Pemkab Banyumas, Jawa Tengah, masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat terkait penyaluran bantuan sosial setelah kenaikan harga BBM. Operasi pasar juga disiapkan untuk mengendalikan inflasi setelah harga BBM naik.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari pemerintah pusat terkait penyaluran bantuan sosial setelah kenaikan harga bahan bakar minyak. Selain menyalurkan bansos, Pemkab Banyumas juga menyiapkan operasi pasar untuk mengendalikan inflasi setelah harga BBM naik.
”Terkait bantuan langsung tunai (BLT) BBM, kami sudah rapat dengan DPRD Banyumas dan Gubernur Jawa Tengah. Ada tiga mekanisme pemberian bantuan itu,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein, Selasa (6/9/2022).
Mekanisme pertama adalah pemberian BLT dari pemerintah pusat senilai Rp 150.000 sebanyak dua kali. Menurut rencana, warga yang menjadi sasaran akan mendapat bantuan untuk dua bulan sekaligus sehingga mereka langsung menerima Rp 300.000. Namun, berdasarkan informasi terbaru, akan ada tambahan bantuan senilai Rp 200.000 sehingga nilai bantuan yang diterima warga sebesar Rp 500.000.
Husein menyebut, penyaluran bantuan tersebut masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dari pemerintah pusat. ”Masih menunggu juklak pencairan Rp 500.000 dari pusat,” ujarnya.
Husein menambahkan, mekanisme kedua adalah bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui dana desa. Adapun mekanisme ketiga adalah bantuan dari pemerintah daerah (pemda) yang diambil dari dana tak terduga.
”Pemda diminta menyiapkan dari dana tak terduga. Nanti akan dirembuk bersama DPRD. Ini juga untuk mencegah inflasi,” kata Husein.
Menurut Husein, penerima bantuan dari pemerintah pusat dan dana desa mencapai sekitar 300.000 keluarga. ”Dari pusat dan ditambah yang dari dana desa bisa jadi 300.000 kepala keluarga. Sementara itu, jumlah keluarga di Banyumas ada sekitar 480.000 kepala keluarga,” ujarnya.
Husein menyebut, penyaluran bantuan dari dana desa juga masih menunggu juklak dan juknis. Dia juga memastikan, penyaluran bantuan dari pemda tidak akan mengganggu pelaksanaan program lainnya. ”Kalau dari pemda, aman, karena itu (di)ambil dari dana tak terduga. Itu bukan dana esensial atau fungsional yang keseharian dipakai bekerja,” ujarnya.
Husein menambahkan, supaya penerima bantuan tidak tumpang tindih, penyaluran akan memakai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Dia juga menyebut, Pemkab Banyumas akan menjalankan operasi pasar untuk mengendalikan inflasi. Operasi pasar terutama dilakukan untuk komoditas yang sangat besar pengaruhnya pada inflasi, yaitu cabai merah dan bawang merah.
Kondisi di Kebumen
Sementara itu, penyaluran BLT di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, direncanakan dilakukan pada pekan ini. Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, pemerintah pusat akan membagikan bantuan tersebut sebagai bentuk kompensasi atas kenaikan harga BBM.
”Untuk jumlah penerimanya, kita sesuaikan dengan data pusat. Yang jelas ada ratusan ribu,” kata Arif seperti dikutip dari siaran pers.
Arif mengatakan, Pemkab Kebumen juga akan memberikan bantuan yang dipotong dari dana infranstruktur. Dana yang sebelumnya dipakai untuk pembuatan jalan dan irigasi itu akan dipotong untuk penguatan ekonomi masyarakat.
Supaya penerima bantuan tidak tumpang tindih, penyaluran akan memakai data terpadu kesejahteraan sosial
Anggaran dari Pemkab Kebumen yang disiapkan untuk pemberian bantuan itu sebesar Rp 6 miliar. Jumlah itu di antaranya akan diperuntukkan bagi sektor transportasi, padat karya, pembukaan lapangan kerja, dan operasi pasar.
Bantuan dari Pemkab Kebumen itu akan dipusatkan di wilayah kantong kemiskinan ekstrem yang ada di lima kecamatan. ”Kalau bantuan daerah, kami fokuskan di wilayah kecamatan ekstrem, yakni di Sempor, Karangsambung, Karanggayam, Sadang, dan Alian. Insya Allah mulai bergerak pada Oktober, November, sampai Desember,” ucap Arif.
Arif menambakan, dalam waktu dekat pemerintah juga akan melakukan operasi pasar untuk memastikan stok kebutuhan pangan masyarakat. ”Yang naik (harganya) sekarang baru cabai dan bawang merah. Kami akan melakukan operasi pasar karena kebetulan di Kebumen sudah mulai panen raya cabai. Jadi, insya Allah bisa terkendali,” ujarnya.