Kemacetan parah terjadi di saat bubarnya sesi jazz atas awan di Dieng Culture Festival 2022. Evaluasi dan penyediaan kantong parkir dan ”shuttle bus” diperlukan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·5 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Suasana panggung QRIS Jazz Atas Awan di acara Dieng Culture Festival 2022 di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari.
Festival Budaya Dieng atau Dieng Culture Festival berhasil konsisten digelar selama 13 kali sejak 2010. Pergelaran yang ditargetkan menarik 100.000 pengunjung pada 2022 ini membeludak sehingga sempat menyebabkan kemacetan parah di kawasan Dieng, terutama seusai QRIS Jazz Atas Awan dengan bintang tamu Denny Caknan. Evaluasi teknis aksesibilitas terutama penyediaan kantong parkir yang memadai dan bus ulang-alik atau shuttle bus mendesak diperlukan supaya pergelaran ini lebih ramah bagi wisatawan.
Jumat (2/9/2022) pukul 20.30, lapangan utama pergelaran jazz telah dipenuhi lautan manusia. Bagi pengunjung pemegang tiket diberi tempat di tengah lapangan yang dibingkai pagar setinggi hampir 1,5 meter. Namun, di luar pagar itu hingga ke badan jalan, ribuan manusia telah duduk berjubelan.
Beruntung Kompas bersama seorang wartawan bisa masuk menembus lautan manusia karena tidak sengaja bertemu dengan tim pembuka jalan bagi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang berjalan kaki dari Umah Dieng ke lapangan utama. Sejumlah orang berbadan kekar berteriak-teriak ”permisi, minta jalannya sebentar” sambil sesekali meniupkan peluit agar lautan manusia itu tersibak.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Suasana panggung QRIS Jazz Atas Awan di acara Dieng Culture Festival 2022 di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari.
Meski harus diteriaki olah orang-orang yang ada di luar pagar lapangan utama sekaligus terengah-engah menembus lautan manusia, akhirnya Kompas bersama sejumlah wartawan lainnya dapat tiba dengan selamat di tengah lapangan utama.
Pergelaran QRIS Jazz Atas Awan pada malam pertama itu dibuka oleh penampilan band Stars and Rabit, Saptu, serta Jagarta. Penampilan puncak Denny Caknan baru dimulai pukul 23.31 setelah penerbangan ribuan lampion ke udara. Lagu-lagu dangdut koplo, antara lain ”Ojo Dibandingke”, ”Satru”, ”Widodari”, ”Mendung Tanpo Udan”, ”Kartonyono Medot Janji”, dan ”Los Dol”, berhasil membuat panggung jazz atas awan itu bergoyang.
”Senang banget. Keren banget Dieng. The best. Lampionnya keren. Musiknya juga mantap. Bintang tamunya Denny Caknan. Semoga tahun depan bisa ke sini lagi,” tutur Lin (30), warga Banyumas.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Suasana panggung QRIS Jazz Atas Awan di acara Dieng Culture Festival 2022 di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari.
Penampilan Denny selesai Sabtu (3/9/2022) sekitar pukul 00.28. Saat itu, ribuan pengunjung pun mulai meninggalkan lapangan utama. Tidak dinyana, dengan berjalan kaki, Kompas yang turut dalam aliran puluhan ribu manusia itu harus butuh waktu sekitar 70 menit untuk menempuh jarak kurang dari 1,5 kilometer untuk kembali ke penginapan.
Rekayasa lalu lintas yang dilakukan Kepolisian Resor Banjarnegara dengan menerapkan sistem satu arah tidak berjalan mulus. Puluhan ribu pengunjung berdesakan di jalan, sepeda motor melawan arah, mobil parkir sembarangan di pinggir jalan, trotoar sebagian diokupasi pedagang, bahkan ambulans bersama tim kesehatan kesulitan untuk mengevakuasi wisatawan yang sakit atau pingsan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo menyebutkan, selama dua hari acara, total terdapat 25 pengunjung dan wisatawan yang sakit serta dievakuasi. ”Rinciannya sebanyak 18 orang mengalami hipotermia, yang lainnya ada yang sakit panas (demam), diare, jatuh terkilir, dan ada yang patah tangan karena terjatuh masuk lubang,” kata Andri.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Tim medis mengevakuasi seorang ibu yang sakit di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari, seusai pergelaran QRIS Jazz Atas Awan.
