Kapal Kandas di Talaud, Sedikitnya 200 Penumpang Dievakuasi
Lebih dari 200 penumpang kapal motor tujuan Lirung, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dievakuasi dalam keadaan selamat setelah kapal mereka kandas di sebuah pantai, sekitar 3 mil laut dari tujuan akhir.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Lebih dari 200 penumpang kapal motor tujuan Lirung, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dievakuasi dalam keadaan selamat setelah kapal mereka kandas di sebuah pantai, sekitar 3 mil laut dari tujuan akhir, Selasa (23/8/2022). Penyebab kecelakaan masih ditelusuri.
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 04.45 Wita. Saat itu, Kapal Motor (KM) Glory Mary yang mengisi rute Manado-Kepulauan Talaud dengan pemberhentian di Lirung (Pulau Salibabu) dan Melonguane serta Beo (Pulau Karakelang) akan merapat ke Salibabu untuk sandar di Pelabuhan Lirung.
Akan tetapi, tiba-tiba kapal justru menabrak daratan dan kandas di pesisir Tanjung Saliran, Kecamatan Moronge. Pantai tersebut terletak di Pulau Salibabu, sekitar 3 mil laut atau 15 menit pelayaran dari Pelabuhan Lirung.
Laporan resmi Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Manado menyebutkan, kapal berbobot 956 gros ton milik PT Pelayaran Trisetya Bahari itu dinakhodai Alprens Harimisa dan diawaki 17 kadet. Berdasarkan data SAR, kapal itu mengangkut 204 penumpang. Sementara pernyataan resmi Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal) menyebutkan ada 202 orang.
Fery Ardianto, perwakilan Humas Kantor SAR Manado, mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Pangkalan AL Melonguane serta Direktorat Polisi Air dan Udara Kepolisian Daerah Sulut untuk mengevakuasi para penumpang. Seorang penumpang yang sedang sakit juga telah mendapat pertolongan.
”Sebagian besar penumpang sudah turun ke daratan dari kapal saat petugas tiba. Evakuasi menggunakan speedboat. Penumpang yang sakit bawaan dan menderita pendarahan juga sudah dibawa ke Pelabuhan Melonguane,” ujar Fery.
Kepala Dispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono, dalam keterangan resmi tertulis, menyatakan menurunkan tim Second Fleet Quick Response(SFQR) Searider 250. Tim kesehatan juga dikerahkan dalam evakuasi tersebut.
Hingga kini, penyebab kecelakaan belum diumumkan secara resmi. Versi Kantor SAR Manado, cuaca buruk yang disebabkan hujan deras menyebabkan jarak pandang terbatas pada 50-100 meter. Pada saat yang sama, mualim 1 bernama Junimus Sirape (54) yang mengemudikan kapal sedang mengantuk. Ia gagal mencegah kapal menabrak daratan.
Sementara itu, pernyataan resmi Dispenal juga menyebutkan cuaca buruk sehingga jarak pandang sangat terbatas. ”Visualisasi terganggu karena hujan dan kabut,” kata Julius.
Di sisi lain, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado R Sadeli mengatakan, kapal diizinkan berangkat pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 17.00 karena cuaca sedang bagus dan diprediksi tetap bagus. Kapal juga dinyatakan laik jalan. Namun, kecelakaan justru terjadi hanya 15 menit sebelum tiba di tujuan.
”Itu, kan, tinggal 3-4 mil laut saja dari Lirung. Kenapa sampai begitu? Saat itu, kan, mualim 1 yang sedang bertugas. Kalau ini terbukti human error (kesalahan manusia), bisa-bisa dikenai sanksi, bisa off (diturunkan) dari kapal karena membahayakan penumpang,” ujar Sadeli.
Menurut Sadeli, mualim yang bertugas saat kecelakaan terjadi sedang diperiksa oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas III Melonguane. Pengelola kapal juga telah dipanggil untuk dimintai keterangan. ”Nanti sampai di Manado, operator kapal juga akan kami mintai keterangan,” ujarnya.
Sementara itu, Johan Tatumpe, pemilik perusahaan operator KM Glory Mary, mengatakan para anak buah kapal masih diperiksa. ”Ini baru pertama kali terjadi. Kru mesti diberikan petunjuk yang lebih baik agar mereka lebih hati-hati di masa depan,” ujarnya.
Hingga kini, evakuasi kapal juga masih berlanjut. Kapal akan ditarik dengan Kapal TB (Tugboat) Mahameru dari Pelabuhan Mangaran di Pulau Kabaruan saat laut sudah pasang.