Minibus Terguling di Tol Singosari, Seorang Anak Balita Tewas
Minibus berisi 15 orang terguling di Jalan Tol Singosari, Kabupaten Malang, Jatim, Selasa (6/9/2022). Akibat kecelakaan tunggal itu, seorang anak balita tewas dan sembilan orang lainnya luka.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS – Sebuah minibus berisi 15 orang terguling di Jalan Tol Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (6/9/2022). Akibat kecelakaan tunggal itu, seorang anak balita tewas dan sembilan orang lainnya luka.
Rombongan minibus tersebut berasal dari Kabupaten Lamongan, Jatim. Rombongan berniat menuju kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kendaraan bernomor polisi S 7413 JA tersebut dikemudikan oleh Muhammad Hanir Suudi (43), warga Lamongan. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.00.
”Semula kendaraan berjalan dari arah utara ke selatan atau Surabaya menuju Malang dengan kecepatan sedang. Sesampainya di Kilometer (Km) 83/A, kendaraan mengalami pecah ban kanan belakang sehingga pengemudi tidak bisa menguasai kendaraanya dan terbalik,” kata Kepala Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Dwi Sumrahadi, saat dihubungi, Selasa.
Menurut Dwi, minibus itu terguling sebelum berhenti di bahu jalan, dengan posisi akhir kendaraan terbalik. ”Petugas yang datang sudah langsung melakukan pengamanan arus dan evakuasi, berikutnya melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan menyerahkan kasus kecelakaan itu ke Polres Malang,” katanya.
Akibat kecelakaan tersebut, seorang anak berusia empat tahun meninggal saat menjalani perawatan. Adapun sembilan orang lainnya menjalani perawatan luka ringan di dua rumah sakit di Malang.
Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Ferli Hidayat mengatakan, rombongan tersebut menumpangi kendaraan sewaan. Dari Lamongan, mereka hendak menuju UMM.
Kecelakaan tersebut terjadi karena ban belakang sebelah kanan pecah. Hal itu menyebabkan sopir tidak bisa mengontrol laju kendaraan.
”Kecelakaan di Malang kalau saya analisis rata-rata disebabkan oleh ketidaktertiban dan ketidakdisiplinan pengemudi. Rata-rata disebabkan keteledoran pengemudi,” ujar Ferli.
Itu sebabnya, dia menambahkan, imbauan untuk berkendara dengan tertib dan disiplin terus dilakukan, mulai dari taman kanak-kanak hingga ke pondok-pondok pesantren. ”Tujuannya agar jangan ada lagi korban karena kecerobohan seperti yang sudah-sudah,” kata Ferli.
Oleh karena seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Malang, Ferli mengatakan, Polres Malang akan membangun monumen kecelakaan lalu lintas di Jalur Lingkar Barat Kepanjen. Jalur itu merupakan salah satu titik hitam atau black spot kecelakaan lalu lintas.
”Begitu seriusnya penanganan kecelakaan lalu lintas di Malang ini menjadikan kami lebih meningkatkan edukasi dan sosialisasi ketimbang mengeluarkan surat tilang,” kata Ferli.