Antisipasi Kelangkaan Pasokan BBM dan Elpiji, Jatim Awasi Distribusi
Jatim antisipasi kelangkaan pasokan BBM bersubsidi dan elpiji 3 kilogram di tengah wacana kenaikan harga yang digulirkan pemerintah pusat. Distribusi diawasi secara ketat untuk menjamin kelancaran pasokan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengantisipasi kelangkaan pasokan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi dan elpiji di tengah wacana kenaikan harga yang digulirkan oleh pemerintah pusat. Distribusi diawasi secara ketat untuk menjamin kelancaran pasokan barang di masyarakat.
Upaya antisipasi dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan menggelar rapat koordinasi pengamanan stok dan distribusi BBM serta elpiji bersama Forkopimda Jatim dan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus di Gedung Negara Grahadi, Kamis (1/9/2022).
Khofifah memastikan stok BBM dan elpiji tabung 3 kg di wilayahnya dalam kondisi cukup dan aman. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak panik atau membeli secara berlebihan. Kondisi stok barang rata-rata cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 10 hari hingga 40 hari.
”Artinya apabila ada gangguan distribusi, stok BBM masih bisa bertahan sampai 30 hari ke depan. Aparat Kepolisian maupun TNI juga telah menjamin distribusi BBM dan subsidi ini dijaga keamanannya sehingga tersalurkan dengan lancar,” ujar Khofifah.
Berdasarkan data Pertamina Niaga Jatim, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus), penggunaan atau konsumsi BBM subsidi jenis pertalite tertinggi terjadi di Kota Pasuruan. Realisasi penjualannya telah mencapai 147 persen dari kuota yang ditetapkan. Adapun konsumsi solar bersubsidi tertinggi terjadi di Kota Malang dengan realisasi penjualan mencapai 129 persen dari alokasi.
Sementara itu, penggunaan atau konsumsi elpiji tabung 3 kg tertinggi terjadi di Kabupaten Pacitan. Realisasi penjualannya telah mencapai 108 persen dari kuota yang ditetapkan.
Mantan Menteri Sosial ini juga meminta seluruh kepala daerah, yakni bupati dan wali kota, di wilayahnya ikut mengawal distribusi BBM di kabupaten/kota masing-masing. Selain itu, mereka juga harus memperhatikan stok BBM untuk para nelayan dan kebutuhan pengoperasian alat dan mesin pertanian bagi para petani.
Hal itu dinilai penting agar nelayan dan petani bisa bekerja secara maksimal sehingga produksi pangan nasional tetap terjaga. Jatim merupakan lumbung pangan terbesar nasional dengan produksi padi tertinggi pada 2020 dan 2021. Produksi pangan inilah yang dijaga karena dunia tengah menghadapi krisis pangan global.
”Produktivitas petani dan nelayan harus terus terjaga. Nilai tukar nelayan (NTN) dan nilai tukar petani (NTP) harus tetap baik. Oleh karena itulah, sekali lagi, BBM untuk mengoperasikan alat dan mesin pertanian dan solar untuk nelayan mohon dijaga suplainya dengan baik,” tegas Khofifah.
General Manager Pertamina Niaga Jatimbalinus Deny Djukardi mengatakan, pihaknya telah menetapkan sejumlah langkah untuk menghadapi wacana kenaikan harga BBM. Salah satunya, berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait serta aparat penegak hukum.
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus juga telah menginstruksikan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) untuk melakukan penyaluran secara normal dan menjaga agar penyaluran BBM benar-benar tepat sasaran. Selain itu, melakukan build up stock di terminal BBM atau LPG dan SPBU untuk mencegah terjadinya kekosongan pasokan akibat beli panik atau panic buying dari masyarakat.
”Kami juga melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi secara rutin bersama tim dari pemerintah daerah. Selain itu, menyiagakan mobil tangki dan awak mobil tangki untuk menghadapi lonjakan permintaan dari SPBU,” kata Deny.
Pertamina siap menggelar operasi pasar elpiji 3 kg jika diperlukan sesuai dengan hasil koordinasi dengan pemda setempat. Distribusi juga terus dipantau agar berjalan lancar bahkan pengiriman pasokan untuk selanjutnya sudah terencana dengan baik. ”Sehingga dapat disampaikan untuk kebutuhan BBM atau cadangan yang ada, di kami dalam posisi yang aman. Harapannya penting bagi masyarakat tidak perlu melakukan pembelian secara berlebihan,” ucap Deny.
Harapannya penting bagi masyarakat tidak perlu melakukan pembelian secara berlebihan. (Deny Djukardi)
Jumlah SPBU di Jatim sebanyak 965 unit, stasiun pengisian bahan bakar untuk nelayan (SPBN) sebanyak 30 unit, stasiun pengisian bahan gas (SPBG) sebanyak 6 unit, penyalur elpiji nonsubsidi (AMT NPSO) sebanyak 13 unit, dan penyalur BBM skala kecil atau Pertashop sebanyak 638 unit. Jumlat outlet pertalite di SPBU sebanyak 1.008 unit yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim. Adapun jumlah gerai solar di SPBU sebanyak 848 unit.
Untuk penjualan ritel elpiji, terdapat SPPBE PSO sebanyak 109 unit, SPPBE non-PSO sebanyak 15 unit, agen PSO sebanyak 769, dan agen non-PSO sebanyak 70.
Secara terpisah, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta mengatakan, pihaknya telah memperhatikan perkembangan isu kenaikan BBM, termasuk informasi yang berkembang di media sosial. Polisi telah memetakan potensi kerawanan secara umum seperti antrean pembelian BBM di SPBU, potensi terjadinya unjuk rasa, hingga upaya menyelewengkan BBM seperti penimbunan.
”Kami telah melaksanakan deteksi dini dan aksi untuk mengantisipasi kerawanan yang akan timbul. Melaksanakan pengawasan penyaluran BBM, melakukan pengamanan atau penjagaan secara terbuka maupun tertutup, aktif berkoordinasi dengan pihak SPBU maupun Pertamina, serta melaksanakan patroli di SPBU maupun kantor terkait,” ucap Nico.