Digitalisasi dan Keuangan Syariah, Dua Kawan Baik untuk Semua
Ekonomi syariah dan digitalisasi punya jalan yang hampir serupa. Keberadaannya mencoba merespons zaman yang terus berkembang pesat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·6 menit baca
CORNELIUS HELMY
Pengunjung mencoba perangkat virtual reality milik Agate, perusahaan pengembang digital, dalam Digital and Sharia Economic Festival (Digisef) yang diinisiasi Bank Indonesia Jawa Barat di Cihampelas Walk, Bandung, Sabtu (3/9/2022). Perkembangan teknologi digital diharapkan semakin memudahkan beragam aktivitas manusia di kemudian hari.
Ekonomi syariah bukan lagi bicara tentang masa lalu. Bersama digitalisasi, keberadaannya berpeluang menjadi teman semua elemen kehidupan menatap masa depan lebih baik.
Kehadiran Kaabaverse dalam acara Digital and Sharia Economic Festival (Digisef) yang diinisiasi Bank Indonesia Jawa Barat di Cihampelas Walk, Bandung, 2-4 September 2022, membuat penasaran. Lewat kecanggihan digital, platform yang fokus pada pengembangan gaya hidup halal ini menawarkan kemudahan yang mungkin tidak terbayang sebelumnya. Dari sana, umat Muslim dibantu beribadah, mulai dakwah hingga simulasi haji.
Lewat peranti virtual reality (VR), serupa kacamata khusus, pengalaman manasik haji, misalnya, terasa nyata. Cukup menggerakan kursor dalam genggaman, visual Ka’bah tersaji di depan mata. Dari sana, seseorang dapat menjelajahi tanah suci Mekkah secara virtual.
”Platform ini dibangun 2017 saat diminta membuat konten khusus religi oleh mitra kerja. Hal itu menginspirasi kami. Kenapa enggak, kerja sambil ibadah. Kami memulainya dengan manasik haji virtual,” ujar Gerryadi Agusta, Founder dan CEO Kaabaverse, di sela-sela acara Digisef, Sabtu (3/9/2022).
Ibadah haji menjadi salah satu rukun Islam. Banyak Muslim rela menabung puluhan tahun demi berangkat ke Tanah Suci. Namun, belum semua umat Islam mendapatkan kesempatan itu.
Kaabaverse, Gerry, sapaannya, mengatakan tidak hendak mengganti jalannya ibadah. Mereka coba menawarkan pengalaman manasik haji via virtual.
”Dari pengalaman pribadi saat mau umrah, penyampaian manasik enggak berubah, dari zaman saya mau TK (taman kanak-kanak) sampai mau umrah,” ujarnya.
Peragaan haji kerap dilakukan di tempat lapang dengan miniatur Ka’bah. Bising kendaraan juga terdengar. Padahal, kemajuan teknologi digital terus berlari.
Gerry pun mengajak perusahaan perjalanan haji dan umrah berkolaborasi. Travel tidak perlu lagi membuat replika Kabah dan lainnya, cukup satu ruangan yang dilengkapi peranti VR.
”Ada lima travel besar di Bandung yang sempat kerja sama untuk manasik haji. Mereka banyak memberi masukan untuk konten kami,” ujar warga Bandung ini.
Dengan VR, pengguna seakan melakukan ibadah haji hanya dalam 30 menit. Tata letak Masjidil Haram dan Ka’bah dalam rupa tiga dimensi juga memberikan pengalaman tersendiri.
”Ada yang nangis dekatin Hajar Aswat (tempat bernilai spiritual bagi jemaah haji),” ujarnya.
Sejauh ini, tanggapan dunia internasional juga positif. Prototipe Kaabaverse meraih penghargaan internasional dari Global Islamic Economy Summit (GIES) dan Islamic Creative Economy Competition (ICEC) 2018. Kaabaverse didapuk menjadi salah satu duta ICEC. Platform itu, katanya, sudah digunakan sekitar 3.000 orang.
Pengunjung mencoba gim di sela-sela acara Digital and Sharia Economic Festival (Digisef) di Cihampelas Walk, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (3/9/2022). Kegiatan yang digelar Bank Indonesia Jabar itu berisi diskusi terkait ekonomi syariah dan ketahanan pangan; pameran produk usaha mikro kecil menengah dan pesantren, pameran gim, hingga fashion walk.
Belakangan, Kaabaverse berinovasi lewat pendidikan Al Quran bagi anak-anak dengan gim serta animasi via Storeel. Aplikasi tentang mengaji dan pendidikan Islam itu baru berumur kurang dari sebulan.
Meski begitu, aplikasi ini sudah diunduh lebih 100 kali. Pihaknya bahkan bekerja sama dengan konsultan khusus pendidikan Agama Islam.
Ke depan, layanan manasik haji virtual, pendidikan Al Quran, hingga dakwah rencananya bakal dimasukan dalam satu platform Kaabaverse di tahun 2023. Pengembangan membangun metaverse, sebuah ekosistem virtual dengan menanamkan beragam teknologi, termasuk VR, bakal dipersiapkan di dalamnya.
”Kami hendak membangun metaverse yang di dalamnya ada gaya hidup halal. Kami yang pertama membuat ini (di Indonesia),” ujarnya.
Gerry optimistis, platformnya bakal berkembang. Potensinya antara lain penduduk Muslim terbesar di dunia, lebih dari 220 juta orang, yang berada di Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang Muslim di dunia berangkat haji. ”Insya Allah (Kaabaverse berkembang). Sudah ada perusahaan yang mau berinvestasi,” ujarnya.
