Ratusan Mahasiswa Balikpapan Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM
Mahasiswa di Kota Balikpapan, Kaltim, berunjuk rasa menolak kebijakan naiknya harga bahan bakar minyak. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah mengawasi penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Ratusan mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Kota Minyak, Senin (5/9/2022), berunjuk rasa di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Mereka menolak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak yang baru saja diputuskan pemerintah. Selain itu, para mahasiswa juga menuntut pemerintah mengawasi penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat.
Para mahasiswa berorasi di depan Kantor DPRD Kota Balikpapan dan Kantor Wali Kota Balikpapan sejak pukul 15.30 Wita. Selain menolak kenaikan harga BBM, mereka juga mendorong adanya payung hukum yang jelas terhadap penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat. Sebab, BBM bersubsidi masih kerap digunakan oleh kendaraan mewah dan untuk kebutuhan industri.
”Kami juga menuntut pemerintah memberantas mafia migas. Selain itu, kami juga mendesak Presiden RI agar menjaga stabilitas harga bahan pokok,” ujar Koordinator Lapangan Aliansi Kota Minyak, Hijir Ismail.
Dalam aksinya, para mahasiswa menyampaikan aspirasi mereka kepada Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud serta Ketua DPRD Kota Balikpapan Abdulloh. Mahasiswa meminta keduanya menandatangani petisi dan tuntutan yang mahasiswa buat, tetapi keduanya tak bersedia.
”Aspirasi sore ini kita sepakat akan menyampaikan kepada pemerintah pusat. Kami bersama DPRD mengawal aspirasi sampai ke pemerintah pusat,” ujar Rahmad Mas’ud.
Di antara kerumunan mahasiswa, turut serta seorang ibu, yakni Nana (33). Ia menghampiri demonstrasi mahasiswa saat melintas di Kantor Wali Kota Balikpapan. Melihat demonstrasi, ia juga turut berteriak lantaran usahanya baru bangkit di saat pandemi, tapi kini dihantam oleh kenaikan harga BBM.
Selain menolak kenaikan harga BBM, mereka juga mendorong adanya payung hukum yang jelas terhadap penggunaan BBM bersubsidi di masyarakat.
Nana yang sehari-hari berjualan cotto Makassar kebingungan menentukan harga. Sebab, sejumlah harga bahan pokok sudah naik di pasaran. Selain itu, ia juga sulit mendapatkan elpiji 3 kilogram.
”Elpiji 3 kilogram langka. Di warung-warung susah. Harganya biasanya Rp 21.000, sekalinya ada harganya Rp 35.000,” kata Nana yang juga sempat ikut berorasi.
Seperti diketahui, pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi. Selain karena gejolak harga minyak dunia, pemberian subsidi BBM yang tidak tepat sasaran juga menjadi pertimbangan kebijakan ini. Pemerintah mengalihkan sebagian subsidi BBM untuk membantu masyarakat kurang mampu (Kompas, 4/9/2022).
Kenaikan harga ditetapkan untuk BBM bersubsidi, antara lain pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter serta solar bersubsidi yang semula Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter. Pemerintah juga mengumumkan kenaikan harga pertamax dari Rp 12.500 per liter jadi Rp 14.500 per liter.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (3/9/2022), Presiden Joko Widodo menjelaskan, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 meningkat tiga kali lipat, yakni dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun dan diperkirakan terus meningkat.
Di sisi lain, 70 persen lebih subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu. Sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan langsung tunai(BLT) BBM sebesar Rp 12,4 triliun.
”Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian,” ujarnya.