Uni Eropa Jajaki Investasi Energi Terbarukan di Kaltim
Uni Eropa menjajaki investasi di bidang energi terbarukan di Kalimantan Timur.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Uni Eropa menjajaki investasi di bidang energi terbarukan di Kalimantan Timur. Meski belum ada nota kesepahaman, mereka siap bekerja sama di bidang transisi energi mengingat perekonomian Kalimantan Timur saat ini ditopang oleh sektor pertambangan serta minyak dan gas bumi.
Menteri Energi Uni Eropa H E Kadri Simson mengatakan, Indonesia menjadi salah satu target untuk diajak bekerja sama dalam bidang transisi energi menuju energi bersih dan berkeadilan. Sebab, itu menjadi salah satu komitmen Indonesia sebagai Presiden G20.
Provinsi Kaltim dipilih untuk penjajakan, salah satunya, karena bakal menjadi lokasi ibu kota baru. Selain itu, Kaltim juga menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang perekonomiannya bergantung pada industri ekstraktif, salah satunya tambang batubara.
”Uni Eropa butuh partner untuk bekerja sama. Kami bisa membagi ilmu, teknologi, dan bantuan finansial,” ujar Simson seusai pertemuan dengan Pemprov Kaltim di Kota Balikpapan, Minggu (4/9/2022).
Uni Eropa memiliki paket kebijakan yang disebut Fit for 55. Kebijakan itu bergerak untuk mencapai transmisi energi di semua sektor ekonomi, termasuk industri, bangunan, dan transportasi. Mereka memiliki target karbon netral di 2050. Sekalipun itu tercapai, itu hanya berkontribusi sekitar 9 persen di dunia.
”Untuk itu kita butuh mitra yang punya visi sama, salah satunya Indonesia. Sebelumnya, di Afrika Selatan, kami sudah mengeluarkan miliaran dollar AS untuk program transisi energi," kata Simson.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kaltim Munawwar mengatakan, pertemuan pertama ini masih akan berlanjut ke pertemuan-pertemuan selanjutnya. Ia mengatakan, banyak potensi yang bisa dilakukan dengan kerja sama antara Pemprov Kaltim dan Uni Eropa. Hulu Sungai Mahakam bisa dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga Air.
Sampai 2021 kita baru mencapai 6,5 persen menggunakan energi terbarukan di semua sektor.
Dalam diskusi awal ini, mereka membahas urgensi berbagi ilmu dan pengembangan sumber daya manusia di Kaltim untuk belajar mengenai transisi energi ke energi terbarukan. Sebab, Kaltim masih memiliki banyak kekurangan dalam mencapai target menggunakan energi terbarukan.
”Sampai 2021 kita baru mencapai 6,5 persen menggunakan energi terbarukan di semua sektor. Target kita di 2025 lebih dari 12 persen. Sebab, kita masih ketergantungan dengan energi fosil sehingga energi terbarukan kita masih jauh,” ujar Munawwar.
Kecamatan Sepaku di Penajam Paser Utara, Kaltim, menjadi titik mula pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan konsep forest city. Itu juga mendorong Kaltim untuk beranjak dari ketergantungan energi fosil, termasuk di sektor ekonominya, yakni pertambangan batubara.
Terkait hal itu, Uni Eropa membuka peluang kerja sama sekaligus membagi pengalaman mereka dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Mereka akan melakukan pertemuan dengan para pengusaha, lembaga swadaya masyarakat, dan pihak terkait lain di Kaltim untuk penjajakan sebelum benar-benar berinvestasi.
”Energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan efisiensi energi adalah area untuk investasi yang produktif dan berkelanjutan. Dan ini waktu yang tepat, apalagi adanya rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur,” ujar Simson.