Kirab Tandu Gelorakan Kembali Semangat Juang Jenderal Soedirman
Sebanyak 300 tandu diarak dari Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman di Kecamatan Rembang ke Purbalingga. Kirab diharapkan dapat menggelorakan lagi semangat juang Jenderal Soedirman.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
Kebangsaan
PURBALINGGA, KOMPAS — Sebanyak 300 tandu dikirab atau diarak oleh 5.202 orang dari Monumen Tempat Lahir Panglima Besar Jenderal Soedirman di Kecamatan Rembang, Purbalingga, menuju Alun-alun Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022). Kirab digelar untuk menggelorakan kembali semangat juang Jenderal Soedirman yang meski dalam keadaan sakit tetap pantang menyerah memimpin perang gerilya dengan ditandu.
”Semangat patriotisme pejuang kemerdekaan harus tetap kita tumbuhkan dalam generasi sekarang ini dengan selalu mengingat jasa-jasa para pahlawan, terutama semangat perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman,” kata Komandan Kodim 0702/Purbalingga Letnan Kolonel Infanteri Dipo Sabungan Lumban Gaol dalam upacara pelepasan peserta kirab, Rabu.
Dipo mengatakan, semangat dari Panglima Besar Jenderal Soedirman tecermin pula lewat gotong royong para pejuang serta masyarakat untuk merebut kemerdekaan. ”Semangat perjuangan untuk saling bergotong royong, saling menjaga, dan saling membantu, dan bertenggang rasa harus tetap dijaga dan dirawat sehingga tujuan untuk membentuk Purbalingga yang maju, nyaman, aman, tenteram sejahtera dapat dengan mudah dicapai bersama,” katanya.
Kirab 300 tandu itu dimulai sekitar pukul 09.30 dari Desa Bantarbarang, menempuh jarak sekitar 23 kilometer ke pusat kota. Jarak tersebut dilalui dengan empat etape, masing-masing berjarak 5-6 kilometer.
Untuk anak muda, jangan sampai kendor semangatnya, contohlah Bapak Jenderal Soedirman. Anak muda sebagai penerus kemerdekaan terus maju, pantang mundur. (Khaerudin)
Etape pertama bermula dari Bantarbarang hingga Desa Bedagas. Selanjutnya etape kedua dari Bedagas ke Desa Sinduraja. Etape ketiga dari Desa Sinduraja menuju Koramil Kaligondang. Etape keempat dari Koramil Kaligondang menuju ke Alun-alun Purbalingga.
Tandu yang dibuat dari bambu serta kayu disiapkan oleh setiap desa serta instansi pemerintahan se-Purbalingga. Setiap tandu digotong oleh empat orang dengan berjalan kaki.
”Kita sebagai penerus bangsa, kan, tinggal menikmati hasil perjuangan para pahlawan. Jadi kita harus semangat. Untuk anak muda, jangan sampai kendor semangatnya, contohlah Bapak Jenderal Soedirman. Anak muda sebagai penerus kemerdekaan terus maju, pantang mundur,” kata Khaerudin (63), peserta kirab dari Desa Losari, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kemeriahan kirab tampak di sepanjang jalan. Anak-anak sekolah dari TK hingga SMA menanti di tepi jalan sambil mengibarkan bendera Merah Putih. Kemacetan di titik-titik tertentu terjadi lantaran jalan yang sempit serta kontur menanjak-menurun.
”Senang lihat kirab Jenderal Soedirman karena ramai,” kata Fadil (11), siswa kelas V dari SD N 2 Tanalum yang menyaksikan kirab bersama teman-temannya.
Seperti diketahui, Soedirman lahir pada 24 Januari 1916 di Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga. Jenderal Soedirman pada 1944-1945 mengikuti pendidikan daidanco (komandan batalyon) tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor, kemudian menjadi daidanco di Kroya, Cilacap. Pada 12-15 Desember 1945, Kolonel Soedirman memimpin Tentara Keamanan Rakyat memukul mundur pasukan Sekutu di Ambarawa. Pada 18 Desember 1945, Kolonel Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia dengan pangkat jenderal oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta (Kompas.id, 4/2/2020).