis dan terdegradasi, termasuk mempercepat upaya perluasan tutupan lahan hutan di Sumsel.
Adapun untuk kepetingan global, lanjut Siti, pembangunan pusat persemaian Sriwijaya Kemampo ini merupakan tindak lanjut dari implementasi kerja lapangan untuk menjaga ketahanan pangan dan energi, pemulihan lingkungan hidup, serta mengatasi krisis global.
Pembangunan ini juga sebagai wujud mobilisasi inovasi lingkungan. Sampai saat ini setidaknya ada 11 provinsi yang menjadi lokasi pembangunan pusat persemaian, antara lain Danau Toba, Sumatera Utara; Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur; dan Mentawir, Kalimantan Timur. ”Ada yang masih dalam tahap penyediaan lahan, pembangunan konstruksi, dan ada juga yang telah beroperasi,” ujarnya.
Siti mengungkapkan, upaya ini merupakan wujud komitmen Indonesia dalam merespons kondisi global yang mengedepankan keberlanjutan, keragaman hayati, dan sirkuler ekonomi. Komitmen ini pun sudah ditegaskan dalam agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai langkah mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi dalam mencapai target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
Managing Director APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata beranggapan, pemulihan lahan kritis dan upaya pembangunan kembali hutan tropis merupakan hal yang menjadi prioritas semua pihak saat ini. Pemulihan lingkungan adalah tantangan yang harus diwujudkan agar luas lahan kritis dan terdegradasi dapat terus berkurang.
Upaya ini sekaligus langkah mitigasi serta antisipasi berbagai risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. Keberhasilan program ini adalah terciptanya kembali keanekaragaman hayati yang penting bagi masa depan, menopang pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, serta memberikan kontribusi penting pada dunia di dalam upaya pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan.
Kerja sama ini merupakan wujud dukungan Sinar Mas kepada pemerintah yang berkomitmen untuk berperan aktif dalam mengatasi krisis global, termasuk dampak perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan peningkatan sirkuler ekonomi khususnya di Sumsel. ”Dimulai dengan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Itu adalah kunci keberhasilan penanaman sebuah pohon,” ucapnya.
Dengan pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola rumah bibit, lanjut Suhendra, pihaknya yakin kerja sama ini dapat memberikan nilai tambah dalam upaya mempercepat pencapaian target pemerintah dalam mengurangi lahan kritis dan terdegradasi di Indonesia.
”Kami siap mengalokasikan pengalaman, sumber daya pengetahuan dalam membangun dan mengelola pusat persemaian. Semoga pusat persemaian Kemampo ini bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi Indonesia, tapi dunia,” ujar Suhendra.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengapresiasi pembangunan pusat persemaian Kemampo di Sumsel. Dia berharap pembangunan ini dapat mempercepat pemulihan lingkungan di ”Bumi Sriwijaya” seiring dengan konsep pembangunan hijau yang telah dicanangkan pemerintah daerah. ”Kami siap mendukung pembangunan dan pengembangan pusat persemaian Kemampo agar dapat segera beroperasi,” ujarnya.