Kondisi trotoar yang berantakan dan banyaknya pedagang kaki lima di sekitarnya mengganggu perjalanan. Kendaraan roda empat pun banyak terparkir di tepi jalan meski papan larangan parkir sudah dipasang di sepanjang jalan. Apalagi jalan yang sempit mulai dari arah Kawah Sikidang hingga sekitar pertigaaan Tani Jiwo lebarnya hanya sekitar 6 meter. Pihak kepolisian tampak tidak bisa berbuat banyak menghadapi kemacetan tersebut.
Atas kondisi lalu lintas yang macet parah, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Manggala memohon maaf atas kemacetan yang terjadi lantaran jumlah pengunjung yang sangat banyak. Manggala membantah jika satu arah disebut gagal. Menurut Manggala, tidak ada yang gagal. Semua bisa teratasi dengan lancar. Sekarang, yaitu pukul 02.18, sudah lancar dan landai.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Sebuah ambulans terjebak macet macet parah di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari, seusai pergelaran QRIS Jazz Atas Awan.
Ketua Panitia DCF 2022 Alif Faozi mengakui akses masih jadi pekerjaan rumah besar penyelenggaraan acara yang digelar 2-4 September ini. ”Akses memang yang perlu kami pikirkan. Selain juga melihat kapasitas tempat, akses juga menjadi penting karena tentu kenyamanan wisatawan menjadi tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai nanti wisatawan internasional sampai komplain tentang akses yang macet, akses yang mohon maaaf berliku-liku, akses yang bergelombang. Itulah yang menjadi pekerjaan rumah,” kata Alif.
Pergelaran DCF 2022, kata Alif, ditargetkan menarik 100.000 wisatawan. Dengan puncak acara pelestarian budaya cukur rambut 15 anak berambut gimbal atau gembel, acara ini telah melibatkan sekitar 250 pelaku UMKM dan 35 kelompok seni. Sebanyak 3.500 tiket pun habis terjual untuk acara ini dan 650 rumah inap dengan kapasitas 2.000 kamar telah penuh.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno lewat akun Instagramnya menyebutkan, DCF sangat potensial untuk menjadi event kelas dunia yang hadir dari hasil inisiatif masyarakat. ”Dengan semangat kolaborasi, kita akan kelola ini dengan baik. Kualitasnya akan semakin ditingkatkan dan aspek keberlanjutannya kita perluas demi bangkitan ekonomi dan ciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru hingga 2024,” tulis Sandiaga, Minggu (4/9/2022).
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Trotoar untuk pejalan kaki diokupasi pedagang kaki lima di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022) dini hari, seusai pergelaran QRIS Jazz Atas Awan.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru, Senin (5/9/2022), menyampaikan, DCF memang acara yang ikonik sehingga menyedot atensi banyak wisatawan. Untuk itu, diperlukan kerja sama banyak pihak terutama untuk mengatasi kemacetan yang terjadi, misalnya menyediakan kantong parkir yang memadai serta layanan bus ulang alik gratis bagi wisatawan.
”Kalau dari awal misalnya simulasi mengarah pada potensi kemacetan yang disebabkan oleh titik-titik parkir yang ada di bahu jalan, mestinya bisa dipikirkan kantong parkirnya itu. Berarti simulasinya tidak komprehensif,” kata Chusmeru.
Menurut Chusmeru, penyelenggara DCF bisa belajar dari pengalaman pengelolaan wisata di Kuta, Bali. ”Kalau di Kuta itu menjelang tahun baru itu diberlakukan shuttle bus sehingga kalau masuk ke wilayah Kuta itu dulu macetnya total, sekarang sudah bisa teratasi karena mobil pribadi saat perayaan tahun baru tidak bisa masuk ke wilayah pantai,” ujarnya.
Kolaborasi banyak pihak dinantikan bagi pergelaran DCF yang lebih manusiawi di kemudian hari.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Seorang anak digendong ibunya sebelum pencukuran rambut gimbal atau gembel di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022).