Peluang "metaverse"
KOMPAS/DIDIE SRI WIDIANTO
Didie SW
Asa masuk ke dalam metaverse ini tidak hanya dimiliki Kaabaverse. Digital Happines, sebuah perusahaan gim asal Tanah Air, juga memiliki keinginan serupa.
Digital Happines selama ini dikenal sebagai produsen gim bertema horor, salah satunya ”Dreadout”. Gim yang diluncurkan tahun 2014 ini menyedot jutaan pasang mata. Hingga 2022, gim yang tersedia di Steam, sebuah penyedia layanan gim daring ternama, telah diunduh sekitar 1 juta kopi.
Community Manager Digital Happiness Andre Agam mengatakan, tidak sabar menjawab tantangan para penggemar game untuk melompat lebih jauh, mulai dari penggunaan VR hingga opsi bermain bersama (multiplayer), hingga menjelajahi metaverse.
”Nanti akan kami lihat karena metaverse masih baru. Mungkin saja bisa mengarah ke sana. Sekarang fokus untuk multiplayer dulu. Gim berjudul ’DreadHaunt’ harapannya diluncurkan awal tahun 2023,” ujarnya.
Lebih dari itu semua, dia menyebut, inovasi itu berpotensi membuat Indonesia lebih ternama. Dia mencontohkan, beragam jenis kearifan lokal tetap menjadi andalan.
”Puluhan dedemit Tanah Air pasti bakal mengagetkan jantung lebih banyak orang di dunia,” katanya.
Bisnis digital
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Sistem pembayaran nontunai diterapkan untuk membeli produk agrobisnis dari sejumlah pondok pesantren dalam Digital and Sharia Economic Festival di Cihampelas Walk, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/9/2022).
Interaksi digital yang semakin berkembang ini diamini CEO NoLimit Aqsath Rasyid. Perusahaan penyedia jasa analisis media daring berbasis data ini menyadari kebiasaan masyarakat yang mulai akrab dengan digital, termasuk dalam berbisnis.
Aqsath menyebut, dalam setiap menitnya, ada banyak aktivitas dalam dunia maya. Transaksi penjualan daring secara global bisa menyentuh 1,1 juta dollar AS.
Di Indonesia, internet sudah menjangkau lebih dari separuh penduduknya. Berdasarkan rilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tentang Profil Internet Indonesia 2022, penetrasi internet mencapai 77 persen. Dari sekitar 272 juta warga Indonesia, 210 juta di antaranya telah mengakses internet.
Menurut Aqsath, kebutuhan internet yang semakin tinggi ini terjadi saat pandemi Covid-19. Pembatasan mobilitas warga membuat mereka terpaksa berinteraksi tanpa bertatap muka.
”Semua beradaptasi menggunakan akses digital. Ini menjadi gaya hidup baru, bahkan mengubah ekonomi kita. Karena itu, peluang akan tetap ada dan setara selama bisa mengaksesnya,” ujar Aqsath.
Peluang ini yang tidak disia-siakan Habibi Garden, perusahaan penyedia jasa teknologi digital agrobisnis. Mereka menawarkan teknologi pengaturan pemberian pupuk, air, hingga informasi terkait kondisi lingkungan, seperti temperatur tanah dan udara.
Menurut CEO Habibi Garden Irsan Rajamin, pihaknya sudah menggaet lebih dari 600 petani di Indonesia untuk menggunakan digitalisasi sebagai teman pertanian yang presisi.
”Pertanian efektif dan efisien ini memberikan lompatan produktivitas. Semuanya menjadi peluang petani untuk meningkatkan derajat hidup, terutama saat mencari akses permodalan,” katanya.
Irsan menyebut, telah membantu akses modal kepada 25-30 petani pengguna teknologi Habibi Garden. Kualifikasinya dilihat dari konsistensi produksi, mulai dari kualitas hingga kuantitas.
Keberlanjutan
KOMPAS/CORNELIUS HELMY
Pengunjung memilih beragam produk pangan yang dipamerkan dalam Digital and Sharia Economic Festival (Digisef) di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (3/9/2022). Produk yang ditampilkan dalam pameran itu milik mitra binaan Bank Indonesia Jabar yang berasal dari sejumlah daerah.
Bukan tanpa alasan, Irsan mengatakan, hal ini dilakukan agar rantai pasok tetap berjalan stabil. Apalagi, klien yang akan dipasok merupakan pasar daring dengan kualitas setara supermarket.
”Jika kami melihat lahan itu produktif dan mereka ingin mengembangkannya, kami akan bantu mencari akses modal,” ujar Irsan.
Bantuan modal ini berasal dari pembiayaan perbankan dan jasa keuangan. Bahkan, petani bisa memilih antara jasa keuangan konvensional dan syariah.
Irsan mengatakan, tidak sedikit petani yang mengakses syariah. Mereka suka dengan akad bagi hasil yang tidak memberatkan.
”Kami memberikan berbagai pilihan kepada petani. Enaknya di syariah, kalau petani belum untung, peminjam tetap mempertimbangkan (pinjaman),” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan, ekonomi syariah dan digitalisasi berpeluang besar memberikan kesempatan dan manfaat sama bagi semua elemen kehidupan. Dengan begitu, ketahanan pangan hingga kelestarian alam bisa terus terjaga.
”Saat geliat ekonomi dijalankan berkelanjutan, lewat kemudahan beraktivitas hingga penghematan energi dan sumber daya alam, manusia bisa tetap sejahtera tanpa melupakan kualitas lingkungannya di sekitarnya,” katanya.
Dengan perkembangan teknologi, semua pihak diajak berlari menuju masa depan. Saat didukung model ekonomi ideal, termasuk di dalamnya ekonomi syariah, jejaring yang terangkai dalam dunia digital diyakini bakal membawa rahmat untuk semua.